Tommy menarik napas lalu mengembuskannya. Dia sudah menduga Menteri Pertahanan akan menyerangnya seperti ini. Tapi dia sudah siap."Mohon maaf, Pak Menteri. Tapi bukankah Bapak sendiri yang tempo hari mendesak saya untuk menetapkan status buronan terhadap orang itu? Kenapa sekarang Bapak tiba-tiba meminta saya membatalkannya? Bagi saya itu sungguh tak masuk akal," kata Tommy."Lagi pula, Pak Menteri, kota ini adalah milik saya. Sayalah yang menjabat sebagai Walikota kota ini, bukan Anda," sambungnya.Menteri Pertahanan mendengus. Mukanya memerah karena amarah."Kau pikir kau hebat, hah? Kau ini hanya walikota, sedangkan aku menteri. Posisiku lebih tinggi darimu!" hardik Menteri Pertahanan.Tommy terkekeh."Jika konteksnya adalah pemerintahan, mungkin iya. Tapi, Pak Menteri, saat ini yang sedang kita bahas adalah isu spesifik terkait Kota HK yang kupimpin ini. Sudah barang tentu sayalah yang lebih punya wewenang di sini. Anda, sementara itu, hanyalah tamu," kata Tommy."Kau! Kau berani
Read more