Akhirnya, akhirnya hari yang sudah di tunggu Yuan akan datang esok hari. Tinggal beberapa jam lagi, rasanya ia ingin tidur cepat agar malam berjalan dengan cepat pula. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, ia hanya membolak-balikan badan, berusaha mencari posisi yang nyaman, tapi tak kunjung terpejam. Jika dulu ia merasakan sakit dan sedih saat Danish memilih untuk menyelinap keluar, maka malam ini ia berharap suaminya itu melakukan hal yang sama agar ia bisa ke kemar Rafan dan tidur dengan pria itu. Ia butuh sebuah pelukan, pelukan hangat yang saat ini sebenarnya masih haram ia rasakan. Ah, ia benci ini. Sebenarnya logikanya mengatakan bahwa ia tidak boleh dan tidak ingin bergantung pada Rafan. Apa pun keadaannya, apa pun situasinya, dan apa pun yang ia rasakan, ia sangat ingin baik dirinya, tubuhnya, pikirannya, hatinya, tidak ingin bergantung pada pria itu. Tetapi apa daya, Yuan tidak bisa mengatur perasaannya. Kita semua tidak bisa mengatur perasaan kita akan jatuh pada siapa, ak
Baca selengkapnya