Selesai olahraga cinta di kamar mandi dan dilanjut sesi dua di atas ranjang, saat ini Prince tengah mengisi perutnya yang terus berbunyi ditemani sang ibunda tercinta di meja makan. Pria itu juga mengadu tentang sikap aneh sang istri pada ibunya.
"Hm ... apakah kamu tidak curiga?" tanya Ayunda sedikit berbisik seraya menoleh kanan kiri. Hal itu tentu saja membuat Prince penasaran dan semakin bertanya-tanya tentang 'curiga' yang dimaksud oleh ibunya itu."Curiga apa?" tanya Prince dengan wajah polosnya."Bisa jadi istrimu hamil, Nak. Wanita hamil terkadang tidak masuk akal dan selalu menginginkan hal-hal di luar nalar," jawab Ayunda dengan suara yang masih berbisik.Prince terdiam, ia mulai mengingat-ingat kapan terakhir kali istrinya menstruasi. Seingatnya, satu bulan terakhir ia tidak pernah absen bercinta dengan sang istri. Di manapun dan kapanpun jika ada kesempatan, maka ia akan langsung tancap gas."Entahlah Bu, yang pasti sudah s"Aku hamil," ujar Niana dengan suara bergetar. Wanita itu juga menunjukkan sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan tanda positif. Beruntung Prince tahu bagaimana cara kerja alat yang sedang dipegang oleh istrinya.Jantung Prince berdegup sangat kencang, harapannya ternyata benar-benar menjadi sebuah kenyataan. Beruntung sekali bukan? Impiannya untuk memiliki anak dari wanita yang sangat ia cintai bisa terlaksana.Niana segera memeluk suaminya yang masih termenung di atas ranjang. Ia mengusap punggung suaminya penuh sayang untuk kembali menyadarkan kesadarannya. Ia tahu jika shock yang Prince alami adalah karena rasa bahagia yang tak terkira. Ia berhasil membuat suaminya bahagia!"Sungguh, Sayang? Kita akan memiliki anak?" tanya Prince yang masih tak percaya. Padahal, ia sudah hampir percaya dengan ucapan istrinya jika hal ini bukanlah tanda kehamilan, melainkan hanya telat saja. Tak disangka, apa yang ia inginkan terkabul.Perlahan kesadaran Pr
Sesampainya di kediaman mereka masing-masing, para istri mereka sudah menunggu di depan pintu dengan kedua tangan berkacak pinggang. Terlebih lagi Niana, napasnya tampak naik turun dengan tajam seraya menatap kehadiran sosok sang suami yang baru saja tiba."S-sayang," panggil Prince dengan perasaan gugup teramat sangat. Ia nyaris melebur ketika melihat tatapan sang istri yang begitu tajam padanya. "Semalam ini? Apa yang kamu lakukan di kantor dari pagi sampai malam? Pekerjaan apa itu?" tanya Niana beruntun. Ia sudah menahan diri sejak jam 6 yang lalu untuk tidak menyeret Prince pulang. "Kita bicara di dalam kamar saja ya? Kamu tidak boleh berkeliaran di tempat lain setelah jam 8 malam, seharusnya sekarang kamu sudah tidur," ujar Prince berusaha mengalihkan pertanyaan beruntun istrinya. Sungguh, saat ini Niana terlihat sangat menyeramkan.Melihat raut wajah sang suami yang sudah kelelahan membuat Niana mengikuti apa yang pria itu katakan. Ia tida
Benar dugaan Prince, pukul 5 pagi Niana sudah terjaga dan mengenakan kembali kostum haramnya untuk menagih janji Prince. Niana duduk di samping Prince yang masih berbaring untuk mengumpulkan nyawa, mata gadis itu terus terfokus pada antena suaminya yang sedang mencuat ke atas. Kebiasaan para pria di pagi hari."Suamiku, mana janjimu?" tanya Niana malu-malu, kedua tangannya terulur untuk menggoyang-goyangkan tubuh Prince agar pria itu cepat tersadar. Prince mengerutkan dahinya tanda ia bingung, kenapa ibu hamil ini sangat bernafsu padanya? Meskipun heran, tak sekalipun terlintas di pikiran Prince untuk menolak istrinya. Selain karena ia menyukai apa yang Niana inginkan, ia juga tidak ingin wanitanya sakit hati atas penolakan yang ia lakukan."Tunggu sebentar, aku harus gosok gigi terlebih dahulu agar kamu tidak mual," ujar Prince yang segera bangkit dan berlari kecil menuju kamar mandi. Pria itu bahkan sampai lupa belum mengenakan pakaiannya kembali dan me
Ayunda dan Niana akhirnya bisa memenangkan berdebatan dengan Prince mengenai izin untuk pergi keluar berdua. Awalnya Prince menolak mentah-mentah dan meminta kedua wanita itu untuk menunggunya sampai pulang. Namun, Ayunda maupun Niana membujuk Prince agar mereka dikawal saja dengan para pengawal pilihan pria itu sendiri.Saat ini, kedua wanita beda generasi itu tengah asyik memanjakan diri di salon pilihan Ayunda. Salon khusus para pemilik dompet tebal itu membuat Niana benar-benar takjub dengan pelayanan maupun tempatnya. Dari ujung kepala sampai ujung kaki ia benar-benar dimanjakan.Meskipun setiap bulan selalu ada orang-orang salon ke mansion untuk merawat tubuhnya, namun ini adalah kali pertama ia mendatangi secara langsung salon tempat para orang-orang khusus perawat tubuh Niana bekerja. Ternyata Prince memilih orang-orang itu dari salon ini."Bagaimana? Kamu sangat senang kan, Sayang?" tanya Ayunda pada Niana yang menggandeng lengannya untuk keluar b
Seraya menikmati cake bersama ibu mertua baik hatinya, Niana juga melakukan beberapa obrolan ringan bersama wanita di sampingnya. Bahkan mereka beberapa kali tertawa ketika menemukan lelucon yang menggelitik perut.Prince yang baru saja selesai dengan urusannya di ruang kerja memilih bergabung dengan ibu serta istrinya. Ia segera mengambil tempat di samping sang istri membuat wanita hamil itu diapit oleh mertua serta suami."Sayang, aku dan ibu berencana ingin melakukan liburan keluarga. Aku juga ingin mengajak Lyly dan Jordan untuk menikmati liburan kita kali ini. Kira-kira, kapan kamu akan meluangkan waktu untuk kami?" tanya Niana setelah menjelaskan keinginannya.Prince tampak berpikir, sepertinya ia tidak akan bisa mengabulkan keinginan sang istri dalam waktu dekat. Terlebih lagi, keadaan wanita itu yang belum diperbolehkan untuk bepergian jauh menjadi pertimbangannya juga."Untuk saat ini sepertinya belum bisa, Sayang. Pertama, karena perusah
Prince datang seperti biasa, namun, Niana merasa curiga ketika melihat pria itu seperti menahan sesuatu. Bahkan, wajah Prince lebih pucat dari biasanya.Niana menyambut sang suami dengan suka cita, ia yang melihat suaminya sangat kelelahan pun segera meminta pria itu duduk terlebih dahulu pada sofa yang sebelumnya ia tempati. Prince pun patuh, pria itu segera mendudukkan tubuhnya pada permukaan sofa yang terasa sangat empuk dan nyaman."Sayang, ada apa?" tanya Niana seraya mengusap lembut lengan kokoh suaminya. Ia juga sedikit mencondongkan tubuhnya pada sang suami agar bisa menatap dengan jelas prianya. Ayunda pun dengan mudah menebak jika anaknya akan jatuh sakit karena kelelahan. Lihat saja."Besok sepertinya rencana kita untuk pergi ke pantai gagal, Sayang. Tolong maafkan aku, aku sangat lelah," jawab Prince dengan tatapan penuh rasa bersalah. Padahal, besok adalah hari libur dan beberapa hari yang lalu ia sudah berjanji pada Niana akan memba
Pagi harinya, Yuna datang untuk membawakan pakaian Niana maupun Prince. Meskipun awalnya Prince menolak untuk dirawat di rumah sakit, namun tetap saja pria itu pasrah ketika istrinya yang mulai merajuk. "Tolong lain kali katakan keluhan apapun yang kamu alami padaku. Bukankah kita harus saling terbuka? Lantas apa gunanya aku jika kamu sakit saja aku tidak tahu," ujar Niana seraya menyuapi sang suami sarapan. Ruang rawat Prince kini terasa sepi. Ayunda pulang terlebih dahulu, dan para pengawal sendiri berada di luar."Aku pun tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini, Sayangku," balas Prince dengan suara sedikit tertahan, Pria itu mati-matian menahan diri untuk tidak memuntahkan kembali makanan yang sedang ia makan."Sudahlah, aku sudah kenyang," ujar Prince dengan sedikit mendorong mangkuk yang berisikan bubur tinggal setengah itu. "Sayang jika tidak dihabiskan, kamu juga harus sarapan dengan benar sebelum minum obat," ucap Niana dan kembali me
Pasangan serasi Prince dan Niana baru saja keluar dari ruang pemeriksaan kandungan pada rumah sakit elit yang Prince pilih dengan ketat untuk menjadi tempat sang istri dipantau selama masa kehamilan. Keduanya merencakan untuk melakukan babymoon yang cukup jauh sehingga keadaan Niana harus diperiksa dengan detail terlebih dahulu sebelum melakukan liburan.Perut Niana semakin membesar dengan usia kandungannya yang semakin bertambah. Tepat di 26 minggu usia kandungan Niana, Prince membawa istrinya itu untuk melakukan babymoon sebelum akhirnya resmi menjadi orang tua."Semoga kalian baik-baik saja selama melakukan babymoon," ujar Prince seraya mengusap lembut perut buncit sang istri yang terdapat buah hatinya. "Tentu saja, kami menunggu babymoon sejak lama! Dan Daddy harus benar-benar membahagiakan kami," ucap Niana dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil. Keduanya sontak tertawa bersama membuat Leo yang sedang mengemudi tersenyum kecil. Me
Keesokan harinya, seisi mansion dibuat heboh oleh keadaan Niana yang tiba-tiba memburuk. Wanita itu mendadak pingsan di dapur saat menggoreng bawang. Prince yang baru saja bangun dan masih menggunakan boxer lari terbirit-birit menuju dapur ketika Yuna memberitahukan sang istri pingsan. Pria itu hampir membawa Niana menuju rumah sakit tanpa menggunakan pakaian yang pantas.Alhasil, Prince dengan secepat kilat mengenakan kaus serta celana panjang apapun yang ia raih lebih dulu. Setelah itu, barulah Prince pergi membawa sang istri yang sudah tidak sadarkan diri.Mendengar suara keributan, Leon segera turun dari kamarnya dan begitu terkejut ketika melihat sang mommy sudah digandong oleh daddy-nya dalam keadaan tak sadarkan diri. Beruntung saat itu Ayunda datang dan segera membawa sang cucu ke rumah sakit di mana Niana dilarikan. "Nenek, ada apa dengan mommy?" tanya Leon dengan wajah yang hampir menangis. Anak itu paling tidak bisa melihat orang-orang tersayangnya jatuh sakit. Terutama Nia
Waktu terasa berjalan begitu cepat dilalui, rasanya baru kemarin Leon dilahirkan dengan tubuhnya yang begitu mungil. Saat ini, anak tampan itu sudah memasuki sekolah dasar yang Prince pilihkan khusus untuk anak-anak tertentu saja. Seleksi sekolah yang Prince lakukan begitu ketat dan sulit. Bahkan dua tahun sebelum Leon masuk sekolah, Prince sudah sibuk mencari info sekolah terbaik di kotanya. Saat ini, Leon si anak patuh sedang menikmati sarapan bersama daddy dan mommy-nya. Anak itu begitu menikmati makanan yang dibuat oleh sang mommy. Katanya, wanita itu memasak dengan campuran bumbu cinta sehingga menghasilkan cita rasa yang begitu nikmat.Tiba-tiba saja, Leon tersentak kaget ketika mengingat sesuatu. Anak itu bahkan sampai menjatuhkan sendoknya di atas piring sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring."Ada apa, Nak?" tanya Niana yang ikut terkejut mendengar dentingan sendok dan piring yang cukup nyaring.Leon menatap takut-takut sang mommy, ia benar-benar lupa akan pekerjaan r
Sore harinya, mereka menikmati sunset bersama di tepi pantai. Dengan beralaskan karpet tebal dan luas, mereka bisa dengan leluasa duduk ataupun berbaring di sana.Jordan menggunakan kedua paha sang istri sebagai bantalan, perutnya sendiri saat ini sudah menjadi singgasana sang anak yang sedang menikmati camilannya. Meskipun Arga sudah jauh lebih berat, Jordan tetap bisa bersabar diri menahan bobot anaknya yang cukup membuat perutnya sesak."Turun, Nak. Papi kamu bisa mati jika perutnya terus diduduki seperti itu," ujar Niana yang segera mengangkat tubuh berisi balita itu dan memindahkannya pada permukaan karpet yang lebih aman. Jordan pun akhirnya bisa bernapas dengan lega tanpa menahan sesak ulah anaknya."Padahal aku baik-baik saja selama Arga dalam perutku," cibir Lyly membuat Niana secara spontan menggeplak lengan atas wanita itu. Lyly sontak mengaduh sakit meskipun geplakan yang Niana berikan tidak terlalu sakit dan cenderung main-main."Bedakan bobot saat Arga di dalam kandungan
Puluhan jam mereka habiskan di perjalanan, kini saatnya untuk menikmati pemandangan indah yang disuguhkan oleh pulau milik Prince ini. Semua tertata dengan begitu rapi dan asri, Prince juga membangun sebuah Vila berukuran cukup besar dengan fasilitas yang fantastis untuk keluarganya. Di sana ada sekitar 3 penjaga dan pengurus vila, serta 5 orang yang menjaga pulau karena ukurannya sendiri cukup dijaga oleh 5 orang mereka. Satu pulau itu hanya di huni oleh 8 orang yang tinggal bersama di dalam paviliun khusus. Mereka semua laki-laki sehingga Prince tidak khawatir meninggalkan mereka berdelapan di pulau pribadinya. Seminggu sekali mereka kembali ke daratan untuk mengambil persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. Saat ini, orang-orang yang Prince bawa sedang merapikan barang-barang bawaan mereka di kamarnya masing-masing. "Apakah kamu menyukai pulau ini?" tanya Prince pada sang istri yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari. Niana menghentikan gerakannya, wanita
Hari cuti bersama telah tiba, Prince sepakat untuk mengajak keluarganya berlibur pada salah satu pulau pribadi miliknya di perairan Catania, Italia yang ia beli sekitar 3 bulan yang lalu.Tak hanya mengajak Niana, Ayunda dan Leon, Prince juga membawa keluarga kecil Jordan serta para baby sitter para bayi. Setidaknya, mereka bisa berlibur lebih tenang jika membawa pengasuh para anak mereka.Saat ini rombongan konglomerat itu sudah berada di pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Tak ketinggalan, Prince selalu menyediakan dokter karena takut keluarganya tiba-tiba jatuh sakit atau apalah itu yang membutuhkan tenaga medis."Priamu itu terlalu kaya, Niana. Hanya untuk berlibur selama satu minggu saja harus membeli pulau pribadi, menggunakan pesawat pribadi, dan dokter pribadi. Kepalaku tidak akan sanggup menghitung berapa banyak uang yang Prince keluarkan," ujar Lyly pada Niana yang sedang menimang anaknya. Niana mengendikkan bahunya, ia juga tidak tahu mengapa Pr
Prince pulang dengan membawa buah tangan berupa sebouqet mawar berukuran cukup besar. Sudah satu bulan terakhir ia tidak membawakan bunga untuk istri tercintanya. "Akhirnya kamu ingat kembali untuk membawakan aku bunga," ujar Niana setelah menerima pemberian sang suami. Wanita itu menghirup dalam-dalam aroma mawar yang begitu harum, setelah hamil ia kembali memfavoritkan bunga mawar.Prince memeluk Niana dari belakang ketika wanita itu masih asyik menghirup aroma mawar. Kini ia juga sedang menghirup, menghirup aroma tubuh sang istri.Niana membiarkan apa yang pria itu lakukan, tak jarang ia mendapat serangan mendadak sewaktu Prince pulang bekerja untuk menghilangkan rasa lelah pria itu. Ia senang-senang saja melakukannya.Niana tersentak kaget ketika tubuhnya dibalik secara mendadak oleh Prince sehingga saat ini posisinya berhadapan dengan pria itu. Tanpa basa-basi lagi Prince segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang istri. Niana menyambut dengan senang hati, segera ia taruh bou
Tak terasa, usia Leon kini genap 6 bulan, bayi itu semakin pintar dan menggemaskan membuat semua orang berebut ingin bermain dengannya. Ocehan Leon selalu menjadi suara termerdu yang selalu ingin didengar, apalagi gelak tawanya membuat candu semua orang.Prince dan Niana sudah menyiapkan kamar Leon yang masih terhubung dengan kamar keduanya. Mereka sudah melakukan sleep training pada Leon sejak umur 4 bulan. Saat ini, Leon sudah pandai tidur sendiri tanpa menangis ketika bangun di malam hari.Meskipun, awalnya Niana tidak tega melihat anaknya menangis sendiri di malam hari. Wanita itu bahkan sampai ikut menangis dan menunggu sang anak di depan pintu seraya memantaunya melalui kamera yang langsung tersambung pada ponselnya. Prince juga berhasil memberikan pemahaman pada sang istri jika sleep training sangat penting dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Leon maupun mereka berdua.Kini, Niana tengah bersiap mengajak sang anak untuk mengantarkan makan siang milik Prince. Lyly pu
Berhubung dia libur di hari kerja dan cukup dadakan, akhirnya Prince memilih untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bermunculan pada surel miliknya di mansion. Ruang kerja Prince sendiri sudah tampak ramai oleh Leon serta Niana yang sedang bermain, sesekali pria itu ikut menimpali obrolan ringan Niana dengan anaknya."Daddy, apakah Daddy tidak ingin sapi panggang? Leon sangat ingin sapi panggang, Daddy," ujar Niana dengan suara yang ia buat seperti anak kecil seolah Leon-lah yang sedang membujuk Prince untuk membeli sapi panggang.Prince terkekeh pelan di sela-sela aktivitasnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan karena tingkah sang istri. Ia melepas sejenak kacamata yang ia gunakan dan beralih menatap sang anak."Benarkah, Leon? Bagaimana kamu bisa menikmati sapi panggang sedangkan gigi saja kamu tidak punya?" tanya Prince yang hanya dibalas tatapan bingung oleh anaknya. Bayi itu tidak paham dengan percakapan mommy serta daddy-nya."Tentu saja dengan cara meminum ASI mommy, Dad
Baru beberapa jam memejamkan mata, Niana kembali dibangunkan oleh suara tangisan sang anak yang menggema. Ia pun segera bangkit dan mengenakan pakaian seadanya. Setelah itu, ia berlari secepat kilat menuju sumber suara tanpa peduli pada pangkal paha yang masih terasa sedikit ngilu.Tampak Leon yang tidak mau tenang dalam pelukan neneknya, hal itu membuat Niana merasa bersalah karena telah membuat Ayunda kesulitan. "Ke mari anakku, rindu Mommy ya, Nak?" Niana segera menimang sang anak tanpa berhenti bersuara karena anaknya sudah mengenali suara sang mommy. "Ajak dia bertemu daddy-nya juga, dia merindukan kedua orang tuanya," ujar Ayunda membuat Niana segera bangkit dan segera memasuki kamarnya kembali. Tampak di sana Prince yang perlahan-lahan membuka matanya ketika mendengar suara sang anak."Ada apa dengan Leon, Sayang?" tanya Prince seraya beralih duduk, ia segera menyiapkan bantal untuk menjadi sandaran Niana yang hendak duduk di sebelahnya. "Leon merindukan kita berdua kata Ibu