“Andai kau bukan seorang putri raja, pasti aku sudah akan membawamu lari dari kedua tangan orang tuamu.” Saka berkata sungguh-sungguh sambil matanya mengalihkan pandangan dari Aya. Pengawal itu bicara bebas dengan sang putri sekarang. “Ya, nggak ada urusannya, Pak. Sekarang ayahanda lagi sibuk, Mama pun udah merestui hubungan kita. Jadi nggak ada salahnya kalau memang mau serius menikah. Kecuali, Pak Saka udah punya perempuan lain di hati. Aya pastikan, diri ini nggak akan mengemis cinta, tapi Pak Saka juga nggak akan bisa menikah sama perempuan lai. Jadi kita sama-sama tersiksa, adil, kan?” Kecewa sang putri, ajakannya untuk menikah ditolak oleh Saka. Bahkan ia sudah merendahkan diri serendah-rendahnya dari dulu. “Bukan aku tak mau, Putri Cahaya. Tapi pikiranku terbagi dua, antara di sini dan di gunung. Peperangan pasti sangat besar, pangeran ketiga terlalu bernafsu untuk memilikimu, Putri Cahaya. Apa kau pikir aku rela melihatmu dengannya.” Kali ini Saka bersungguh-sungguh dengan
Read more