Share

Bab 5

Penulis: Mirah Official
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu persatu melihat keadaan Niana langsung. Gadis itu masih setia dengan mata terpejamnya, tanpa menyadari orang-orang asing itu silih berganti untuk melihat dirinya langsung.

Ayunda, matanya menatap kasihan pada Niana. Karena kelalaian Prince, gadis ini harus mendekam di rumah sakit berhari-hari. Entah apa yang akan ia ucapkan pada orang tua gadis ini.

"Cepat sembuh nak, maafkan kesalahan anak ibu, dia tidak sengaja melakukannya padamu," ujar Ayunda penuh kelembutan.

Tak sengaja telapak tangan Ayunda menyentuh lengan Niana, ia cukup terkejut merasakan bekas luka yang cukup banyak. Dilihatnya lengan itu untuk memastikan.

Ayunda semakin prihatin, ia yakin, sebelumnya kehidupan gadis ini cukup tidak baik.

Jordan, Lyly, dan Prince menatap Ayunda yang masih ada di dalam sana. Tampak jika wanita itu tengah memperhatikan kedua lengan Niana.

"Apa yang Ibu perhatikan?" tanya Lyly, sebelumnya ia tidak pernah melihat Niana dari jarak dekat. Jadi, ia tidak tahu apa yang ada pada gadis itu.

"Lengannya banyak bekas sayatan."

Lyly mau pun Jordan sama-sama tertegun. Banyak dari teman mereka mengalami hal yang sama. Dan semuanya disebabkan oleh depresi yang tak berkesudahan.

"Kasihan sekali," lirih Lyly membuat Jordan segera merangkul gadisnya.

"Untuk apa menyayat lengan?" tanya Prince, ia sama sekali tidak paham.

"Nanti kau tahu sendiri," jawab Jordan secara singkat. Hidup Prince terlalu flat, mana mungkin pria itu peka terhadap hal seperti ini.

Ayunda akhirnya keluar, wanita itu segera melepas kain hijau yang sebelumnya ia gunakan untuk menjenguk di dalam ruang ICU itu.

Kini giliran Lyly, mungkin ia akan sangat sebentar melihat Niana. Waktu jenguk sebentar lagi usai.

Kini Lyly sudah berdiri di samping Niana. Tatapannya segera tertuju pada lengan gadis itu. Benar apa yang dikatakan Prince, banyak bekas sayatan.

"Hidupmu pasti berat," ujar Lyly sambil mengusap lembut lengan Niana.

"Bangunlah, kau bisa menjadikan aku sebagai tempat berceritamu," ucapnya lagi. Semuanya sama, tidak ada balasan dari Niana. Di ruangan dingin ini hanya terdengar suara mesin penyambung hidup.

Tak berapa lama, waktu kunjungan telah usai. Seorang perawat mendatangi mereka untuk mengingatkan jika waktunya telah habis, bisa mereka lakukan di esok hari pada jam yang berbeda.

***

Jendra, pria itu dibuat gila oleh anaknya sendiri. Perusahaannya benar-benar bangkrut, Nina meninggalkannya entah ke mana. Dan anak sialan itulah yang membuatnya sampai seperti ini.

Jacob tidak terima jika ia gagal menikah, padahal, persiapan pernikahan yang mewah sudah ia siapkan sedemikian rupa. Namun, Niana justru kabur darinya. Sampai detik ini pun, mereka tidak mengetahui di mana Niana berada.

Dan mau tidak mau Jendra menjadi pelampiasan Jacob, pria itu mengambil seluruh harta Jendra sebagai bentuk ganti rugi juga tuntutan karena nama baiknya tercemar. Ia gagal menikah.

"Awas kau Niana, aku tidak akan melepaskanmu untuk yang ke dua kalinya," ucap Jendra dengan nada penuh dendam pada anaknya sendiri. Jeruji besi menjadi tempat tinggalnya sekarang, entah sampai kapan dirinya di sini.

***

1 minggu telah berlalu, Ayunda sudah kembali ke Canada untuk kembali pada suaminya. Pria itu melarang istrinya untuk pergi terlalu lama.

Prince kembali sendiri, padahal, ia masih merindukan sang ibu.

"Jordan, aku tidak bisa menjenguknya hari ini, aku minta tolong padamu untuk menjenguknya sekarang," titah Prince pada Jordan, sekretaris sekaligus sahabat dekatnya.

"Baiklah, setelah selesai memeriksa proposal ini aku akan pergi," jawab Jordan yang diangguki oleh Prince.

Tak sampai memakan waktu yang lama, Prince segera keluar dari gedung pencakar langit itu untuk segera menuju rumah sakit Niana berada. Semoga saja, keadaan gadis itu sudah membaik dari sebelumnya.

Sesampainya di ruangan Niana, di sana beberapa suster baru saja selesai memeriksa keadaan Niana.

"Ada apa, Sus? Apakah gadis ini sudah mulai sadar?" tanya Jordan sambil menatap ke dua suster itu.

"Sebelumnya beliau sudah sadar, Tuan, hanya saja sekarang beliau kembali tak sadarkan diri. Mungkin beberapa saat lagi beliau akan kembali sadar," jawab suster itu membuat Jordan tersenyum kecil.

"Baiklah, kalian bisa pergi, aku akan menunggunya nanti jika dia kembali sadarkan diri aku akan menghubungi kalian lagi," ujar Jordan yang diangguki oleh kedua suster ini.

Jordan sedikit kesal sebenarnya, kedua manusia itu selalu menatapnya dengan tatapan gatal. Sangat tidak profesional.

Jordan akhirnya memasuki ruang rawat Niana. 2 hari yang lalu Niana memang sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP sesuai dengan perintah Prince. Hal itu Prince lakukan agar Niana mendapat perawatan yang lebih maksimal daripada pasien pada umumnya.

Jordan duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang Niana. Matanya menatap kasihan pada gadis yang masih belum sadarkan diri itu.

Ketika Jordan tengah menatap lekat ke arah Niana, tiba-tiba saja jari telunjuk Niana bergerak. Awalnya Jordan tidak menyadari hal itu, namun ketika ia mengedarkan pandangannya ke arah lain, ia bisa melihat dengan jelas jika jari-jemari lentik itu perlahan bergerak.

Jordan masih mematung, tidak percaya gadis itu sudah bisa bergerak walau sedikit.

Perlahan mata indah Niana terbuka, menampilkan netra birunya yang sangat indah.

Jordan masih diam, tubuhnya seakan terkunci oleh keindahan netra biru itu.

"Aku ... masih ... hidup...?"

Suara Niana terdengar sangat lirih dan berat, namun hal itu berhasil menyadarkan Jordan dari lamunannya. Pria itu segera bangkit untuk memanggil dokter.

Niana menatap penuh tanda tanya pada pria yang kelimpungan memanggil dokter, ia sama sekali tidak mengenal pria itu.

Dokter bersama beberapa tim medis berdatangan untuk memeriksa keadaan pasien mereka. Setelah sekian lama gadis itu koma, akhirnya kembali membuka mata.

"Nona, anda bisa melihat saya dengan jelas?" tanya seorang dokter pada Niana yang masih menatap sekitar penuh tanda tanya.

Niana mengangguk, tentu ia bisa melihat dengan jelas orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Tolong katakan sesuatu, nona," pinta dokter itu membuat Niana berpikir hendak mengeluarkan kata apa dari mulutnya.

"Aku di mana sekarang?" tanya Niana, dibandingkan tadi, kini suaranya lebih terdengar jelas meskipun belum seratus persen.

"Anda sekarang sedang berada di rumah sakit, beberapa waktu yang lalu anda mengalami kecelakaan cukup parah sehingga anda mengalami masa kritis dan koma beberapa waktu di sini. Apakah anda mengingat kejadian sebelumnya?" tanya dokter lagi, pria berjas putih itu ingin meyakinkan diri jika Niana memang tidak mengalami hal lain semisal gangguan ingatan, pendengaran, atau pun penglihatan.

Niana kembali terdiam, ia mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

Sontak tubuhnya kembali mematung ketika mengingat jika dirinya telah kabur karena perjodohan sialan itu. Naas, kini dirinya malah terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.

Melihat reaksi Niana diam mematung dengan pandangan ke depan membuat dokter itu memintanya agar kembali istirahat.

Dokter serta beberapa tim medis kembali keluar dari ruangan Niana.

Pria yang sebelumnya berada di luar ruangan Niana kembali masuk setelah menghubungi sahabatnya. Yap, pria itu adalah Jordan.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Jordan pada Niana yang sedang melamun.

Sontak Niana menoleh ke arah Jordan, lalu ia menganggukkan kepala sambil sedikit tersenyum.

"Kau ... yang membawaku ke sini?" tanya Niana setelah cukup lama diam, hatinya sudah tak karuan sekarang. Takut, sedih, bahagia, semua menjadi satu.

"Bukan, sahabatku yang membawamu ke sini, karena dia juga yang telah membuatmu seperti ini. Mungkin sebentar lagi dia akan segera tiba," jawab Jordan cukup panjang lebar.

***

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 6

    Prince mematung di samping Niana, sorot matanya tidak bisa lepas dari tatapan indah seorang Niana Fradella. Bola mata biru, bulu mata tebal nan lentik secara alami, serta alis yang menambah kesan sempurna di area mata Niana berhasil membuat Prince terpana.Jordan berdeham melihat sahabatnya yang terus terdiam memperhatikan gadis cantik di depannya."Kau tidak ingin berkenalan dengannya?" tanya Jordan sambil sedikit menyenggol lengan Prince menggunakan sikunya. Prince berdeham sejenak untuk mengembalikan kesadaran tubuhnya. Lalu, lengannya ber-uratnya terulur untuk mengajak gadis cantik di depannya berkenalan."Prince," ucap Prince dengan suara khas pria yang sangat gagah dan macho.Niana menelan salivanya susah payah, lalu ia menerima jabatan tangan itu."Niana," balas Niana.Bisa Prince rasakan tangan mungil Niana yang lembut, telapak tangan itu terlihat kecil jika disandingkan dengan telapak tangan miliknya. Tangan Niana hilang digenggaman Prince.Kedua alis Niana terangkat menatap

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 7

    "Sudah, ambil saja. Toh suatu saat nanti kau akan membayarnya. Meski pun, aku tidak yakin Prince akan ingat tentang uang ini. Black card-nya ada 3," ujar Jordan sambil sedikit berbisik di akhir kalimat.Niana membulatkan matanya menatap tak percaya pada Jordan. Pantas saja Prince tidak suka mendengar nominal uang di bawah 10 juta."Bisakah aku meminta alamat rumah atau nomor handphone Prince? Nanti jika uangnya sudah terkumpul lagi, aku ingin menghubunginya untuk membayar hutang ini," ucap Niana membuat Jordan sedikit berpikir.Awalnya, Jordan ingin memberikan nomor ponselnya pada Niana, karena privasi Prince cukup ketat. Tidak ada yang berani menyebarkan alamat rumah atau pun nomor ponsel milik pria itu ke sembarang orang.Namun, Jordan kembali berpikir, ia tidak ingin adanya salah paham dengan Lyly karena berani menyimpan nomor gadis asing lain. Dan akhirnya, Jordan menemukan keputusan yang tepat."Sayang, tolong berikan nomor ponselmu pada Niana. Nanti, Niana biar menghubungimu saj

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 8

    Setelah menjelaskan secara mendetail pada petugas keamanan perumahan elit ini, akhirnya Niana diizinkan untuk masuk meskipun masih diikuti oleh satu orang petugas keamanan. "Di sini rumahnya, aku akan meninggalkanmu setelah salah satu penghuninya keluar," ujar seorang pria yang bertugas sebagai petugas keamanan di area perumahan elit ini.Tak lama setelah Niana memencet bel, seorang satpam khusus yang berjaga di salah satu rumah megah itu mendatanginya. "Gadis ini mengatakan ingin melamar bekerja di sini, dia juga memiliki kartu ini sehingga bisa masuk," ujar petugas keamanan yang mengantarkan Niana.Satpam itu menilik terlebih dahulu, memastikan jika gadis yang ada di hadapannya tidak berbahaya.Setelah memastikan semuanya, akhirnya Niana bisa masuk ke area mansion yang sangat megah itu. Bahkan untuk menuju pintu utama Niana harus berjalan kaki cukup jauh. Bahkan, peluh sudah meluncur di kening mulusnya. Tak lama setelah itu, Niana di serahkan pada kepala pelayan yang sedang sibuk

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 9

    Pikiran Niana kembali mengingat hal seperti ini sebelumnya, namun tidak separah saat ini. Dulu ia hanya menangis histeris lantas dibantu oleh Prince, setelahnya tidak ada adegan memeluk, mencakar, dan melakukan tindak kekerasan lainnya. Sungguh, Niana merasa sangat bersalah pada Prince. Kini dirinya tengah mengobati luka kecil di lengan kekar itu. Terlihat sangat fokus dengan guratan penuh rasa bersalah."Tuan, jangan laporkan saya ke polisi, ya?"Permintaan Niana sontak membuat Prince yang sebelumnya memperhatikan kedua tangannya yang sedang diobati oleh Niana, menoleh pada gadis itu. "Saya akan ganti kemeja Tuan yang sobek, saya juga akan terus mengobati luka-luka ini sampai sembuh. Tapi saya mohon, jangan laporkan saya ke polisi, ya?" pinta Niana lagi dengan tatapan yang sangat memohon.Hati Prince jadi tidak karuan melihat tatapan polos itu."Hm, kemejaku mahal," jawab Prince dengan tatapan datarnya. Namun, siapa sangka jika hatinya seperti gemuruh melihat Niana yang sedang keta

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 10

    “Maaf ya, Lyly? Tadi aku harus berpamitan terlebih dahulu pada Tuan,” ujar Niana sedikit tak enak hati pada Lyly yang sudah menunggunya cukup lama.Lyly menyipitkan kedua matanya, ada hal yang cukup janggal dengan perkataan Niana.“Kenapa harus berpamitan langsung pada tuan?” tanya Lyly membuat Niana mau tidak mau menjelaskannya terlebih dahulu. Lyly memang gadis yang tergolong cerewet, jadi mau tidak mau Niana harus menjelaskannya agar Lyly tidak terus bertanya.“Oh iya, tuan juga melarangku pulang di atas jam 9 malam,” lanjut Niana membuat Lyly terperangah. Sudah banyak rencana yang ia susun untuk bisa bermain sepuasnya dengan Niana malam ini, tapi kenapa waktunya sangat terbatas.“Astaga, cukup untuk melakukan apa kalau sampai jam 9 malam saja? Aku ingin nonton, makan bakso, corndog, seafood, dan yang pastinya aku ingin menikmati angin malam di taman kota! Kenapa waktunya terbatas sekali?!” oceh Lyly membuat Niana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.“Mungkin malam ini kita hanya

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 11

    Lyly melirik sebentar ke arah Niana, gadis itu sudah tak sadarkan diri sedari tadi. Lyly tentu saja takut, ia takut keadaan Niana semakin memburuk.Tak lama setelah dirinya menghubungi sang kekasih, kini terlihat satu mobil melaju kencang dan berhenti tepat di samping mobilnya yang sudah menabrak pohon besar.Dua pria tampan itu segera keluar dari mobil, membuka sekuat tenaga pintu mobil milik Lyly dari kedua sisi. Prince segera membawa tubuh lemah Niana keluar, hatinya semakin tak karuan ketika melihat darah yang cukup banyak keluar dari hidung mancung gadis itu.“Bertahanlah,” lirih Prince sambil membawa Niana ke dalam mobil yang sebelumnya ia bawa.Setelah memastikan Lyly dan Niana aman berada di dalam mobil, kendaraan itu kembali melesat dengan sangat kencang untuk menuju ke rumah sakit terdekat. Jordan sama sekali tidak memperdulikan klakson dari pengendara lain ketika dirinya ugal-ugalan. Kini ada dua nyawa yang sangat penting untuk di selamatkan.Prince di kursi penumpang tenga

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 12

    Di pagi harinya Prince sudah sisibukkan dengan rengekan Niana yang sudah ingin pulang. Benar-benar membuatnya pusing.“Tuan, kalau saya tidak pulang sekarang nanti tanaman yang ada di mansion akan mati, nanti halaman mansion Tuan tidak akan indah lagi,” ujar Niana dengan rengekannya. Bukan hanya memikirkan tanaman membuat Niana ingin segera pergi dari rumah sakit, namun karena suasana rumah sakit ini juga tidak nyaman. Hal yang paling dirinya benci adalah rumah sakit. “Dengar, kamu tidak akan keluar dari rumah sakit sebelum keadaanmu benar-benar sembuh total,” ujar Prince berhasil membungkam mulut Niana yang merengek ingin pulang.“Tapi—““Sudah ada orang baru yang mengurus pekerjaanmu,” potong Prince dengan cepat membuat Niana kembali membungkam mulut mungilnya yang hendak berbicara.Gadis itu tampak berpikir, jika ada orang baru yang menggantikkan pekerjaanya, apa itu artinya ia tidak bekerja di tempat tuannya ini? Kalau benar seperti itu, bagaimana dengan kebutuhan hidupnya? Dan b

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 13

    Kini, Niana hanya bisa mengembuskan napas pasrah, dirinya dibawa oleh sang tuan untuk kembali ke kediaman masion mewah itu dengan alasan 'tidak boleh tinggal di tempat lain selama bekerja di bawah naungan tuan Prince'. Padahal, tidak ada perjanjian tersebut. Sedikit tidak masuk akal memang.Prince melirik sekilas pada seorang gadis yang duduk di sampingnya, tampak wajah gadis itu tertekuk masam. Dirinya pun heran, apakah masion itu tidak nyaman dibandingkan apartemen sialan itu? Padahal, kamar yang dihuni oleh Niana atau pun para pekerja lain yang tinggal di rumahnya sangatlah nyaman. Ada ac, kamar mandi di dalam, lemari, dan semua fasilitas yang sewajarnya ada di kamar. Ya meskipun masih berbeda jauh dengan kamar tuan besar yang ada di masion itu. Tapi bukankah semuanya lebih baik daripada apartemen itu? "Tuan, nanti aku kerja apa kalau sudah ada pengurus taman baru?" tanya Niana setelah cukup lama memendam hal yang ingin dirinya tanyakan ini.Prince tampak berpikir, ia sama sekali

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   END

    Keesokan harinya, seisi mansion dibuat heboh oleh keadaan Niana yang tiba-tiba memburuk. Wanita itu mendadak pingsan di dapur saat menggoreng bawang. Prince yang baru saja bangun dan masih menggunakan boxer lari terbirit-birit menuju dapur ketika Yuna memberitahukan sang istri pingsan. Pria itu hampir membawa Niana menuju rumah sakit tanpa menggunakan pakaian yang pantas.Alhasil, Prince dengan secepat kilat mengenakan kaus serta celana panjang apapun yang ia raih lebih dulu. Setelah itu, barulah Prince pergi membawa sang istri yang sudah tidak sadarkan diri.Mendengar suara keributan, Leon segera turun dari kamarnya dan begitu terkejut ketika melihat sang mommy sudah digandong oleh daddy-nya dalam keadaan tak sadarkan diri. Beruntung saat itu Ayunda datang dan segera membawa sang cucu ke rumah sakit di mana Niana dilarikan. "Nenek, ada apa dengan mommy?" tanya Leon dengan wajah yang hampir menangis. Anak itu paling tidak bisa melihat orang-orang tersayangnya jatuh sakit. Terutama Nia

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 114

    Waktu terasa berjalan begitu cepat dilalui, rasanya baru kemarin Leon dilahirkan dengan tubuhnya yang begitu mungil. Saat ini, anak tampan itu sudah memasuki sekolah dasar yang Prince pilihkan khusus untuk anak-anak tertentu saja. Seleksi sekolah yang Prince lakukan begitu ketat dan sulit. Bahkan dua tahun sebelum Leon masuk sekolah, Prince sudah sibuk mencari info sekolah terbaik di kotanya. Saat ini, Leon si anak patuh sedang menikmati sarapan bersama daddy dan mommy-nya. Anak itu begitu menikmati makanan yang dibuat oleh sang mommy. Katanya, wanita itu memasak dengan campuran bumbu cinta sehingga menghasilkan cita rasa yang begitu nikmat.Tiba-tiba saja, Leon tersentak kaget ketika mengingat sesuatu. Anak itu bahkan sampai menjatuhkan sendoknya di atas piring sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring."Ada apa, Nak?" tanya Niana yang ikut terkejut mendengar dentingan sendok dan piring yang cukup nyaring.Leon menatap takut-takut sang mommy, ia benar-benar lupa akan pekerjaan r

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 113

    Sore harinya, mereka menikmati sunset bersama di tepi pantai. Dengan beralaskan karpet tebal dan luas, mereka bisa dengan leluasa duduk ataupun berbaring di sana.Jordan menggunakan kedua paha sang istri sebagai bantalan, perutnya sendiri saat ini sudah menjadi singgasana sang anak yang sedang menikmati camilannya. Meskipun Arga sudah jauh lebih berat, Jordan tetap bisa bersabar diri menahan bobot anaknya yang cukup membuat perutnya sesak."Turun, Nak. Papi kamu bisa mati jika perutnya terus diduduki seperti itu," ujar Niana yang segera mengangkat tubuh berisi balita itu dan memindahkannya pada permukaan karpet yang lebih aman. Jordan pun akhirnya bisa bernapas dengan lega tanpa menahan sesak ulah anaknya."Padahal aku baik-baik saja selama Arga dalam perutku," cibir Lyly membuat Niana secara spontan menggeplak lengan atas wanita itu. Lyly sontak mengaduh sakit meskipun geplakan yang Niana berikan tidak terlalu sakit dan cenderung main-main."Bedakan bobot saat Arga di dalam kandungan

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 112

    Puluhan jam mereka habiskan di perjalanan, kini saatnya untuk menikmati pemandangan indah yang disuguhkan oleh pulau milik Prince ini. Semua tertata dengan begitu rapi dan asri, Prince juga membangun sebuah Vila berukuran cukup besar dengan fasilitas yang fantastis untuk keluarganya. Di sana ada sekitar 3 penjaga dan pengurus vila, serta 5 orang yang menjaga pulau karena ukurannya sendiri cukup dijaga oleh 5 orang mereka. Satu pulau itu hanya di huni oleh 8 orang yang tinggal bersama di dalam paviliun khusus. Mereka semua laki-laki sehingga Prince tidak khawatir meninggalkan mereka berdelapan di pulau pribadinya. Seminggu sekali mereka kembali ke daratan untuk mengambil persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. Saat ini, orang-orang yang Prince bawa sedang merapikan barang-barang bawaan mereka di kamarnya masing-masing. "Apakah kamu menyukai pulau ini?" tanya Prince pada sang istri yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari. Niana menghentikan gerakannya, wanita

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 111

    Hari cuti bersama telah tiba, Prince sepakat untuk mengajak keluarganya berlibur pada salah satu pulau pribadi miliknya di perairan Catania, Italia yang ia beli sekitar 3 bulan yang lalu.Tak hanya mengajak Niana, Ayunda dan Leon, Prince juga membawa keluarga kecil Jordan serta para baby sitter para bayi. Setidaknya, mereka bisa berlibur lebih tenang jika membawa pengasuh para anak mereka.Saat ini rombongan konglomerat itu sudah berada di pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Tak ketinggalan, Prince selalu menyediakan dokter karena takut keluarganya tiba-tiba jatuh sakit atau apalah itu yang membutuhkan tenaga medis."Priamu itu terlalu kaya, Niana. Hanya untuk berlibur selama satu minggu saja harus membeli pulau pribadi, menggunakan pesawat pribadi, dan dokter pribadi. Kepalaku tidak akan sanggup menghitung berapa banyak uang yang Prince keluarkan," ujar Lyly pada Niana yang sedang menimang anaknya. Niana mengendikkan bahunya, ia juga tidak tahu mengapa Pr

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 110

    Prince pulang dengan membawa buah tangan berupa sebouqet mawar berukuran cukup besar. Sudah satu bulan terakhir ia tidak membawakan bunga untuk istri tercintanya. "Akhirnya kamu ingat kembali untuk membawakan aku bunga," ujar Niana setelah menerima pemberian sang suami. Wanita itu menghirup dalam-dalam aroma mawar yang begitu harum, setelah hamil ia kembali memfavoritkan bunga mawar.Prince memeluk Niana dari belakang ketika wanita itu masih asyik menghirup aroma mawar. Kini ia juga sedang menghirup, menghirup aroma tubuh sang istri.Niana membiarkan apa yang pria itu lakukan, tak jarang ia mendapat serangan mendadak sewaktu Prince pulang bekerja untuk menghilangkan rasa lelah pria itu. Ia senang-senang saja melakukannya.Niana tersentak kaget ketika tubuhnya dibalik secara mendadak oleh Prince sehingga saat ini posisinya berhadapan dengan pria itu. Tanpa basa-basi lagi Prince segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang istri. Niana menyambut dengan senang hati, segera ia taruh bou

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 109

    Tak terasa, usia Leon kini genap 6 bulan, bayi itu semakin pintar dan menggemaskan membuat semua orang berebut ingin bermain dengannya. Ocehan Leon selalu menjadi suara termerdu yang selalu ingin didengar, apalagi gelak tawanya membuat candu semua orang.Prince dan Niana sudah menyiapkan kamar Leon yang masih terhubung dengan kamar keduanya. Mereka sudah melakukan sleep training pada Leon sejak umur 4 bulan. Saat ini, Leon sudah pandai tidur sendiri tanpa menangis ketika bangun di malam hari.Meskipun, awalnya Niana tidak tega melihat anaknya menangis sendiri di malam hari. Wanita itu bahkan sampai ikut menangis dan menunggu sang anak di depan pintu seraya memantaunya melalui kamera yang langsung tersambung pada ponselnya. Prince juga berhasil memberikan pemahaman pada sang istri jika sleep training sangat penting dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Leon maupun mereka berdua.Kini, Niana tengah bersiap mengajak sang anak untuk mengantarkan makan siang milik Prince. Lyly pu

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 108

    Berhubung dia libur di hari kerja dan cukup dadakan, akhirnya Prince memilih untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bermunculan pada surel miliknya di mansion. Ruang kerja Prince sendiri sudah tampak ramai oleh Leon serta Niana yang sedang bermain, sesekali pria itu ikut menimpali obrolan ringan Niana dengan anaknya."Daddy, apakah Daddy tidak ingin sapi panggang? Leon sangat ingin sapi panggang, Daddy," ujar Niana dengan suara yang ia buat seperti anak kecil seolah Leon-lah yang sedang membujuk Prince untuk membeli sapi panggang.Prince terkekeh pelan di sela-sela aktivitasnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan karena tingkah sang istri. Ia melepas sejenak kacamata yang ia gunakan dan beralih menatap sang anak."Benarkah, Leon? Bagaimana kamu bisa menikmati sapi panggang sedangkan gigi saja kamu tidak punya?" tanya Prince yang hanya dibalas tatapan bingung oleh anaknya. Bayi itu tidak paham dengan percakapan mommy serta daddy-nya."Tentu saja dengan cara meminum ASI mommy, Dad

  • Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan   Bab 107

    Baru beberapa jam memejamkan mata, Niana kembali dibangunkan oleh suara tangisan sang anak yang menggema. Ia pun segera bangkit dan mengenakan pakaian seadanya. Setelah itu, ia berlari secepat kilat menuju sumber suara tanpa peduli pada pangkal paha yang masih terasa sedikit ngilu.Tampak Leon yang tidak mau tenang dalam pelukan neneknya, hal itu membuat Niana merasa bersalah karena telah membuat Ayunda kesulitan. "Ke mari anakku, rindu Mommy ya, Nak?" Niana segera menimang sang anak tanpa berhenti bersuara karena anaknya sudah mengenali suara sang mommy. "Ajak dia bertemu daddy-nya juga, dia merindukan kedua orang tuanya," ujar Ayunda membuat Niana segera bangkit dan segera memasuki kamarnya kembali. Tampak di sana Prince yang perlahan-lahan membuka matanya ketika mendengar suara sang anak."Ada apa dengan Leon, Sayang?" tanya Prince seraya beralih duduk, ia segera menyiapkan bantal untuk menjadi sandaran Niana yang hendak duduk di sebelahnya. "Leon merindukan kita berdua kata Ibu

DMCA.com Protection Status