Home / Pernikahan / Tertawan Cinta Kakak Ipar / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Tertawan Cinta Kakak Ipar: Chapter 21 - Chapter 30

115 Chapters

21. Kau Menyakitiku!

Yuan sampai lebih dulu di apartemen. Jam masih menunjukkan pukul sebelas siang. Ia merebahkan dirinya sembari menunggu Rafan datang. Suasana panas dari luar dan diterpa angin AC di kamar Rafan membuat tiba-tiba dirinya merasa ngantuk dan tak lama kemudian tertidur pulas. Semalaman menghabiskan waktu dengan tangisan dan pikiran yang bekerja keras nampaknya membuat ia lelah. Saking lelapnya, ia tak sadar jika Rafan sudah duduk di lantai dengan memandangi wajahnya. Padahal baru 15 menit yang lalu wanita itu tertidur. Untuk sesaat Rafan membiarkan Yuan tidur. Ada rasa iba saat dirinya berniat ingin membangunkannya. Hari-hari yang ia lewati cukup berat, ia sedikit menyesal kenapa memberinya pilihan di malam itu. Sebuah elusan di puncak kepala membuat Yuan menggeliat dan perlahan membuka mata. "Kau sudah sampai? Kenapa tidak bangunkan aku?""Kau terlalu lelap, aku tidak tega. Aku bawa makan siang. Ayo kita makan!"Yuan me
Read more

22. Bantuan Freya

Tak bisa lagi membendung rasa penasarannya membuat Yuan langsung membuka laci itu. Ternyata tak mudah baginya untuk mengetahui isi di dalamnya. Bukan karena laci yang tidak bisa dibuka, tapi ada brankas yang berukuran sedang di dalam laci itu dan sialnya brankas itu menggunakan password yang berupa angka. Yuan sama sekali tidak tahu angka yang harus ia tekan karena tidak mungkin Danish menggunakan hari umum seperti tanggal lahir atau hari pernikahannya untuk brankas ini. Biasanya seseorang menggunakan password angka yang menurut mereka spesial dan harus diingat. Melihat hubungan rumah tangganya yang tidak sehat membuat ia ragu bahwa brankas ini menggunakan tanggal pernikahan atau hari lahir sebagai tanggal spesial. Merasa bingung dan benar-benar buntu, meskipun ia meragukan bahwa brankas ini menggunakan tanggal lahir, ia tetap menekan tanda lahir Danish sebagai bentuk usahanya. Dan seperti apa yang sudah diragukannya, brankas itu tidak terbuka. "Astaga
Read more

23. Hamil

"Kenapa selalu mempertanyakan hal yang sepele. Ke apartemen dulu, suamimu lagipula belum pulang. Mungkin masih bersama istri mudanya." Rafan bersandar pada badan mobil dengan menghadap pada Yuan. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana, sementara kakinya ia silangkan pada kaki yang lain. "Istri muda?""Apalagi kita menyebut si Feli kalau bukan istri muda? Suamimu lebih sering menghabiskan waktu dengannya dibandingkan denganmu.""Lalu aku menyebut kau suami muda begitu?" Terdengar tawa kecil dari mulut Yuan. Tawa yang meskipun bukan terbahak-bahak itu terlihat lepas dari mulut Yuan. Rafan tak pernah melihat tawa wanita itu sejak ia tinggal bersama. Saat istrinya masih ada, ia tak kenal dengan Yuan. Ia hanya tahu bahwa wanita itu bernama Yuan dan menjadi iparnya. Setelah istrinya tiada, ia satu atap dengan Yuan, namun  baru kali ini ia mendengar tawa dari wanita yang akhir-akhir ini mengetuk hatinya. "Mau ke apartemen
Read more

24. Semakin Rumit

Perselingkuhan yang dilakukan Danish terlihat semakin rumit saat mengetahui Feli hamil. Memang ia menginginkan seorang keturunan, tapi tidak sekarang. Bukan waktu yang tepat baginya untuk memperoleh anak dari Feli. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Tidak mungkin ia menikahi Feli di saat dirinya masih menjadi suami Yuan. Di sisi lain, ia juga merasakan enggan jika harus berpisah dengan Yuan. Mungkin, ia tidak mencintainya, tapi ia merasa bertanggung jawab atas Yuan. Ia merasa bertanggung jawab atas diri wanita itu. Istrinya itu sudah tidak punya siapa-siapa dunia ini. Ia sebatang kara, ia anak tunggal dari pasangan suami istri yang meninggal sejak tiga tahun yang lalu. Belum lagi nama baik keluarga yang harus ia jaga. Berpisah di saat usia pernikahan satu tahun? Sama sekali tidak terbayang olehnya. Jika merasa Yuan adalah tanggung jawabnya, kenapa ia bersikap kasar, dan terang-terangan bertingkah seolah ia tidak memiliki tanggung jawab dengan wanita itu? Apakah sikapnya b
Read more

25. Hubungan Yang Seru

"Kau Istirahatlah dan jangan memikirkan apa pun. Aku harus pulang ini sudah tengah malam. Aku janji aku setiap hari akan ke sini sebelum dan sesudah pulang dari kantor." "Hm, aku pegang janjimu untuk terus di sisiku, Danish." Rasa khawatir tiba-tiba menyerang diri Feli saat Danish terlihat ragu dan enggan untuk berpisah dengan istrinya. Persetan dengan tanggung jawab, bukankah seseorang yang mencintai kita akan melakukan apa pun untuk kita? Lalu kenapa ia harus peduli dengan posisi, keadaan, perasaan, dan tanggung jawabnya terhadap orang yang tidak ia cintai? Itulah kira-kira pertanyaan yang memenuhi ruang kepala Feli. "Memang kapan aku pernah mengelabuimu? Dari awal kita kenal aku nggak pernah ingkar janji, kan? Lalu kenapa sekarang aku harus ingkar? Ada anakku di sini. Tidurlah." Danish memberikan elusan pada puncak kepala Feli dan perut rata wanita itu. Pergi dari satu wanita, ia kembali dihadapkan dengan wanita yang lain. Pandangannya tert
Read more

26. Tentangan Dari Orang Tua

[Yuan, aku sudah mendapatkan apa yang kau mau. Aku mendapatkan dokumen CV Feli. Akan ku kirim lewat e-mail. Dan langsung kau hapus setelah melihatnya, ya. Untuk jaga-jaga agar tidak terjadi masalah ke depannya.]Sebuah pesan Yuan terima di saat ia sedang mengobrak-abrik kamarnya.[Akan aku buka sekarang. Terima kasih, aku berhutang budi padamu, Freya.]Tidak lupa Yuan sematkan emoticon peluk dan cium sebagai tanda terima kasih atas usaha Freya yang pasti tidak mudah. Wanita itu segera membuka laci begitu sudah mengetahui tanggal lahir Feli. Ia mengambil brankas yang ada di dalam dan menekan dengan hati-hati nomor yang sesuai dengan tanggal lahir Feli. Dan taraaaa ... pintu brankas terbuka. Wanita itu terlihat syok, tapi sedetik kemudian ia menghilangkan rasa keterkejutannya itu. Karena wajar saja jika Danish memakai tanggal lahir Feli sebagai password brankasnya. Feli adalah wanita yang ia cintai, wajar saja bukan, jika tanggal itu spes
Read more

27. Kecewa

Di bawah senja yang hening terdapat seorang ayah yang sedang merenung, wajahnya penuh dengan ekspresi kekecewaan. Beliau adalah seorang pria bijaksana yang sedang menghadapi kenyataan pahit bahwa anak gadisnya, Feli, mengandung di saat ia belum menikah.Feli, dengan tatapan bersalah dan berdosa mencoba mencari cara untuk menjelaskan keputusannya kepada ayahnya. Suasana rumah itu dipenuhi dengan ketegangan yang sulit diucapkan."Bagaimana ini bisa terjadi? Ayah tidak mengerti bagaimana kau bisa sampai pada titik ini tanpa memikirkan konsekuensinya." Tatapan Ayah Feli lurus ke depan seolah anak yang berada di sampingnya tak ada. "Ayah, aku tahu aku membuat kesalahan besar. Aku terjebak di rasa yang salah. Tapi aku dan Danish saling mencintai, kami masih merasa memiliki satu sama lain.""Mengandung di luar nikah bukan hanya merugikanmu, tapi juga merugikan keluarga kita. Apa yang akan orang lain katakan?""Ayah, itulah alasannya kenapa Dani
Read more

28. Menikah

Yuan tiba di Bali dengan hati yang penuh kegembiraan karena pertemuan spesial dengan kekasihnya, Rafan. Ini adalah pertama kalinya ia berlibur dengan kekasih simpannya itu. Saat mereka bertemu di bandara, mata mereka bersinar dengan kebahagiaan. Mereka menghabiskan akhir pekan yang tak terlupakan di pulau surga ini, menjelajahi tempat-tempat eksotis, merasakan aroma bunga frangipani yang harum, dan mendengarkan riuh rendah ombak di pantai yang tenang.Setiap senja di Bali dihabiskan dengan berjalan berdua, tangan dalam tangan, menyaksikan matahari terbenam di ufuk barat, menciptakan gambaran indah yang seakan-akan dipahat oleh dewa-dewi pulau itu sendiri. Mereka berbagi cerita, impian, dan canda tawa, membangun ikatan yang lebih dalam di antara mereka. Makan malam romantis di tepi pantai dengan cahaya lilin, suara alunan musik Bali yang lembut, dan tatapan sayang di antara mereka membuat momen-momen itu terasa magis dan mendalam."Rafan, seandainya saja b
Read more

29. Istri Orang Lebih Menggoda

Lelah. Itulah yang dirasakan oleh Danish semenjak ia memiliki dua istri. Satu istri yang ia sembunyikan menuntutnya untuk lebih sering dengannya. Sementara Danish tak bisa mengabulkannya setiap waktu. Ia mengira semua masalah akan selesai jika mereka sudah menikah, tapi nyatanya semua tambah runyam dan melelahkan bagi Danish. Waktu istirahat yang kurang, pikiran yang terus diajaknya bekerja membuat perubahan pada fisikmya sedikit terlihat. Ia lebih kurus dari sebelumnya. Sempat menjadi pertanyaan dipikiran ibunya. Tapi Danish hanya menjawab ia sedang kelelahan. 'Kelelahan mengurus dua istri,' sahut Rafan kala itu. Tak ada yang tahu bahwa Danish memiliki istri simpanan termasuk Yuan. Hanya Rafan seorang yang tahu. Entahlah, ia ragu jika memberitahukan kabar ini pada Yuan. Ia takut jika lukanya akan semakin menganga. Ia sedang berusaha untuk menyembuhkan luka dan membuatnya percaya bahwa ada sosok manusia yang selalu bersamanya yang mencintainya dengan ha
Read more

30. Bersiaplah, Danish!

"Tidak, tidak apa-apa," jawab Danish sedikit gugup. Pria itu segera mengabiskan sarapannya, atmosfer di ruang makan mendadak tak nyaman sejak Pak Jo memuja Rafan. Lebih tepatnya memuja menurut Danish tentunya. Ditambah lagi mendengar cerita Rafan tadi jujur saja membuat ia kepikiran. Bagaimana tidak? Pria yang dimaksud Rafan tadi kenapa mirip sekali dengan ceritanya? Apa memang yang dimaksud Rafan adalah dirinya? Rafan tahu rahasianya? Tapi rasanya tidak mungkin jika kakaknya itu tahu, jika memang tahu, tidak mungkin kedua orang tanya diam saja. Sudah pasti ia habis dikuliti, kan? Pikiranya yang terus bekerja memikirkan ucapan Rafan membuat ia bersiap berangkat bekerja tanpa fokus pada persiapannya. Danish kecil yang ceroboh nyatanya terbawa hingga detik ini. Ponselnya tertinggal di meja, dan ia tak menyadarinya.Sepertinya hari ini memang bukan hari baik untuk Danish. Paginya diawali dengan mood yang tidak baik saat berada di meja makan. Nafsu makannya berkurang bahkan hilang dan s
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status