Malam itu, di kamar yang sunyi, Yuan terdiam dalam kegelapan, pikirannya menjadi belantara tanpa henti. Kalimat-kalimat Bi Sumi bagaikan bayangan yang tak pernah lepas menghantui benaknya. Noda lipstik itu, seperti bekas luka yang terus berdarah dalam ingatannya, membawanya ke dalam lorong kegelapan pikiran yang tak berujung.Wanita itu merasa terperangkap dalam rentetan pertanyaan tak terjawab, memompa ketidakpastian dan kebingungan dalam dirinya. Ingin rasanya memahami makna di balik kata-kata Bi Suni, namun, seperti kabut tipis yang sulit dipegang, maknanya selalu menyelinap begitu saja.Kepercayaan diri Yuan goyah, hancur oleh keraguan yang tumbuh subur di kepalanya. Cinta suaminya, yang dulu begitu teguh, kini menjadi benda yang dipertanyakan. Setiap kata yang diucapkan suaminya terdengar seperti harmoni yang patah, meninggalkan jejak rasa tidak pasti di setiap sudut hatinya.Mungkin malam itu, bintang-bintang di langit pun merasakan kegalauan yang menghampiri Yuan. Pernikahanny
Read more