Semua Bab Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan: Bab 71 - Bab 80

115 Bab

Bab 71

Niat hati ingin menikmati waktu santai di tepi danau bersama pria tercinta, gagal begitu saja ketika pria itu tak tahan dengan hasratnya. Alhasil, di sore hari Niana kembali tertidur saking lelahnya permainan yang dilakukan sang suami. Bahkan ketika tubuhnya dibersihkan oleh sang suami ia sudah tak sanggup untuk membuka mata. Prince benar-benar menggempurnya habis-habisan. Setelah membuat Niana nyaman di kamar tidur mereka, Prince kembali pada dermaga danau untuk membersihkan bekas percintaan mereka. Sebenarnya ia pun lelah, namun tak sopan rasanya bekas percintaan yang terlihat begitu kentara dibersihkan oleh orang lain. Ia masih memiliki rasa malu tentu saja.Pria itu tak sanggup menahan kekehan yang keluar dari mulutnya ketika melihat begitu banyak tetesan cairan putih kental di area kursi yang ada pada dermaga. Ia ingat dengan betul bagaimana gilanya ia menggauli sang istri di alam terbuka seperti ini. Rasanya benar-benar nikmat.Selesai dengan urusan
Baca selengkapnya

Bab 72

Kabar bahagia datang dari keluarga kecil Jordan benar-benar membuat Niana dan Prince menangis terharu di pagi hari. Hari ini Jordan menghubungi secara pribadi mengenai kabar bahagia mengenai kehamilan sang istri yang baru berusia 3 minggu.Sebagai kadonya, Prince mengizinkan Jordan untuk tidak bekerja selama 1 minggu berturut-turut agar bisa fokus pada masa awal kehamilan Lyly. Sungguh, ia sangat senang mengenai kabar bahagia dari sang sahabat. Tidak menyangka orang yang paling ia percaya akan menjadi ayah dalam beberapa bulan ke depan.Dan sebagai gantinya, satu minggu penuh Prince akan semakin sibuk karena tidak ada Jordan. Meskipun banyak orang yang membantunya, namun duplikat dirinya hanya ada pada Jordan. Pria itu memang seperti dirinya sendiri yang sengaja di belah dua, maka dari itu Prince sangat percaya pada sahabatnya. Begitupun sebaliknya."Jangan nakal ya, Sayang? Aku akan lebih sibuk dari biasanya dan mungkin akan pulang larut malam. Tidurlah t
Baca selengkapnya

Bab 73

Kabar mengenai Bryan yang semakin memburuk berhasil mengusik Prince dan Niana. Anak dan menantu itu tentunya tak bisa tinggal diam mendengar orang tua mereka yang semakin hari semakin memburuk. Lebih tepatnya, Prince tak enak pada keluarga besar. Ia bisa saja mengambil cuti beberapa hari untuk menjenguk sang ayah, namun ia terlalu malas. Dan hari ini, dikabarkan sang ayahanda kritis. Prince dan Niana bergegas terbang ke Kanada untuk melihat secara langsung keadaannya. Di dalam jet pribadi yang sedang tuan dan nyonya Gionino tumpangi, terlihat sangat damai dengan kedua pemiliknya yang asyik menyantap makan siang di atas udara. "Apakah kamu menyukai jet ini, Sayang?" tanya Prince pada istrinya. Bahkan, jetnya kali ini telah ia dekorasi ulang demi sang istri. Jika dulu dominan hitam dan gold, maka sekarang ada warna-warna lain membuat mata semakin sedap memandang."Tentu saja, dan aku paling suka kursi pink khusus untukku itu," jawab Niana seraya
Baca selengkapnya

Bab 74

Tak hentinya Lily menangis di samping sang suami yang masih tak sadarkan diri. Rasa bersalahnya menjalar di seluruh bagian hati ketika melihat Jordan yang tumbang akibat terlalu lelah. Seandainya tadi ia tak menambah pekerjaan sang suami, mungkin suaminya masih bisa bermanja dengannya malam ini. Seandainya tadi ia tak menambah beban pikiran sang suami, mungkin suaminya tidak akan sampai masuk ke rumah sakit dan ditusuk jarum infus. Dan masih banyak seandainya yang lain, yang membuat hatinya semakin merasa bersalah."Ini bukan salahmu, Nak. Manusia pasti ada lelahnya, manusia pasti ada sakitnya, dan sekarang semua itu tengah dirasakan oleh Jordan. Itu semua bukan salahmu, berhenti menyalahkan dirimu sendiri," ujar ibunda Jordan pada sang menantu tercinta. Ia tahu apa yang dirasakan oleh menantunya. Istri mana yang tidak sedih melihat kondisi suaminya seperti ini?"Betul apa yang Ibu mertuamu katakan, Sayang. Tolong jangan terlalu dipikirkan, nanti yang ada kamu ikut
Baca selengkapnya

Bab 75

Sepulangnya dari Kanada, Prince, Niana serta Ayunda segera menuju kediaman Jordan untuk menjenguk pria itu. Beruntung saat ini keadaan Jordan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya membutuhkan istirahat yang cukup saja."Aku benar-benar merasa berdosa karena membuat suamiku sampai masuk rumah sakit, Niana. Aku merasa gagal menjadi istri karena tidak bisa mengerti keadaannya," keluh Lyly pada Niana yang sedang menemaninya di ruang keluarga. Di sana pun ada Jordan, Prince juga Ayunda."Ayolah sayang, ini bukan salahmu, hari itu memang aku sedang tidak baik-baik saja, jangan terus menerus menyalahkan dirimu sendiri. Aku tidak ingin kandunganmu bermasalah karena pemikiran itu," ujar Jordan yang benar-benar khawatir dengan keadaan istrinya. "Benar apa yang dikatakan oleh Jordan, Nak. Itu semua bukan salahmu, wajar jika ibu hamil memiliki banyak keinginan yang terkadang keinginan itu di luar nalar. Pun jika kamu tidak meminta sesuatu yang menguras otak Jo
Baca selengkapnya

Bab 76

Selesai olahraga cinta di kamar mandi dan dilanjut sesi dua di atas ranjang, saat ini Prince tengah mengisi perutnya yang terus berbunyi ditemani sang ibunda tercinta di meja makan. Pria itu juga mengadu tentang sikap aneh sang istri pada ibunya."Hm ... apakah kamu tidak curiga?" tanya Ayunda sedikit berbisik seraya menoleh kanan kiri. Hal itu tentu saja membuat Prince penasaran dan semakin bertanya-tanya tentang 'curiga' yang dimaksud oleh ibunya itu."Curiga apa?" tanya Prince dengan wajah polosnya. "Bisa jadi istrimu hamil, Nak. Wanita hamil terkadang tidak masuk akal dan selalu menginginkan hal-hal di luar nalar," jawab Ayunda dengan suara yang masih berbisik. Prince terdiam, ia mulai mengingat-ingat kapan terakhir kali istrinya menstruasi. Seingatnya, satu bulan terakhir ia tidak pernah absen bercinta dengan sang istri. Di manapun dan kapanpun jika ada kesempatan, maka ia akan langsung tancap gas. "Entahlah Bu, yang pasti sudah s
Baca selengkapnya

Bab 77

"Aku hamil," ujar Niana dengan suara bergetar. Wanita itu juga menunjukkan sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan tanda positif. Beruntung Prince tahu bagaimana cara kerja alat yang sedang dipegang oleh istrinya.Jantung Prince berdegup sangat kencang, harapannya ternyata benar-benar menjadi sebuah kenyataan. Beruntung sekali bukan? Impiannya untuk memiliki anak dari wanita yang sangat ia cintai bisa terlaksana.Niana segera memeluk suaminya yang masih termenung di atas ranjang. Ia mengusap punggung suaminya penuh sayang untuk kembali menyadarkan kesadarannya. Ia tahu jika shock yang Prince alami adalah karena rasa bahagia yang tak terkira. Ia berhasil membuat suaminya bahagia!"Sungguh, Sayang? Kita akan memiliki anak?" tanya Prince yang masih tak percaya. Padahal, ia sudah hampir percaya dengan ucapan istrinya jika hal ini bukanlah tanda kehamilan, melainkan hanya telat saja. Tak disangka, apa yang ia inginkan terkabul.Perlahan kesadaran Pr
Baca selengkapnya

Bab 78

Sesampainya di kediaman mereka masing-masing, para istri mereka sudah menunggu di depan pintu dengan kedua tangan berkacak pinggang. Terlebih lagi Niana, napasnya tampak naik turun dengan tajam seraya menatap kehadiran sosok sang suami yang baru saja tiba."S-sayang," panggil Prince dengan perasaan gugup teramat sangat. Ia nyaris melebur ketika melihat tatapan sang istri yang begitu tajam padanya. "Semalam ini? Apa yang kamu lakukan di kantor dari pagi sampai malam? Pekerjaan apa itu?" tanya Niana beruntun. Ia sudah menahan diri sejak jam 6 yang lalu untuk tidak menyeret Prince pulang. "Kita bicara di dalam kamar saja ya? Kamu tidak boleh berkeliaran di tempat lain setelah jam 8 malam, seharusnya sekarang kamu sudah tidur," ujar Prince berusaha mengalihkan pertanyaan beruntun istrinya. Sungguh, saat ini Niana terlihat sangat menyeramkan.Melihat raut wajah sang suami yang sudah kelelahan membuat Niana mengikuti apa yang pria itu katakan. Ia tida
Baca selengkapnya

Bab 79

Benar dugaan Prince, pukul 5 pagi Niana sudah terjaga dan mengenakan kembali kostum haramnya untuk menagih janji Prince. Niana duduk di samping Prince yang masih berbaring untuk mengumpulkan nyawa, mata gadis itu terus terfokus pada antena suaminya yang sedang mencuat ke atas. Kebiasaan para pria di pagi hari."Suamiku, mana janjimu?" tanya Niana malu-malu, kedua tangannya terulur untuk menggoyang-goyangkan tubuh Prince agar pria itu cepat tersadar. Prince mengerutkan dahinya tanda ia bingung, kenapa ibu hamil ini sangat bernafsu padanya? Meskipun heran, tak sekalipun terlintas di pikiran Prince untuk menolak istrinya. Selain karena ia menyukai apa yang Niana inginkan, ia juga tidak ingin wanitanya sakit hati atas penolakan yang ia lakukan."Tunggu sebentar, aku harus gosok gigi terlebih dahulu agar kamu tidak mual," ujar Prince yang segera bangkit dan berlari kecil menuju kamar mandi. Pria itu bahkan sampai lupa belum mengenakan pakaiannya kembali dan me
Baca selengkapnya

Bab 80

Ayunda dan Niana akhirnya bisa memenangkan berdebatan dengan Prince mengenai izin untuk pergi keluar berdua. Awalnya Prince menolak mentah-mentah dan meminta kedua wanita itu untuk menunggunya sampai pulang. Namun, Ayunda maupun Niana membujuk Prince agar mereka dikawal saja dengan para pengawal pilihan pria itu sendiri.Saat ini, kedua wanita beda generasi itu tengah asyik memanjakan diri di salon pilihan Ayunda. Salon khusus para pemilik dompet tebal itu membuat Niana benar-benar takjub dengan pelayanan maupun tempatnya. Dari ujung kepala sampai ujung kaki ia benar-benar dimanjakan.Meskipun setiap bulan selalu ada orang-orang salon ke mansion untuk merawat tubuhnya, namun ini adalah kali pertama ia mendatangi secara langsung salon tempat para orang-orang khusus perawat tubuh Niana bekerja. Ternyata Prince memilih orang-orang itu dari salon ini."Bagaimana? Kamu sangat senang kan, Sayang?" tanya Ayunda pada Niana yang menggandeng lengannya untuk keluar b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status