Wajah Bi Sumi seketika membeku, terperangkap dalam ambang kebingungan yang mendalam. Tidak satu pun yang ingin merasakan dinginnya jeruji penjara, tapi memohon, merayu, atau bahkan menangis, sepertinya menjadi pilihan yang tak etis dan hampir pasti sia-sia, mengingat sikap tegas Rafan yang tak tergoyahkan. Dalam kebimbangan ini, Bi Sumi merenung, mencoba mencari jalan keluar yang cerdas dari labirin konsekuensi yang tak terelakkan.Berputar di dalam benaknya, pikiran Bi Sumi mencari strategi untuk menyelamatkan diri tanpa harus menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Bagaimana caranya menjadi korban, berperan seolah-olah lupa pada alasan yang baru saja disampaikan kepada Rafan beberapa menit yang lalu. Tentu saja ini bukan hanya sekadar menemukan alasan, tapi melibatkan seni memainkan peran dalam drama yang semakin menggigit.Bi Sumi, tanpa diduga, merubah arah rencananya. Beliau memutuskan untuk mengambil jalur emosional. Dengan wajah iba, beliau mencoba membangun citra diri sebagai sosok
Read more