Home / Pernikahan / Aku Setelah Kau Ceraikan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Aku Setelah Kau Ceraikan: Chapter 141 - Chapter 150

173 Chapters

Bab. 141. Alhamdulillah, sah!.

Perias menyuruh Nadhira untuk keluar dari kamarnya setelah penghulu mengatakan Sah, dengan di dampingi oleh Linda dan kerabat lainnya Nadhira keluar begitu anggun sampai yang melihatnya susah untuk mengedipkan mata.Terutama Nathan yang tidak menyangka kalau istrinya begitu cantik mengenakan baju pengantin."Kamu nggak mau lihat wajah suami kamu? Dia tampan sekali ya Allah Nad!" bisik Linda lirih."Malu kak! Aku malu sama Mas Nathan."Nadhira berjalan menunduk tanpa berani memandang wajah laki-laki yang kini resmi menjadi suaminya, laki-laki itu tersenyum, terpesona dengan sang bidadari syurga yang baru keluar dari kamar dan semakin dekat hingga posisi mereka kini berhadapan."Assalamualaikum, istriku!"Nadhira spontan membelalakkan matanya saat Nathan memanggilnya dengan sebutan istriku. Dia tersipu malu sambil menunduk Kembali dan menoleh ke samping menyembunyikan senyumnya."Wa-waalaikumsalam su-suamiku," ucapnya malu-malu.Semua yang menyaksikan momen itu ikut malu melihat pasanga
Read more

Bab. 142. Cemburu Buta.

Fahri datang mengenakan Hem batik dengan celana katun berwarna hitam bergandeng dengan Salsa yang mengenakan dress span motif brokat berwarna biru muda sambil menenteng dompet berukuran besar.Dengan rambut mengombak yang di ikat sembarang ke atas serta make up yang sedikit berani membuat wanita beranak satu itu terlihat segar.Pandangan Fahri tertuju pada kedua mempelai yang sedang bersalaman dengan tamu undangan yang hendak pulang di atas pelaminan. Senyum bahagia dia lihat dari mantan istri yang kini bersanding dengan laki-laki lain.Salsa melirik sesaat pada Fahri yang begitu intensnya memandang ke arah depan."Cantik ya Fah, mantan istri kamu.""Apaan sih! Ingat, dia itu sekarang milik Dokter Nathan! Salsa please di sini kamu jangan bikin gara-gara.""Maksud kamu, aku wanita yang suka buat masalah? Gitu?" gerutu Salsa kesal, bisa-bisanya Fahri mengatakan itu di hadapannya."Bukan itu maksud aku! Udah pokoknya kamu jangan bikin suasana jadi nggak enak! Itu aja."Sesaat menikmati h
Read more

Bab. 143. Malu-Malu Tapi Mau.

"Habis dia lucu! Kamu lihat tadi, betapa dia malunya di tertawakan banyak orang."Baru kali ini Nadhira melihat Nathan yang tertawa lepas. Tetapi dia tidak ikut serta menertawakan, Nadhira hanya menggeleng sambil menarik nafas panjang.Mereka kembali fokus pada tamu yang hendak pulang, satu persatu mulai meninggalkan lokasi hingga kini mulai terlihat sepi. Hanya ada kerabat dan keluarga yang turut serta membantu. Sudah tidak ada lagi tamu yang datang dan pergi.Perias menyuruh pasangan pengantin baru untuk beristirahat, melepas semua dandanan Nadhira menggantinya dengan pakaian biasa yang dia kenakan untuk sehari-hari."Alhamdulillah acara kita sudah selesai ya, Sayang! Apa kamu siap untuk nanti malam," tanya Nathan sambil memainkan alisnya.Sungguh tidak Nadhira sangka kalau Nathan bisa merayunya seperti itu, tetapi sepertinya dia masih takut di hadapkan dengan situasi malam pertama."Ehem Nathan, eh, Mas! Aku ...em, aku ..., aku makan dulu, iya aku makan dulu. Perutku lapar sekali,
Read more

Bab. 144. Menantu Yang Sempurna.

Percikan air yang membasahi tubuh atletis serta bagian yang menetes dari ujung rambut membuat Nathan begitu terlihat segar.Dia mengambil sebuah handuk yang tergantung di hok dan mengelapnya sampai kering. Tidak di pungkiri oleh Nadhira kalau ini adalah pemandangan yang sangat indah.Seseorang yang mempunyai tubuh atletis memandanginya dengan sangat lekat sambil mengelap tubuhnya."Kenapa? Kamu menginginkannya sekarang?""Ah, ti-tidak Nathan! Lebih baik kamu ganti baju sekarang. Bude menunggu kita di depan."Terdengar sampai ke kamar suara orang yang baru saja datang dan Nadhira sangat hafal siapa pemilik suara tersebut yang tak lain adalah budenya, Kakak dari bu Nina yang tinggal di luar kota.Lama memang mereka tak jumpa dari semenjak Nadhira kuliah dulu sampai sekarang bude Mira baru datang kemari."Aku keluar dulu, Mas! Nanti kamu susul aku ke depan."Secepatnya Nadhira pergi dari hadapan Nathan untuk menemui budenya yang datang dengan suaminya."Nah, ini dia pengantin baru! Mana
Read more

Bab. 145. Romantisnya Pasangan Baru

"Bude dan Pakdemu pulang dulu! Gio, Bude pesan sama kamu, sebagai anak laki-laki tolong jaga Mamah kamu baik-baik. Jangan biarkan dia merasa kesepian.""Siap Bude, lagian bukannya disini semakin rame dengan kedatangan Nathan di rumah ini?"Setelah berpamitan, bude Mira dan suaminya pulang ke rumahnya yang ada di luar kota. Suasana semakin sepi dengan kepulangan orang tua Nathan meninggalkan putranya tinggal dengan keluarga barunya.Hari semakin malam dimana saatnya mereka untuk beristirahat setelah lelah mengadakan acara.Bu Nina masuk ke kamarnya sendiri, begitu juga dengan Gio dan istrinya pun masuk ke kamar tamu untuk beristirahat.Nathan mengikuti di belakang Nadhira masuk ke dalam kamarnya dan duduk uncang-uncang kaki di atas tempat tidur. Mereka terlihat canggung satu sama lain.Perasaan bingung apa yang harus mereka lakukan sekarang, Nadhira duduk di samping Nathan dengan jarak lumayan lebar.Semula mereka saling lirik satu sama lain tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.Mer
Read more

Bab. 146. Pulang Satu Per Satu.

"Sayang aku berangkat yah, kamu baik-baik di rumah.""Iya Mas, kamu juga hati-hati! Salam buat kedua temanku di Rumah sakit."Nadhira mengantar Nathan sampai di depan rumah sambil membawakan tas kerjanya yang hendak berangkat ke Rumah sakit.Pagi itu Nathan terpaksa berangkat sendiri karena Nadhira harus mengurus sisa-sisa acara pernikahannya, hari itu juga Gio dan Linda akan kembali ke rumah pribadinya dan hanya tingga bu Nina saja yang ada, oleh karena itu Nadhira memutuskan untuk nanti saja tugas dinas seperti biasanya.Tak lupa Nathan mencium kening sang istri ketika mau pergi dengan mobil yang biasa dia tumpangi.Nadhira hanya bisa memandang sambil melambaikan tangannya sampai mobil itu sudah tidak terlihat lagi."Hai Sayang, ya Allah ganteng banget keponakan Tante! Sini gendong sama Tante."Desta yang begitu tampan berlari menghampirinya diikuti oleh Linda di belakangnya hingga kini mereka berdekatan."Sayang, turun dong! Kasihan Tantenya kan capek pasti. Sini kamu sama Mamah sa
Read more

Bab. 147. Healing-Nya Pengantin Baru.

"Sayang aku pulang."Tetapi rumah terlihat sangat sepi, Bu Nina di dalam kamarnya sedang berdzikir, sebenarnya dia mendengar menantunya pulang tetapi dzikir itu belum dia selesaikan.Maka Nathan segera masuk ke kamar tetapi istrinya tidak juga ada di kamar, hanya terdengar gemerincing air dari dalam kamar mandi yang menandakan kalau Nadhira ada di dalamnya.Nathan duduk sambil melepas dasi dan kencing di pergelangan tangannya dan saat itu juga Nadhira keluar hanya memakai handuk berwarna putih sambil mengusap rambut panjangnya yang tengah basah.Melihat pemandangan itu serasa bikin segar mata Nathan yang semula mengantuk jadi tak bisa untuk berkedip."Dudududu," gumam Nadhira bersenandung tak menyadari kalau suaminya kini sedang memandanginya, begitu dia hendak melepaskan handuk, tiba-tiba tak sengaja matanya menyapu pada Nathan yang tersenyum kagum."Aaarrgghhh! M-Mas, sejak kapan kamu ada di situ?"Lagi-lagi Nadhira spontan berteriak yang membuat Nathan tertawa. Wajahnya seketika pu
Read more

Bab. 148. Satu Minggu Menikah.

Satu Minggu menikah...Nathan ragu untuk mengatakan sesuatu pada Nadhira, dia yang tengah mengobrol dengan orang tuanya lewat telepon merasa tak enak hati, takut kalau istrinya itu akan tersinggung, akan tetapi pesan dari bu Farida juga harus dia sampaikan apapun keputusan Nadhira nanti.Siang hari dimana hari libur Nathan terlihat lebih banyak diam walau sedang duduk berdampingan dengan Nadhira yang bergelayut manja di lengan kekarnya."Mas, kamu kenapa? Kok sepertinya dari kemaren kamu diam? Ada apa?""Aku bingung Sayang, Mamah meminta kita untuk pindah ke rumahnya! Tapi bagaimana dengan Mamah kamu jika kita pergi dari sini?"Rupanya itu yang sedang Nathan pikirkan, memanglah soal tinggal dimana menjadi hal yang sensitif mengingat orang tua mereka sama² kesepian.Tetapi sebagai seorang istri tentu Nadhira tau kalau dia harus menuruti apa yang di katakan oleh suaminya lalu bagaimana mereka mendapatkan solusi untuk masalah ini."Em, gimana yah! Nanti kita bicarakan sama Kak Gio, siapa
Read more

Bab. 149. Pindah Rumah.

"Mas kamu udah siap? Ayok kita keluar sekarang."Nadhira keluar kamarnya lebih dulu sambil menarik koper berukuran besar, Nathan yang melihat istrinya kesulitan pun segera meraih dan menggantikan posisinya walau dasi yang dia kenakan belum terpasang rapi.Hari ini mereka akan pindah ke rumah orang tua Nathan yang lumayan jauh jaraknya dari rumah bu Nina.Dia dan Gio sekeluarga sudah menunggu di depan untuk melepas kepergian mereka dari rumah ini."Sini sini, biar aku yang bawa," ujar Nathan menggantikan posisi Nadhira menarik kopernya."Tunggu Mas! Ya Allah, suamiku kenapa begini pasang dasinya! Sini biar aku rapikan sebentar."Nathan menoleh sedikit ke atas saat Nadhira merapikan dasinya hingga selesai."Dah selesai! Kita temui mereka sekarang?" Bu Nina, Gio dan juga Linda berdiri seketika saat Nathan dan Nadhira mulai terlihat."Kalian sudah siap?""Sudah! Kak, Mah kami pamit sekarang, doakan rumah tangga kami selalu bahagia ya Mah."Bu Nina sudah mulai ikhlas menerima kenyataan, d
Read more

Bab. 150. Tak Seperti Biasanya.

Dua bulan tingga di rumah mertua..."Sayang, lebih baik sekarang kamu nggak usah aktif ke Rumah sakit. Biar aku saja yang bekerja, kamu cukup jadi ibu rumah tangga, melayani aku sebaik mungkin."Pagi harinya Nathan menghampiri dan menyentuh lengan istrinya yang sedang bersolek di depan cermin, dia berharap kalau Nadhira mau mendengarkan saran dia untuk resign dari Rumah sakit.Melihat istrinya lelah setiap hari membuat Nathan tidak tega tetapi jawaban Nadhira justru membuat Nathan tercengang."Maksud kamu aku harus berhenti bekerja gitu Mas? Lalu untuk apa aku kuliah dari dulu! Kamu tau Mas kalau dari dulu cita-citaku adalah seorang Dokter?"Entah apa yang merasuki Nadhira saat ini, kenapa Nathan bicara dengan nada rendah sedang dia bicara dengan nada kencang terhadap suaminya.Sungguh tidak Nathan sangka sebelumnya padahal semenjak menikah wanita itu tidak pernah berkata keras terhadap siapa saja, tetapi hari itu serasa bukan Nadhira yang ada di hadapannya."Ma-maksud aku bukan seper
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status