"Aku di sini, Sayang. Kau aman, tenanglah," kata Rafan mendekat ke wajah Yuan. Tak berselang lama, Yuan berusaha membuka mata. Pelan namun pasti, kedua kelopak mata wanita itu terbuka perlahan dan akhirnya terbuka sepenuhnya. Rafan adalah orang pertama yang ia lihat begitu kedua matanya terbuka. "Jangan mendekat! Pergi, jangan dekati aku," teriak Yuan histeris. Yuan mengubah posisinya menjadi duduk dan mendorong-dorong tubuh Rafan agar menjauh darinya. Dorongan wanita itu cukup kuat, sejak tadi Rafan berusaha untuk mendekat dan menyentuhnya, namun hanya tepisan yang Rafan dapat. Dengan kebingungan dan panik yang menyerang, Rafan berusaha untuk tenang. Sejak tadi ia berusah untuk menyadarkan wanita itu, namun suaranya seakan teredam dengan teriakannya. "Yuan, Sayang, dengar aku. Ini aku Rafan. Coba tenang dulu, diam dulu, dan lihat aku. Tenang Sayang, lihat aku!" ucapanya sedikit keras diakhir kalimat. Rafan mengguncang pelan lengan wanita itu berharap ia bisa sadar dan bisa bers
Read more