Semua Bab Tertawan Cinta Kakak Ipar: Bab 81 - Bab 90

115 Bab

82. Masih Sama

"Rafan, kau pulanglah. Untuk urusan Danish biarkan Ayah yang mengurusnya. Ayah janji akan mengurusnya sampai tuntas, kau urus saja istrimu. Dia lebih membutuhkanmu dari pada kasus ini. Barusan Ibu ngasih kabar ke Ayah kalau dia udah sudah diperbolehkan pulang. Ponselmu tidak bisa dihubungi, kenapa?""Kehabisan baterai. Ya sudah kalau begitu aku ke rumah sakit sekarang. Aku titipkan ini ke Ayah, aku tidak mau kedua manusia itu berkeliaran di alam bebas. Berapa lama pun mereka mendekam di penjara akan aku terima."Sebenarnya jika boleh meminta, Rafan ingin sekali kedua manusia itu di penjara seberat-beratnya. Dihukum sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan. Melenyapkan nyawa bukankah urusan yang sepele, bukan? Setelah Pak Jo berhasil meyakinkan Rafan bahwa semuanya akan beliau urus, pria itu beranjak dari kantor polisi dan menuju ke rumah sakit untuk menjemput istrinya dan juga ibunya yang sejak semalam menemani wanita itu. Untunglah ia punya keluarga yang begitu mengerti dirinya d
Baca selengkapnya

83. Putusan Sidang

Hari demi hari berlalu, tak ada yang berubah dari keadaan Rafan dan Yuan selain perkembangan kasus Danish yang sudah ada kemajuan dan arah yang jelas. Seperti yang sudah-sudah, pria itu tetap santai meski mendekam di tahanan selama proses pemeriksaan berlanjut. Sikap Danish yang santai dan seakan tak terjadi apa-apa berbanding terbalik dengan Bi Sumi yang nampak semakin terpuruk dengan kondisi dan keadaannya. Beliau sudah pasrah dengan keputusan persidangan yang akan di gelar hari ini. Di dalam ruang sidang yang penuh dengan hening dan tegang, persidangan Danish dan Bi Sumi dimulai. Hakim duduk di podium, sementara pengacara dan jaksa penuntut duduk di meja mereka masing-masing. Rafan sebagai pelapor dan saksi duduk dengan tegang.Semua keluarga Bimantara hadir di sana. Wajah-wajah kekecewaan turut menyertai persidangan hari itu. Bu Veronica adalah manusia kedua setelah Feli yang sebenarnya tak ingin Danish meratapi akhir perbuatannya di sel tahanan. Tapi tak mungkin juga bagi belia
Baca selengkapnya

84. Tidak Ada Penyesalan

Dengan langkah berat, Feli dan kedua mertuanya mendekati Danish yang diapit oleh petugas lapas. Danish juga melangkah menuju mereka. Suasana hening memenuhi ruang di antara mereka, dan ketika jarak sudah dekat, langkah mereka berhenti, menciptakan keheningan yang terasa begitu berat.Feli menatap mata Danish dengan ekspresi penuh kesedihan. Mata Feli sejak tadi mengalirkan air mata tanpa henti. Seolah-olah hari terakhirnya untuk melepaskan semua kepedihan yang terpendam.Pandangan Danish meski tetap tegar, tak dapat menyembunyikan kepedihan yang ia rasakan. Mata Danish tertuju pada wajah ayu istrinya yang kini sembab dan terlihat berantakan. Dalam alam pikirannya, kenangan beberapa waktu lalu merebak. Kenangan di mana istrinya sudah berulang kali mengingatkannya untuk tidak lagi mengusik keluarga sang kakak. Namun, rasa sakit yang merayap di dalam dirinya, menggerogoti jiwa warasnya, dan keinginan dendam yang tak kunjung reda membuatnya terpaku pada jalur yang salah dan tak berkesudah
Baca selengkapnya

85. Hari Baru

Yuan memulai paginya dengan mencoba merangkai kembali kehidupannya. Ia membersihkan diri dan berjibaku di dapur, berusaha memulai aktivitas yang dulu sering dilakukannya. Beberapa minggu terakhir, ia lebih sering menghabiskan waktu dalam kesendirian, duduk diam di kamar dan tempat-tempat lain yang menurutnya nyaman untuk merenungi nasibnya yang seakan terputus.Namun pada pagi ini, Yuan memutuskan untuk menghadapi dunianya kembali. Meskipun langkahnya masih terasa berat, ia berusaha menemukan keseimbangan dan merangkai kembali potongan-potongan kehidupannya yang hancur. Pandangannya terkadang terhenti pada bayangan semasa ia mengandung meski hanya ia nikmati kurang dari satu minggu. Kepingan momen itu membuat Yuan kembali tenggelam dalam lamunan dan tanpa sadar jarinya terluka lantaran pisau yang menggores kulit halusnya. "Aw.""Apa yang terjadi, Sayang? Jarimu terluka?" Rafan datang tepat di saat Yuan merasakan perih di jarinya. Dengan cepat pria itu memasukkan jari sang istri ke d
Baca selengkapnya

86. Kebiasaan Baru

Danish menatap piring di depannya, merenung sejenak sebelum akhirnya menghela napas. Satu porsi nasi dan sayur yang entah diolah menjadi makanan seperti apa yang tidak ia pahami. Aroma bau lapas yang khas dan suasana kurang nyaman membuat selera makannya semakin hilang. Ada satu ekor ikan lele dan sambal di ujung nasi, menjadi menu harian yang sangat jauh dari kebiasaannya. Langit-langit yang rendah dan tembok dingin penjara menciptakan suasana yang berbeda dengan rumahnya yang dulu hangat. Danish merasakan getaran kehidupan barunya yang tidak ia inginkan, terjebak dalam rutinitas penjara yang suram. Namun, jika ingat pembalasannya sudah terbalaskan, ia kembali tak mempermasalahkan posisi dirinya sekarang. Hanya saja ia sudah merindukan anak dan istrinya saat ini. "Kenapa tidak kau makan?" tanya Herman yang memperhatikan Danish hanya menatap makanannya. "Apa ini enak? Aku tak biasa makan makanan seperti ini.""Coba saja. Kau tak akan tahu rasanya jika kau tak mencoba. Kau sudah me
Baca selengkapnya

87. Penolakan

Senyum yang sebelumnya menghiasi wajah Yuan seketika memudar begitu melihat sosok yang berdiri di depan pintu rumah ibunya. Segala rencana untuk menyegarkan pikirannya bersama sang suami seketika tergantikan oleh kehadiran yang tak diinginkannya. Feli, wanita yang pernah menorehkan luka di sudut hatinya, kini hadir di hadapannya.Yuan tak pernah berhubungan sebelumnya dengan Feli, namun dengan mudahnya Feli telah merenggut suaminya terdahulu dari kehidupannya. Dalam keheningan yang menyelimuti, Yuan merenung tentang pelajaran hidup yang didapatnya dari Feli dan Danish, bahwa masa lalu seringkali memegang peranan penting dalam menentukan pemenang dalam pertarungan hidup.Suasana tegang di antara keduanya semakin terasa. Pandangan mereka saling bertautan, menyiratkan kerumitan perasaan dan pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Kesedihan dan rasa kecewa bergelayut di antara ruang yang sebelumnya diharapkan akan menjadi momen untuk merefresh hubungan. Yuan hendak menutup pintu dan menghi
Baca selengkapnya

88. Sebuah Kesempatan

Seolah memberi harapan baru, setiap langkah Bu Veronica yang semakin mendekat membua Feli perlahan melengkungkan bibirnya ke atas. Selama menikah dengan Danish, ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di lantai rumah kedua mertuanya. Bukan tidak mau, hanya saja kedua orang tua Danish yang seperti enggan menerima keadaannya lah yang membuat Feli juga tak bisa menampakkan wajahnya ke hadapan mereka. Ia sadar diri dan tahu diri bahwa ia dan Danish bersatu dengan cara yang salah. Meski demikian, langkah Feli menuju rumah mertuanya membawa campuran perasaan antara kekhawatiran dan harapan. Apakah pertemuan ini bisa menjadi awal dari pemulihan hubungan di antara mereka ataukah hanya akan menambah kerumitan? Bu Veronica yang menyambut mereka dengan senyuman hangat seakan menawarkan kesempatan untuk merajut kembali benang-benang yang terputus. Namun, apakah Feli dan keluarga Bimantara bisa melewati dinding-dinding perasaan yang terbentang di antara mereka? Hanya waktu yang akan me
Baca selengkapnya

89. Ada Penguntit

Setelah suasana hati kembali tenang, Yuan dan Rafan berjalan dengan mesra ke lantai dasar. Seperti rencana awal bahwa mereka akan merefresh otak, sudah banyak jejalan di kepala Yuan akan ke mana perginya hari ini. Tak ingin jauh-jauh dari kota. Tujuan utamanya adalah salon dan mall. Tidak ada yang lebih merefresh otak wanita dari kedua tempat itu. Sampai di ruang tamu, pandangan mereka bertemu dengan Feli dan Bu Veronica. Nampak kedua wanita yang tengah bercengkrama itu juga menatap ke arah mereka. Pandangan Yuan lagi-lagi terarah pada batita yang berada di pangkuan sang ibu. Hanya beberapa detik saja, setelah itu ia mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. "Mau ke mana?" tanya Bu Veronica. "Jalan-jalan sebentar, Bu. Biar segar pikiran Yuan," jawab Rafan seraya menarik tangan sang istri agar segera pergi sebelum suasan hatinya rusak kembali. Ia paham bahwa suasana hari Yuan saat ini bisa berubah dengan cepat tanpa ia duga. Pandangan Bu Veronica beliau lempar ke arah menantunya ya
Baca selengkapnya

90. Obrolan Suami Istri

Feli memasuki lapas dengan hati yang berdebar. Setiap langkahnya terasa berat, mengingat kondisi suaminya yang kini menjadi narapidana. Setelah melewati serangkaian prosedur keamanan, Feli diarahkan menuju ruang kunjungan.Tak butuh waktu lama bagi wanita itu untuk duduk menunggu, Danish sudah muncul di hadapannya dengan seorang petugas yang mengantarkan. Walaupun tak ada kata-kata, ekspresi pada wajah mereka menjadi narasi sendu di balik jeruji besi itu. Feli mencari kehangatan di balik kenyataan kehilangan, dan Danish mencoba menyampaikan penyesalan tanpa kata-kata. Di ruang sepi itu, kehadiran mereka menciptakan narasi haru, di mana cinta dan penyesalan bergelayut di antara jeruji besi yang memisahkan.Feli merenung pada masa lalu yang kini terhimpit oleh tembok penjara. Meskipun terpisah, kisah cinta mereka menciptakan narasi emosional yang menembus batas jeruji besi, mengingatkan bahwa di balik hukuman dan kesalahan, cinta masih tetap ada, meski terkurung dalam bayang-bayang jer
Baca selengkapnya

91. Pria Misterius

Hari-hari berlalu, mengajak setiap makhluk hidup di bumi untuk terus melangkah meninggalkan masa lalu. Sejauh apa pun perjalanan waktu itu membawa, baik atau buruk, tak ada yang dapat menahan langkah mereka untuk lebih lama menikmati hari yang telah berlalu.Di tengah rutinitas yang kadang monoton, orang-orang berusaha mencari kegiatan baru untuk mengusir kebosanan. Yuan pun tak luput dari keinginan untuk mencari sesuatu yang berbeda.Trauma yang masih membekas akibat kehadiran orang baru di rumahnya membuat Rafan mengambil keputusan untuk kembali tinggal bersama orang tua. Keputusan ini membuat Yuan merasa senang, terlebih dengan kedekatan yang sudah terjalin sebelumnya. Tinggal bersama Pak Jo dan Bu Veronica, Yuan tak perlu lagi waspada saat Rafan pergi bekerja. Kehadiran banyak orang di rumah mertuanya memberikan rasa nyaman dan aman.Dalam keadaan baru ini, mungkin akan terbuka peluang untuk mendalami dinamika hubungan antara Yuan, Rafan, dan keluarga mertua. Kesempatan untuk memp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status