"Jo, aku ini ibunya. Jika kau membencinya silakan saja. Kau hanya laki-laki yang menjadi peran sebagai ayahnya, kau tidak ikut mengandung, melahirkan, dan menyusuinya. Wajar saja jika bencimu lebih besar dari kasihmu. Yang bertaruh nyawa untuk melahirkan dia, aku. Kenapa kau harus melarangku untuk bertemu dengan anakku sendiri? Hanya karena kesalahan yang dia lakukan melampaui batas, bukan berarti dia berhenti jadi anakmu. Dia tetaplah anakmu. Aku yang melahirkan, jangan minta aku untuk berpisah dengannya. Jika kau tidak mengizinkan dia datang ke sini, biar aku yang mendatanginya." Bu Veronica berkaca-kaca.Bayangkan saja, beliau seperti merasa sakit yang lebih parah, sakit yang terasa dua kali lipat lebih sakit dibandingkan dengan yang sakit yang sudah beliau lewati. Jika untuk maaf, tentu saja Bu Veronica masih berat untuk memberi maaf Danish, tapi bukan berarti beliau harus hilang peduli pada anaknya sendiri. "Ibu, sudah, Bu. Ayah baru keluar dari rumah sakit.
Read more