Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan의 모든 챕터: 챕터 1 - 챕터 10

115 챕터

Bab 1

Seorang gadis cantik nan seksi yang bersiap di kamar mandi sebelum memasuki ruangan sakral di mana pria pujaannya berada. Gadis itu benar-benar memastikan penampilannya secantik dan se-seksi mungkin agar pria impiannya luluh."Lihatlah, bagaimana mungkin setelah bertahun-tahun dia tidak tergoda dengan semua ini. Bahkan jika di luar aku sering digoda," ucapnya seorang diri dengan menepuk pelan dada serta bokong montoknya.Tak ingin lebih lama, ia segera keluar dari kamar mandi dan memasuki ruangan Presdir berada. Terlihat pemilik ruangan ini tengah berkutat dengan segala pekerjaan. Di saat serius seperti ini, kadar ketampanan pria pujaannya bertambah berkali-kali lipat. Ia bahkan tanpa sadar menggigit bibir bawahnya melihat menampakkan yang sangat sulit dilewatkan."Tuan, ini laporan keuangan yang Tuan minta 30 menit yang lalu," ucap gadis seksi itu dengan suara dibuat lembut dan mendayu. Sayang sekali, pria pujaannya itu tidak menoleh atau membuka suara sedikit pun. Hanya mengangguk
더 보기

Bab 2

"Maaf Tuan Jacob, anak kami sedang sakit, dia tidak bisa datang untuk menemuimu. Mungkin lain kali jika Niana sudah sembuh, kami akan kembali membawanya untuk bertemu denganmu," ujar Nina penuh rasa hormat pada Jacob yang ada di depannya.Jacob mengangguk-angguk kecil layaknya orang bodoh. Pria itu sedikit menggaruk kepalanya, mencongkel ketombe yang tak sengaja ikut masuk ke dalam sela-sela kuku tangannya."Tidak masalah, kau harus memastikan jika calon istriku baik-baik saja dan sehat selalu," ujar Jacob yang dibalas senyuman penuh hangat oleh Nina.Tak berselang lama, Nina akhirnya keluar dari rumah mewah itu, kembali menggandeng lengan suaminya untuk masuk ke dalam mobil yang sama. Keduanya kembali dengan perasaan yang sangat berbunga. Sebentar lagi, keduanya akan hidup dengan damai tanpa harus memikirkan harta serta anak satu-satunya. Toh ada Jacob yang mereka percaya untuk menjamin semuanya.Di dalam rumah mewah itu, Jacob tak henti-hentinya tersenyum senang menatap foto Niana p
더 보기

Bab 3

Niana benar-benar pergi jauh dari lingkungan rumahnya. Bahkan, ia sudah 3 kali naik bus dan keluar dari pulau tempat ia dilahirkan agar dirinya semakin menjauh dari kota kelahirannya itu.Di dalam bus, Niana hanya bisa menangis meratapi dirinya malang. Entah setelah ini, kakinya akan melangkah ke mana, sama sekali tidak memiliki tujuan. Niana turun dari bus, ia terus berjalan menyusuri trotoar. Yang ia bawa hanya uang, selebihnya, ia tidak membawa apa-apa lagi. Saking pusingnya, Niana tidak menyadari jika dirinya semakin memasuki area jalan raya. Tidak lagi di trotoar seperti sebelumnya. Banyak klakson yang berbunyi ketika Niana semakin ke tengah. Namun, gadis itu tetap tidak menyadarinya. Perlahan, Niana merasakan perutnya sakit. Dipegangnya perut itu sambil berjalan perlahan-lahan.Niana yang menyadari jika dia berjalan di jalur yang salah pun hendak kembali ke trotoar. Namun sayang, Mercedes-Benz lebih dulu menabrak dirinya sangat kuat. Niana terpental agak jauh, orang-orang ya
더 보기

Bab 4

"Dia harus dioperasi, ada penyumbatan di pembuluh darahnya," ucap Jordan pada Prince yang baru saja tiba.Terdengar hembusan napas cukup berat dari Prince. Hatinya sangat merasa bersalah. Belum lagi jika nanti ia akan dimarahi habis-habisan oleh orang tua gadis itu. Dan anehnya, sampai saat ini orang-orang yang ia suruh untuk mencari asal usul Niana belum juga memberikan hasil yang memuaskan. Entah dari mana gadis cantik ini berasal.Seorang gadis cantik berambut pirang hadir di antara dua lelaki tampan itu. Kedatangannya sontak membuat Jordan mengulas senyum bahagia. Dialah pemilik hatinya."Apakah dia belum sadar juga?" tanya-nya sambil menatap pada Jordan—kekasihnya. "Sebelumnya sudah, namun dia kembali tak sadarkan diri. Kini, dokter tengah melakukan operasi penyumbatan pembuluh darah. Doakan dia secepatnya pulih," jawab Jordan sambil mengusap kepala sang kekasih. Sontak hal itu membuat si gadis merasa sangat dicintai. Lyly—kekasih Jordan, bergantian menatap wajah sahabat kekasi
더 보기

Bab 5

Satu persatu melihat keadaan Niana langsung. Gadis itu masih setia dengan mata terpejamnya, tanpa menyadari orang-orang asing itu silih berganti untuk melihat dirinya langsung.Ayunda, matanya menatap kasihan pada Niana. Karena kelalaian Prince, gadis ini harus mendekam di rumah sakit berhari-hari. Entah apa yang akan ia ucapkan pada orang tua gadis ini."Cepat sembuh nak, maafkan kesalahan anak ibu, dia tidak sengaja melakukannya padamu," ujar Ayunda penuh kelembutan. Tak sengaja telapak tangan Ayunda menyentuh lengan Niana, ia cukup terkejut merasakan bekas luka yang cukup banyak. Dilihatnya lengan itu untuk memastikan.Ayunda semakin prihatin, ia yakin, sebelumnya kehidupan gadis ini cukup tidak baik.Jordan, Lyly, dan Prince menatap Ayunda yang masih ada di dalam sana. Tampak jika wanita itu tengah memperhatikan kedua lengan Niana."Apa yang Ibu perhatikan?" tanya Lyly, sebelumnya ia tidak pernah melihat Niana dari jarak dekat. Jadi, ia tidak tahu apa yang ada pada gadis itu."Le
더 보기

Bab 6

Prince mematung di samping Niana, sorot matanya tidak bisa lepas dari tatapan indah seorang Niana Fradella. Bola mata biru, bulu mata tebal nan lentik secara alami, serta alis yang menambah kesan sempurna di area mata Niana berhasil membuat Prince terpana.Jordan berdeham melihat sahabatnya yang terus terdiam memperhatikan gadis cantik di depannya."Kau tidak ingin berkenalan dengannya?" tanya Jordan sambil sedikit menyenggol lengan Prince menggunakan sikunya. Prince berdeham sejenak untuk mengembalikan kesadaran tubuhnya. Lalu, lengannya ber-uratnya terulur untuk mengajak gadis cantik di depannya berkenalan."Prince," ucap Prince dengan suara khas pria yang sangat gagah dan macho.Niana menelan salivanya susah payah, lalu ia menerima jabatan tangan itu."Niana," balas Niana.Bisa Prince rasakan tangan mungil Niana yang lembut, telapak tangan itu terlihat kecil jika disandingkan dengan telapak tangan miliknya. Tangan Niana hilang digenggaman Prince.Kedua alis Niana terangkat menatap
더 보기

Bab 7

"Sudah, ambil saja. Toh suatu saat nanti kau akan membayarnya. Meski pun, aku tidak yakin Prince akan ingat tentang uang ini. Black card-nya ada 3," ujar Jordan sambil sedikit berbisik di akhir kalimat.Niana membulatkan matanya menatap tak percaya pada Jordan. Pantas saja Prince tidak suka mendengar nominal uang di bawah 10 juta."Bisakah aku meminta alamat rumah atau nomor handphone Prince? Nanti jika uangnya sudah terkumpul lagi, aku ingin menghubunginya untuk membayar hutang ini," ucap Niana membuat Jordan sedikit berpikir.Awalnya, Jordan ingin memberikan nomor ponselnya pada Niana, karena privasi Prince cukup ketat. Tidak ada yang berani menyebarkan alamat rumah atau pun nomor ponsel milik pria itu ke sembarang orang.Namun, Jordan kembali berpikir, ia tidak ingin adanya salah paham dengan Lyly karena berani menyimpan nomor gadis asing lain. Dan akhirnya, Jordan menemukan keputusan yang tepat."Sayang, tolong berikan nomor ponselmu pada Niana. Nanti, Niana biar menghubungimu saj
더 보기

Bab 8

Setelah menjelaskan secara mendetail pada petugas keamanan perumahan elit ini, akhirnya Niana diizinkan untuk masuk meskipun masih diikuti oleh satu orang petugas keamanan. "Di sini rumahnya, aku akan meninggalkanmu setelah salah satu penghuninya keluar," ujar seorang pria yang bertugas sebagai petugas keamanan di area perumahan elit ini.Tak lama setelah Niana memencet bel, seorang satpam khusus yang berjaga di salah satu rumah megah itu mendatanginya. "Gadis ini mengatakan ingin melamar bekerja di sini, dia juga memiliki kartu ini sehingga bisa masuk," ujar petugas keamanan yang mengantarkan Niana.Satpam itu menilik terlebih dahulu, memastikan jika gadis yang ada di hadapannya tidak berbahaya.Setelah memastikan semuanya, akhirnya Niana bisa masuk ke area mansion yang sangat megah itu. Bahkan untuk menuju pintu utama Niana harus berjalan kaki cukup jauh. Bahkan, peluh sudah meluncur di kening mulusnya. Tak lama setelah itu, Niana di serahkan pada kepala pelayan yang sedang sibuk
더 보기

Bab 9

Pikiran Niana kembali mengingat hal seperti ini sebelumnya, namun tidak separah saat ini. Dulu ia hanya menangis histeris lantas dibantu oleh Prince, setelahnya tidak ada adegan memeluk, mencakar, dan melakukan tindak kekerasan lainnya. Sungguh, Niana merasa sangat bersalah pada Prince. Kini dirinya tengah mengobati luka kecil di lengan kekar itu. Terlihat sangat fokus dengan guratan penuh rasa bersalah."Tuan, jangan laporkan saya ke polisi, ya?"Permintaan Niana sontak membuat Prince yang sebelumnya memperhatikan kedua tangannya yang sedang diobati oleh Niana, menoleh pada gadis itu. "Saya akan ganti kemeja Tuan yang sobek, saya juga akan terus mengobati luka-luka ini sampai sembuh. Tapi saya mohon, jangan laporkan saya ke polisi, ya?" pinta Niana lagi dengan tatapan yang sangat memohon.Hati Prince jadi tidak karuan melihat tatapan polos itu."Hm, kemejaku mahal," jawab Prince dengan tatapan datarnya. Namun, siapa sangka jika hatinya seperti gemuruh melihat Niana yang sedang keta
더 보기

Bab 10

“Maaf ya, Lyly? Tadi aku harus berpamitan terlebih dahulu pada Tuan,” ujar Niana sedikit tak enak hati pada Lyly yang sudah menunggunya cukup lama.Lyly menyipitkan kedua matanya, ada hal yang cukup janggal dengan perkataan Niana.“Kenapa harus berpamitan langsung pada tuan?” tanya Lyly membuat Niana mau tidak mau menjelaskannya terlebih dahulu. Lyly memang gadis yang tergolong cerewet, jadi mau tidak mau Niana harus menjelaskannya agar Lyly tidak terus bertanya.“Oh iya, tuan juga melarangku pulang di atas jam 9 malam,” lanjut Niana membuat Lyly terperangah. Sudah banyak rencana yang ia susun untuk bisa bermain sepuasnya dengan Niana malam ini, tapi kenapa waktunya sangat terbatas.“Astaga, cukup untuk melakukan apa kalau sampai jam 9 malam saja? Aku ingin nonton, makan bakso, corndog, seafood, dan yang pastinya aku ingin menikmati angin malam di taman kota! Kenapa waktunya terbatas sekali?!” oceh Lyly membuat Niana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.“Mungkin malam ini kita hanya
더 보기
이전
123456
...
12
DMCA.com Protection Status