Home / Pernikahan / Tertawan Cinta Kakak Ipar / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Tertawan Cinta Kakak Ipar: Chapter 11 - Chapter 20

115 Chapters

11. Memulai Misi

"Jika kau mengetahui sesuatu tentang kebusukan adikku, tolong jangan gegabah untuk menegurnya. Teruslah berpura-pura bodoh seperti yang dia katakan. Strategi kita tidak boleh berantakan hanya karena kau menuruti emosimu saja. Harus tetap kendalikan diri untuk keberhasilan rencana yang sudah kita bicarakan.""Hm, baiklah. Aku akan mendengarkanmu. Kau pengusaha, kau lebih pintar soal strategi."Rafan berlalu setelah mengingatkan wanita itu untuk tetap pada tujuan yang mereka bicarakan semalam. Ia paham, bahkan sangat paham bahwa wanita itu hanya memanfaatkannya untuk melampiaskan rasa sakitnya. Yuan butuh seseorang untuk menciptakan kebahagiaanya. Jangan lupa, Rafan adalah pria yang cukup pandai menilai sesuatu. Cukup licik sebenarnya cara Yuan baginya, tapi tak apa. Ia sudah jatuh hati pada wanita itu sejak malam di mana ia tak sadarkan diri. Ia suka aroma tubuhnya, ia suka cara Yuan memperlakukannya di ranjang, ia juga tertarik dengan wanita yang acuh pad
Read more

12. Pegang Janjiku!

Suasana mendadak hening sesaat. Danish dengan segala kegugupanya hanya mampu terdiam, ia tak bisa berpikir jawaban apa yang bisa ia gunakan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Dirinya mengatai istrinya bodoh, secara tak langsung dirinya sendiri juga bodoh."Ma-maaf, Bu. Saya hanya ingin antar makan siang yang dipesan Pak Danish.""Untukmu saja, kau boleh pergi. Istri saya bawakan makan siang," putus Danish yang memberi kode Feli untuk segera pergi. Suara napas lega diam-diam terdengar dari mulut Danish. "Siapa dia? Kenapa datangnya tidak sopan?""Asisten pribadi. Iya, tadi pas aku minta untuk dibelikan makan, aku memang sedang berada di luar ruangan, jadi dia mungkin mengira kalau aku masih belum kembali.""Kau mengganti asisten pribadimu? Aku baru mengetahuinya."Danish memilih untuk diam, ia memilih menggunakan mulutnya untuk makan. Ia berpikir jika menjawab, tak akan ada habisnya untuk terus mencari kebohongan
Read more

13. Wanitaku

[Kau di mana? Aku pulang kenapa kau tidak ada di rumah?]Baru saja hendak membawa mobilnya keluar pekarangan perusahaan, ponsel Yuan berdering pendek. Ia meraih benda pipih miliknya dan membaca pesan yang baru saja ia terima. Ia mengernyit saat mengetahui yang mengirimnya pesan adalah nomor baru. Sempat bingung, namun melihat bio yang ada di profil itu membuat ia mengangguk paham tanpa bertanya pemilik nomor tersebut. [Aku sedang di kantor suamiku. Untuk apa kau pulang? Dari mana kau dapat nomorku?][Pulanglah, waktuku tidak banyak. Kau selalu menanyakan hal yang tidak penting]Yuan hanya mengedikkan bahu acuh. Namun, meskipun acuh ia tetap saja menuruti kata Rafan untuk segera pulang. Di tengah terik matahari, Yuan muncul sebagai pembalap liar pemberani yang tak kenal takut, menantang kerumunan jalanan yang ramai seiring jam istirahat segera berakhir. Jalanan dipenuhi oleh para pekerja yang kembali ke tempat di mana mereka me
Read more

14. Aroma Tubuh

Yuan merasa jantungnya berdebar kencang saat ia memandang cermin. Ia ingin membuat kesan yang kuat saat bertemu Rafan, orang yang menenangkan hatinya saat ia merasa hatinya sedang dikacaukan keadaan. Dengan segala keyakinan yang ada, ia memilih pakaian terbaiknya. Sebuah dress biru muda yang memancarkan keanggunan dan kepercayaan diri. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan tatanan yang sederhana namun menawan. Mata Yuan diberi sentuhan eyeshadow yang menonjolkan keindahan matanya, dan bibirnya diberi lipstik merah muda yang memberi kesan bersemangat. Perhiasan simpel menambah sentuhan elegan pada penampilannya. Yuan ingin terlihat mengesankan untuk Rafan, orang yang membuatnya merasa kembali menjadi orang istimewa. "Wah, menantu Ibu mau ke mana? Kau terlihat lebih cantik dari biasanya.""Aku ada acara sama teman kampus, teman dekat. Aku sudah izin tadi ke Mas Danish, dan dia mengizinkan. Aku pergi dulu, ya, Bu." Bu Veronica mengangguk, "hati-hati
Read more

15.Cari Tahu Identitasnya!

"Ya mencari tahu latar belakang dia. Kebetulan sekali ada temanku yang bekerja di sana. Mantan sekretarismu, Freya. Dia kakak tinggal di kampusku dulu."Nampak ekpresi terkejut dari Rafan. Ia tak menduga bahwa kepindahan sekretarisnya itu membantu Yuan dalam mencari misi kebusukan suaminya. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini baginya, semua sudah ada yang mengatur. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini sudah ada dalam rencana-Nya. Dan tidak ada yang sia-sia dalam setiap kejadian. Kesalahan malam panas itu contohnya, lihatlah sekarang! Karena ke khilafan itu, kini mereka justru dekat dan saling mendukung satu sama lain. Semua kejadian pasti akan ada hikmahnya. Tapi tidak semua orang bisa mengambilnya. "Kalau urusan pekerjaan dia bisa dipercaya, tapi kau yakin dia bisa melakukan apa yang kau minta? Mencari latar belakang seseorang melalui perusahaan itu sedikit sulit. Bagaimana jika kita memakai detektif, kebetulan aku punya teman seorang detektif.""S
Read more

16. Rafan Kembali

"Kau tahu aku sedang melihat ponsel, kan? Banyak hal di benda kecil ini. Mau aku buatkan kopi?""Boleh."Meski malas, Yuan memaksa dirinya untuk beranjak. Jika saja tidak karena bujukan dari Rafan, ia mungkin sudah pergi dari sini. Ia terbebas dari Danish, tapi membawa kehancuran. "Kau mau memilih pilihan yang mana? Pergi dengan membawa sebuah kemenangan atau pergi secepatnya tapi kau hancur menjadi kepingan?"Pertanyaan itu bahkan sampai sekarang masih ia ingat. Ia selalu berpatokan pada pilihannya saat dirinya berada lelah dan hampir menyerah. Bohong jika dirinya kuat sekuat yang terlihat, ia terlihat kuat karena paksaan dari dirinya sendiri. Yang memilih untuk pergi dengan membawa kemenangan adalah dirinya sendiri. Dan untuk mencapai itu, ia harus punya kesabaran yang ekstra karena harus berlakon menjadi manusia bodoh yang seakan tak tahu apa-apa. "Sedang apa?"Pertanyaan dari Rafan mengagetkan wanita itu hingga ia sedikit berjingkat saat tiba-tiba mendengar bisikan di telinganya
Read more

17. Feli Andini

"Jadi dulu itu Rafan orangnya ceria, usil, banyak tingkah, tapi ketika dia ada di kantor, dia akan merubah dirinya menjadi pribadi yang serius dan tegas, sama seperti ayahmu. Tapi tingkah usilnya itu hanya untuk orang-orang tertentu saja. Tidak kepada semua orang. Sampai dia setelah menikah pun masih tetap sama, tapi semuanya seketika berubah setelah istrinya meninggal dan beberapa hari kemudian disusul anaknya yang baru lahir juga pergi meninggalkannya. Kau tahu itu, kan? Wajar saja jika kau tidak tahu bagaimana Rafan sebelumnya karena yang kau tahu orang Rafan adalah pribadi yang seperti sekarang ini. Itu terjadi karena apa yang sudah menimpanya itu benar-benar menyakitinya. Itulah sebabnya kenapa Ibu tadi sangat senang ketika Rafan sudah usil padamu. Itu artinya dia sudah kembali menjadi Rafan yang dulu. Ibu sangat merindukan anak Ibu yang selalu mengusili Ibu."Cerita singkat dari Bu Celine itu Yuan ingat tinggal beberapa hari berikutnya. Sekarang ia sedikit demi sedikit mengerti
Read more

18. Drama

"Astaga, apa yang sedang dia lakukan? Kenapa harus berteriak di tengah malam seperti ini? Semua orang akan tahu aku nggak di kamar. Bagaimana ini, Rafan. Lakukan sesuatu!" Yuan panik, tidak pernah berada di situasi ini membuat ia di serang panik yang hebat. Sungguh tidak masalah jika ia ketahuan menjalin hubungan dengan Rafan, tapi bukan sekarang. Ia tidak punya bukti yang cukup untuk menjatuhkan Danish, kalaupun nasibnya berakhir dengan semua orang tahu perselingkuhannya, maka Danish juga harus ia hancurkan di saat yang sama. Tapi tentu saja itu bukan sebuah harapan utama Yuan. Jika bisa, hubungannya ini tidak terbaca oleh siapa pun hingga misinya selesai. Tak masalah jika diakhir cerita ini nanti ia akan menikah dengan Rafan atau tidak, yang terpenting adalah yang ia inginkan terwujud, hanya itu saja. Aish, Yuan! Ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan sesuatu yang terlalu jauh. "Aku ada ide."Di tengah kebingungan tiba-tiba Rafan mengelu
Read more

19. Jadi Ini Alasannya?

"Jangan usil, Rafan! Aku senang jika kau sudah bangkit dari keterpurukanmu. Tapi kau harus melupakan kebiasaanmmu yang membesarkan hal yang sepele!""Itu kebiasaanmu, bukan kebiasaanku."Situasi justru sekarang lebih mencengkam dari yang tadi. Tatapan kakak beradik itu seakan membakar seisi ruangan. Kedua orang tua yang sudah hafal dengan tingkah mereka hanya mengakhiri situasi ini dengan meminta semua orang untuk kembali ke kamar masing-masing. Ini adalah didikan yang salah dari Pak Jo dan sang istri, menganggap bahwa pertengkaran mereka adalah sebuah kewajaran dalam hubungan kakak beradik membuat permusuhan mereka berkelanjutan. "Dasar pasangan aneh!" gumam Rafan yang masih terdengar di telinga keduanya. Pria itu berjalan melewati mereka begitu saja. Hingga suara dari Danish terpaksa membuat langkahnya berhenti. "Sikapmu kenapa berubah-ubah, Rafan? Kau membuat aku berpikir bahwa kau sedang menyembunyikan sesuatu. Sebentar k
Read more

20. Voucher Liburan

Pagi itu, Rafan tak banyak berinteraksi dengan Yuan ia hanya memperhatikan wanita itu tampak berbeda dari biasanya. Matanya masih terlihat sembab meskipun ia tahu, Yuan berusaha menutupinya dengan make up.Pria itu tak tahu apa yang membuat adik iparnya itu begitu terlihat berbeda. Hanya saja, ia mencurigai bahwa karena kejadian semalam, sepasang suami istri itu bertengkar. Tapi pertengkaran yang bagaimana yang mereka lewati hingga Yuan terlihat begitu murung? [Jam istirahat kantor, pergilah ke apartemen. Aku sudah menemukan kunci yang kau cari] Rafan menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada Yuan saat sarapan. Setelah pesan itu terkirim, ia meninggalkan meja makan yang disusul oleh ayah dan adiknya. Saat dalam perjalanan, dering ponsel Danish terdengar nyaring di mobil. Untuk sejenak ia menepi dan menerima pangggilan yang ternyata dari Feli. "Ada apa, Sayang?""Aku sakit, rasanya aku tidak bisa masuk kerja hari ini, perutk
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status