Semua Bab BODYGUARD KESAYANGAN : Bab 51 - Bab 60

94 Bab

Hasrat Gila

“Ayo, Pak Saka, dikit lagiii. Menang, menang, menang, menang.” Aya menyemangati pengawalnya. “Ayo, menang, Pak, nanti Aya masakin ayam goreng, pakai bumbu kunyit, jahe, sama bawang putih.” Mendengar kata ayam goreng, telinga Saka langsung tegak berdiri. Makanan kesukaannya selama di dunia manusia. Saka mengumpulkan tenaganya lebih banyak dan akhirnyaaaa … “Yees, ente gagal, Bro, pulang sono.” Aya sorak-sorak bergembira. Kemenangan ada di tangan Saka selama hampir setengah hari adu tenaga antara sesama pejantan tangguh. Pangeran kedua merasa dihina oleh Saka. Namun, perjanjian tetaplah perjanjian. Manusia harimau putih itu kembali ke kerajaannya. Tinggal satu pangeran lagi yang akan uji nyali bersama Putri Cahaya. “Nanti Aya antar ayam gorengnya, ya, Pak. Pak Saka tunggu aja, Aya janji.” “Hmm,” jawab Saka. Kemudian manusia harimau kuning itu berpikir, bagaimana caranya Aya dapat ayam. Sedangkan jalan kaki turun dari gunung lama pakai banget, dan gadis bermata biru tersebut belum
Baca selengkapnya

Kang Mas

Astina memperhatikan Tuan Putri Cahaya yang sedang berusaha dijodohkan oleh pangeran ketiga. Siluman kelabang itu tertawa lebar. Padahal sudah jelas mereka tidak cocok tapi masih bisa dipaksakan. “Abhiseka itu bodoh, terlalu menggebu-gebu ingin punya keturunan lagi. Padahal kalau putrimu itu sampai punya anak, akan aku habisi juga. Percayalah, tak akan aku biarkan kau punya cucu, Abhiseka. Soal anak, ya aku akan biarkan Cahaya hidup, sebagai keturunan terakhir yang tak akan bisa memberimu penerus lagi, ckckckck, kasihannya.” Astina meniupkan asap hitam dari dalam gua persembunyiannya. “Bagus kalau aku bermain-main dengan harimau putih yang ini. Kita lihat sampai sejauh mana dia bisa tahan melihat paha sang putri tersingkap kainnya.” Astina telah mengirimkan sihir untuk mempengaruhi isi kepala pangeran ketiga. Selanjutnya dia hanya perlu melihat apa yang akan terjadi. “Semoga kalian tersulut untuk berperang dan saling membunuh satu sama lain. Pada saat kesempatan itulah aku bisa mem
Baca selengkapnya

Ikatan yang Kuat

Kepala Abhiseka sedang dipijit oleh seorang tabib di dalam kamarnya. Sejak ribuan tahun lalu baru kali ini ia merasakan sakit yang sangat berbeda. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Putri Cahaya yang banyak perangai.“Sudah baikan, kah, Gusti Prabu?” tanya Guru Wirata yang datang ke kamar sang raja.“Lebih baik daripada kemarin.” Abhiseka berpenampilan sederhana tanpa atribut raja sama sekali. Penampilan yang dulu sempat dipuja-puja oleh Amira. “Ada apa gerangan Gusti Prabu memanggilku dan mana Saka serta Cakra?” “Mereka masih menghilangkan warna emas pada tubuh mereka.” “Gara-gara Tuan Putri lagi?” “Iya, siapa lagi kalau bukan dia. Benar-benar sakit kepalaku dibuatnya. Apakah penyebab dia jadi seperti itu, Guru. Cahaya tak bisa terus-terusan seperti ini. Dia anak manusia harimau. Apa Guru punya saran?” “Aku sarankan suruh dia belajar dengan putra-putri bangsawan lainnya. Putri Cahaya percampuran yang sangat aneh, sifatnya memang mirip dengan manusia biasa, tapi kemampuannya jang
Baca selengkapnya

Amarah

“Susah banget huruf di sini. Kriting-kriting semua.” Aya menulis pada sebuah kain putih sesuai apa kata gurunya. “Kenapa harus kain cobak, lesu gini. Katanya dunia manusia harimau canggih, enakan dunia manusia ke mana-mana.” Gadis bermata biru itu tak henti-hentinya menggerutu dari tadi. “Jadi nyesel pindah ke sini, mendingan ikut Mama walau berantem tiap hari. Ternyata cinta butuh pengorbanan yang sangat besar.” Aya masih mengeluh. Adhikara mendekat dan melihat hasil tulisan tangan sang putri. Dia mengatakan salah. Aya berdecih. “Jadi ingat si julidah guru MTK, julid amat jadi orang.” Tiga hari sudah Aya ada di sana. Sang putri tak tahu dunia di luar sana bagaimana. Pun tidak ada Mei Mei yang menjadi kupingnya di dalam istana. Padahal berita gembira bagi orang lain tidak bagi Aya tak lama lagi akan dimulai. Di luar sana Saka sudah bertemu dengan calon istrinya. Gadis berparas paling cantik dari kalangan rakyat biasa yang dinilai sepadan oleh sang prabu. Keduanya telah bertemu da
Baca selengkapnya

Penyesalan

Putri Cahaya mencekik leher calon pengantin Saka hingga tubuh perempuan itu terangkat ke atas tanah. Mata Aya yang berwarna biru tidak memancarkan belas kasihan sama sekali. Saka mendekat ke arah sang putri yang tengah murka. Jika dibiarkan akan jatuh korban jiwa hanya karena amarah sesaat saja. “Tuan Putri, tenangkan dirimu, dia tidak bersalah, dia hanya menjalani perintah Gusti Prabu saja.” Saka memegang pundak Aya, sama seperti dulu ketika sang putri sedang tak bisa mengendalikan diri. Aya menoleh pada lelaki di sebelahnya. Penampilan Saka tak seperti pengantin baru lagi. Genggaman tangan Aya melemah dan pengantin perempuan itu jatuh ke tanah sambil terbatuk-batuk. Takut dengan amarah sang putri, calon pengantin Saka pun berlari menjauh. Memikirkan keselamatan dirinya jauh lebih penting daripada pernikahan bersama orang yang tak menginginkannya.“Tenang, hamba tak jadi menikah demi kau, Tuan Putri,” ucap Saka pada Aya, terserah Abhiseka mendengar atau tidak. Toh semuanya sudah ta
Baca selengkapnya

Tahan Godaan

“Pak Saka mana, Mei?” tanya Aya. Dua minggu pasca kejadian gunung terbakar memang Aya tak pernah lagi berjumpa dengan Saka. Kata Mei Mei karena dia sibuk.“Jangan-jangan ada yang kalian sembunyikan lagi. Bagus jujur dari sekarang, Mei.” “Tidak ada, Tuan Putri, hamba ada di sini bersamamu terus-menerus. Kalau ada yang terjadi artinya itu di luar kendali hamba.” “Iya, juga, sih. Ini udah boleh keluar belum? Lama banget apinya padam. Memang sebesar apa dampaknya, Mei?” “Yang pasti manusia biasa sampai datang dan mengambil kesempatan mendekati gunung kita. Karena itu butuh waktu lama untuk memadamkannya.” “Ada yang mati nggak kira-kira?” Aya mulai merasa bersalah. “Sejauh ini belum ada, Tuan Putri, dan semoga tidak akan ada. Tapi hamba rasa kalau apinya lebih besar lagi, pasti akan ada yang mati.” “Bahaya juga kekuatan Aya, ya, Mei. Untung aja di dunia manusia nggak pernah keluar besar banget.” Gadis bermata biru itu memandang dua telapak tangannya. Dua orang beda kasta di dunia m
Baca selengkapnya

Panggilan Perang

Dihitung-hitung sudah dua bulan Aya tinggal di dunia manusia harimau, yang artinya sudah dua tahun di dunia manusia biasa. Aya mulai betah dengan lingkungan sekitar. Namun, ia jadi rindu dengan Amira. Pagi ini Aya mencoba fokus lagi agar bisa menenangkan pikiran, tapi belum berhasil. Pikirannya tertuju pada mamanya yang ada di dunia manusia. Entah mengapa Aya merasa Amira sedang tidak baik-baik saja. “Nyerah, deh, Mei, Aya nggak bisa ilmu-ilmu ginian, udah dua minggu nggak ada hasil sama sekali.” Sang putri turun dari tempatnya semedi. “Besok dicoba lagi, Tuan Putri. Jangan menyerah.” Mei Mei membantu Aya membawa sebuah batu yang diambil dari dalam sungai. Aya ingin memecahkannya pakai pikiran seperti di film-film super hero gitu. “Nggak berhasil juga. Dahlah, emang nggak bakat jadi manusia harimau. Kamu dulu bisa berapa hari Mei sampai jadi sakti?” “Dua hari saja, bisa, tapi hamba tidak terlalu sakti. Kalau Tuan Saka, Cakra, Gustri Prabu, Guru Wirata mereka memang berlatih keras
Baca selengkapnya

Hadiah Ulang Tahun

“Masok, masooook!” jerit Aya dari dalam mobil ketika dia berhasil membuat taksi berhenti. Cepet-cepet Saka dan Cakra melompat. Cakra dan Mei Mei melihat benda apa yang mereka duduki sekarang. Ada angin sepoi-sepoi, terasa dingin, dengan gantungan stella all ini one aroma kopi.“Ini namanya apa?” tanya Mei yang duduk di sebelah Aya. Dayang itu merasa segan karena sejajar dengan sang putri, tapi tempatnya sempit.“Ini namanya mobil,” jawab Aya. “Mobil itu apa?” tanya Cakra Buana yang merasa sudah aman dari kejaran banci. “Kendaraan, sama seperti kuda.” Aya yang menjelaskan. Saka masih tolah-toleh ke belakang. Takut ada banci nongol lagi. “Ehm, ini mau pada ke mana, ya? Kok bajunya aneh?” Supir taksi kepo. “Antar aja ke alamat barusan, Pak, entar kita bayar pakai emas.” Ditunjukkan sama Aya daun dari emas. Melotot mata supirnya, langsung ngegas jalan. “Habis dari mana, Non?” Supir taksi masih penisirin. “Syuting, kejar tayang serial Angling Darma.” Aya asal jeplak“Ooh, itu, sih,
Baca selengkapnya

Dear Diary

Bagian 47 Dear Diary Aya masih berada di kamar dan membaca semua diary milik Amira. Diary yang membuat perasaannya bercampur aduk. Terutama pada buku yang terakhir. Di sana tertuliskan perasaan Amira yang merasa bersalah karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Hingga 18 tahun terasa sia-sia saja.“Sudah kuduga, tak mungkin ratu tak menyayangi anaknya sendiri. Semua karena keadaan yang memaksa,” ucap Saka merapikan satu demi satu kado yang berserakan.Aya membuka laci di mana obat-obatan Amira disimpan. Berdasarkan pengakuan dari diary mamanya, di sana tertuliskan sejak setahun sebelum Aya meninggalkan rumah, Amira sudah mengalami gejala leukimia. Namun, semua hanya dipendam saja, periksa sendirian, dirawat sendirian, dan berobat sendirian. Aya jatuh duduk lemas sambil memegang obat-obatan milik mamanya. Saka hanya bisa ikut duduk saja di sebelah sang putri. Gadis bermata biru itu memegang tangan pengawalnya. Saka, dari tatapan mata saja sudah tahu kegundahan yang dialami putri
Baca selengkapnya

Tawaran Cahaya

“Tu-tu-tu-tu.” Mei Mei menarik tangan Saka dan Cakra ketika Aya keluar dari kamarnya. Cakra Buana sampai mengerjapkan mata berkali-kali. Namun, tidak dengan Saka. Lelaki itu paham apa yang dilakukan sang putri demi kebahagiaan ratunya. “Rambutnya ke mana?” tanya Cakra. “Tuan Putri, apa yang telah kau lakukan?” Bahu Mei jatuh lemas, rambut adalah simbol kejayaan di kerajaannya. “Sudah, biarkan saja, ada tidak ada rambut pun dia tetap harus dihormati.” Saka tak mengubah pandangannya sedikit pun pada gadis yang ia sayangi. Justru bertambah sayangnya berkali-kali lipat. Aya turun tangga agak malu-malu. Ia tersenyum dan mendekat pada Saka. “Kelihatan aneh, ya?” tanya sang putri. Mei dan Cakra mengangguk tapi tidak dengan Saka. “Terlihat lucu.” Lelaki itu tersenyum. Tergoda tangan Saka ingin menyentuh kepala Aya, tapi ia cepat sadar diri. “Oh, gitu, aduh jadi malu. Ya udah istirahat di kamar sendiri-sendiri ya, pasti capek semuanya, bye.” Gadis bermata biru tersebut masih risih denga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status