Semua Bab Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan: Bab 91 - Bab 100
115 Bab
Bab 91
Rasa penasaran Prince kini terobati setelah tahu dokter mana yang dipanggil oleh istrinya. Jika tidak salah, namanya Taha? Atah? Atau siapalah ia mendadak lupa dengan siapa nama dokter itu."Hello suamiku, kenapa wajahmu kusut sekali?" tanya Niana dengan wajah sumringah. Tangan wanita itu sendiri sudah diinfus sesuai keinginannya.Hati Prince yang sebelumnya gundah kini berganti bingung melihat Niana berwajah ceria. Sama sekali tidak menunjukkan jika wanita itu tengah sakit atau ada keluhan lain yang membuat dirinya diinfus.Prince duduk di samping istrinya, ia spontan mengulurkan tangan dan memeriksa suhu tubuh sang istri secara manual. Normal."Istrimu tidak sakit, Tuan. Mungkin hanya mengidam dan menginginkan diinfus olehku," ujar dokter Atha yang memang masih berada di hunian mewah milik Prince. Atha sendiri ditemani oleh sang istri. Bahkan tak ketinggalan, ada Ayunda juga Yuna di sana."Benarkah?" tanya Prince tak percaya. Padahal ba
Baca selengkapnya
Bab 92
Belum sempat mencapai puncak, perut Niana lebih dulu berbunyi membuat Prince bergerak lebih cepat. Ia tidak ingin anaknya kelaparan karena hasrat kedua orang tuanya.Sepasang suami istri itu akhirnya mendesah bersama ketika mencapai puncak kenikmatan yang dinanti. Sebagai penutup, Prince mengecup sayang dahi istrinya cukup lama. Barulah setelah itu ia membantu wanitanya turun dari atas meja.Yup, Niana benar-benar meminta posisi bercinta di atas meja pada suaminya. Awalnya Prince hendak menolak, namun setelah Niana memohon dan meyakinkan jika hal itu aman, maka Prince tak lagi bisa menolak. "Astaga, mejamu banjir!" seru Niana heboh ketika melihat cairan percintaan mereka ternyata meleleh mengenai meja mahal Prince. "Biarkan saja. Biarkan dia mengering dan menjadi fosil agar bisa aku abadikan sepanjang masa," balas Prince spontan membuat Niana sedikit kesal. Tak senonoh sekali mengabadikan cairan itu.Niana pun segera menghapus jejak per
Baca selengkapnya
Bab 93
Ayunda menghela napas lelah ketika melihat Prince begitu manja pada menantunya. Bahkan saat ini, pakaian kerja yang Prince kenakan sudah tampak kusut akibat terlalu sering bersentuhan dengan istrinya."Mau sampai kapan kamu menempeli Niana? Lihatlah, pakaianmu sudah tidak serapi tadi, dan sekarang sudah hampir jam delapan sedangkan kamu belum juga berangkat. Ingin libur atau bekerja?" tanya Ayunda sedikit tegas. "Bekerja tentu saja," jawab Prince sedikit malas dan segera bangkit dari duduknya. Untuk terakhir kali sebelum pergi, Prince kembali mencium candu bibir Niana di hadapan Ayunda. Wanita yang tak lagi muda itu hanya bisa menerima segala tingkah menyebalkan anaknya.Selepas kepergian sang suami, Niana merasa tubuhnya terasa jauh lebih ringan. Tubuhnya yang jauh lebih kecil dari tubuh sang suami membuatnya sedikit kualahan ketika pria itu terus lengket padanya."Kamu pasti lelah ditempeli beruang besar itu," ujar Ayunda dan beralih duduk di s
Baca selengkapnya
Bab 94
"Sayang, apakah telingamu gatal?" tanya Niana setelah sambungan teleponnya terhubung dengan baik dengan sang suami. Ia sangat berharap jika prianya mengatakan 'iya'."Gatal karena apa? Sedari tadi telingaku baik-baik saja," ujar Prince dari seberang sana.Ayunda dan Lyly yang bisa mendengar suara pria itu pun menahan tawanya mati-matian. Melihat asumsi Niana yang terpatahkan membuat dua wanita itu tak tahan ingin meledek.Niana yang kesal sekaligus malu pun segera memutus sambungan telepon itu. Wajahnya sudah terlihat sangat masam membuat Lyly dan Ayunda semakin terhibur melihatnya."Benar'kan apa kata kami? Tetanggamu itu hanya kebetulan saja," ujar Lyly bangga seraya mencolek dagu Niana menggoda. Saat itu pula sang empu sedikit melengos dengan wajah masamnya."Yayaya, mungkin saat ini aku sedang tidak beruntung sehingga tidak bisa membuktikannya pada kalian," ujar Niana yang masih kukuh jika hal itu memang bisa terjadi."Baikla
Baca selengkapnya
Bab 95
Siang harinya, Niana memaksakan diri untuk bisa datang ke kantor sang suami untuk mengantarkan makan siang. Padahal, Prince sudah memberi peringatan berkali-kali agar ia saja yang datang ke mansion, tidak perlu sebaliknya. Namun dengan alasan mengidam, Niana tentu saja bisa menginjakkan kaki di mana suaminya berada.Melihat sang majikan yang mulai kesulitan dalam berjalan, membuat Yuna sangat geli dan ingin menempatkan tubuh gemoy Niana duduk di kursi roda saja. Namun sayangnya, wanita itu menolak dengan keras dan memilih berjalan kaki sendiri. Olahraga katanya. Bahkan hanya berdiri di dalam lift saja wanita itu sudah tampak terengah.Wajah kesal Niana karena merasa lelah kini digantikan oleh wajah sumringah yang begitu manis. Lelahnya hilang begitu saja ketika mendapat sambutan hangat dari suami tercintanya."Lama sekali," gerutu Prince dan segera berlari ke arah istrinya yang berjalan begitu lambat. Tubuh besarnya segera meraup tubuh berisi Niana ke dala
Baca selengkapnya
Bab 96
Seminggu setelah sang istri melahirkan bayi tampannya, kini Jordan sudah bisa kembali bekerja seperti biasa. Setiap pulang, pria itu tak pernah absen membawakan makanan ataupun mainan untuk anaknya. Lyly sudah bosan mengingatkan suaminya itu untuk berhenti terlebih dahulu membelikan mainan bayi. Dan Jordan adalah Jordan, semaunya sendiri. Pada saat waktu pulang telah tiba dan tak lupa membawakan oleh-oleh untuk kedua manusia tercintanya, Jordan terburu-buru untuk segera sampai di huniannya itu. Bayangan tentang bayi mungilnya yang sudah dimandikan dan kini telah harum membuat ia enggan berlama-lama di luar. "Arga, Papi pulang!!!" seru Jordan ketika memasuki huniannya. Belum sempat melihat wujud sang anak, suara tangisan bayi itu terdengar lebih dulu membuat Jordan tak sabar dan segera berlari menuju kamar tempat anak san istrinya berada."Anak Papi, kenapa kamu menangis, Nak?" tanya Jordan yang sudah bersiap menimang buah cintanya. Sayangnya, gerakan Lyl
Baca selengkapnya
Bab 97
Sudah lewat satu minggu masa perkiraan lahir, namun Niana maupun Prince sama-sama tenang dan damai. Bukannya tak khawatir, namun dokter mengatakan hal tersebut adalah wajar. Perkiraan di 39 minggu, namun saat ini sudah memasuki minggu ke 40. Dan dua hari lagi adalah hari ulang tahun Prince yang ke 30. Niana dibuat pusing memikirkan hadiah apa yang cocok untuk suaminya."Apapun yang kamu berikan akan selalu membuat Prince senang. Jangan terlalu pusing, ingat kandunganmu. Belikan saja dasi atau jas baru sebagai kado, apapun itu selalu spesial jika kamu yang memberinya," ucap Ayunda memberikan masukan pada menantunya. Sudah berhari-hari wanita itu selalu dipusingkan mencari kado yang cocok. Ini akibatnya memiliki suami yang sudah punya segala, ia bingung hendak memberi apa."Apakah itu tidak terlalu sederhana, Bu? Tahun-tahun kemarin juga aku memberi dasi atau jas. Untuk tahun ini, aku benar-benar buntu ingin memberi apa pada suamiku," balas Niana dengan waj
Baca selengkapnya
Bab 98
Prince merasakan hatinya seperti tersayat sembilu mendengar rintihan kesakitan sang istri. Ia merutuki dirinya sendiri telah berani membentak wanitanya, wanita yang saat ini tengah kesakitan karena anaknya yang sedang wanita itu kandung."Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit, Sayang. Aku mohon bertahan," pinta Prince dengan suara gemetar. Pria itu memangku kepala sang istri sehingga ia bisa dengan mudah melihat betapa tersiksanya Niana saat ini. Peluh wanita itu bahkan sampai membuat basah pakaian yang tengah ia kenakan. "Maafkan aku, aku mohon beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu," pinta Prince sungguh-sungguh. Hatinya sangat kalut melihat keadaan sang istri.Kesadaran Niana semakin lama semakin menghilang, matanya terasa sangat berat untuk terbuka. Wanita itu pun akhirnya pasrah dengan takdir Tuhan yang masih mengizinkan dirinya hidup atau tidak.Teriakan Prince menggema di dalam mobil yang sedang membawa dirinya serta s
Baca selengkapnya
Bab 99
Niana tersenyum haru ketika anaknya tampak menikmati ASI yang ada pada tubuhnya. Air matanya tak sanggup ia bendung saking bahagianya melihat sang anak yang ia kandung selama 9 bulan lahir dengan selamat."Bagaimana rasanya menyusui, Nak?" tanya Ayunda pada Niana. Ia bahkan ikut terharu melihat tatapan ibu muda itu pada anaknya."Sedikit geli, namun aku menyukainya. Dia sangat menggemaskan dari jarak yang sangat dekat ini," jawab Niana tanpa mengalihkan pandangannya dari sang anak. Rasanya ia kembali merasakan jatuh cinta yang kedua kalinya. Di ruang rawat Niana saat ini sudah tak terlalu ramai seperti sebelumnya. Selain Ayunda dan Prince, semua orang memilih berada di luar sampai Niana selesai menyusui. Setelah istrinya sadar, Prince justru tak berani mendekat ke arahnya. Pria itu terlihat sangat merasa bersalah. Niana menggigit kecil bibir bawahnya tanda bingung melihat sang suami. Pria itu seperti enggan berada di dekatnya. Ia tahu
Baca selengkapnya
Bab 100
Pagi harinya, Prince bangun lebih dulu ketika mendengar rengekan sang anak. Ia segera turun dari ranjang rumah sakit Niana yang ia gunakan untuk tidur bersama untuk memeriksa sang anak."Daddy harus melakukan apa?" tanyanya bingung sekaligus panik. Meskipun tidak menangis, tetap saja rengekan Leon bisa membangunkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan Ayunda memesan satu ranjang berukuran lebih kecil dari milik Niana dan ditempatkan tak jauh dari ranjang Niana berada.Perlahan, mata sayu Niana terbuka mendengar suara yang cukup menganggu telinganya. Niana melirik ke arah sumber suara, tampak Prince sedang mengajak Leon berbicara tanpa mengangkat tubuhnya."Leon akan tetap rewel jika hanya dibiarkan seperti itu. Kamu harus menggendongnya," ujar Niana memberitahu. Prince spontan menoleh ketika mendengar suara sang istri, ia bahkan tidak sadar jika wanitanya telah bangun karena suara sang anak serta suara dirinya sendiri. Prince ragu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status