Home / Pernikahan / Aku Setelah Kau Ceraikan / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Aku Setelah Kau Ceraikan: Chapter 161 - Chapter 170

173 Chapters

Bab. 161. Penyesalan Yang Sudah Tiada Artinya.

"Salsa, sedang apa dia disini, dan dengan siapa orang itu?"Fahri sudah menemukan dimana istrinya duduk tapi dia sengaja tidak menampakkan diri agar lebih leluasa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, dengan begitu Fahri punya bukti yang kuat saat istrinya nanti mengelak.Dia hanya bersembunyi dibalik vas bunga yang begitu besar sembari memesan secangkir kopi untuk alasan minum di tempat itu."Mau apa kamu mengajak aku ketemuan disini Dim? Kamu sengaja kan mendekati suamiku, pakai acara kerja di kantor kita juga! Kamu pasti ingin supaya kita lebih dekat tanpa dia ketahui bukan?"Begitu percaya dirinya Salsa bicara, dia tak tau kalau saat ini suaminya sedang mendengarkan pembicaraannya. Dada Fahri bergemuruh seketika saat mendengar ucapan dan nama yang Salsa sebut yang ternyata karyawan barunya di kantor yang sedari tadi dia cari tak terlihat batang hidungnya."Kamu memang wanita yang pintar Sayang, nggak salah aku punya simpanan seperti kamu! Tapi please beri aku uang sekarang!
Read more

Bab. 162. Keputusan Yang Tepat.

"Nggak penting kamu tau aku dari mana mendapatkan itu? Aku akan memberitahukan semuanya sama Papah kamu sekarang!""Nggak Fahri, kamu nggak boleh melakukan semua itu, aku mohon jangan!""Fahri aku mohon sama kamu!" gumam Salsa mengiba."Lepaskan kakiku!"Bahkan sampai Salsa berlutut menyentuh kakinya pun Fahri nggak perduli, dia justru mengibas pegangan tangan itu sampai Salsa terjengkang ke belakang.Dia segera masuk ke mobil dan segera pergi meninggalkan Salsa sendirian di tempat itu. Tetapi sebelum Fahri sampai menemui papahnya, Salsa secepatnya menyusul, dia berharap masih ada kesempatan untuk meyakinkan papahnya bahwa apa yang di berikan Fahri bukanlah kesalahannya.Mobil mereka berkejaran begitu cepat seperti sedang manufer di jalan raya.Hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit Fahri sampai lebih dulu dan masuk mencari papah mertuanya, dia berteriak memanggil Pak Baskara yang sedang duduk santai dengan istrinya."Pah, Papah dimana Papah!"Teriakan itu sangat kencang hingga Pak
Read more

Bab. 163. Tidak Patah Semangat.

Fahri berjalan lunglai pulang ke rumahnya sendiri, dia begitu terpuruk saat melihat anak kecil yang begitu riang bermain dengan neneknya.Gadis kecil yang sangat dia cintai ini ternyata bukanlah anak kandungnya. Tak kuat menahan rasa sakit hati Fahri sampai meneteskan air mata, dia berfikir bagaimana mungkin dia rela berpisah dari Maura yang selama ini dia anggap seperti anaknya sendiri."Oma, lihat Papah pulang," ujar Maura sambil menunjuk ke Fahri yang berjalan lesu.Melihat kondisi anaknya yang terlihat kacau bu Sita khawatir sesuatu terjadi pada putranya pun segera turun dan menghampiri Fahri."Fahri, kamu kenapa? Kenapa keadaan kamu seperti ini?""Kita harus tinggalkan tempat ini Mah, kita harus pergi dari rumah ini!""Maksud kamu?""Ternyata selama ini Salsa membohongi aku! Dia yang mencuri uang perusahaan untuk diberikan pada kekasih gelapnya! Dan Mamah tau? Dia ..."Fahri tak sanggup meneruskan kata-katanya saat menunjuk pada Maura dan hendak mengatakan kalau dia bukanlah anak
Read more

Bab. 164. Mulai Dari Awal.

"Jadi kita akan tinggal di kontrakan kecil ini Fah? Kulit Mamah bisa gatal-gatal disini!"Masih saya wanita tua itu mementingkan egonya sendiri, kenapa bu Sita tak bisa melihat bagaimana keadaan anaknya saat ini.Bukannya dia bersyukur tetapi bu Sita justru mengeluh yang membuat Fahri semakin pusing."Iya Mah, untuk sementara waktu kita akan tinggal disini! Tapi aku janji, aku akan secepatnya mencari pekerjaan dan kita akan pindah ke rumah yang lebih besar."Seutas senyum Fahri paksakan berharap ibunya bisa mengerti."Ya udah deh! Terpaksa ibu mau tinggal di rumah reyot seperti ini."Bu Sita mengemasi barang dan bersih-bersih rumah yang semula berantakan penuh debu, kini menjadi sangat bersih dan rapi walau sesekali dia bersin-bersin saat membersihkan.Sedang Fahri duduk sendirian di depan rumah sambil termenung membayangkan lika-liku kehidupannya selama ini."Ya Allah, mau cari kerja kemana aku ini, ck!""Semangat Fahri, kamu pasti bisa lalui semua ini! Aku yakin itu," gumamnya membe
Read more

Bab. 165. Apapun Pekerjaan Itu.

Ternyata uang 20rb itu Fahri gunakan untuk membeli bensin supaya mobilnya dapat berjalan tetapi bukan kepergian hari itu Fahri untuk mencari pekerjaan melainkan pada sebuah Show room untuk menjual mobilnya.Fahri tidak punya pilihan lain saat ini, di sisi lain dia harus punya uang untuk menyambung hidup dengan ibunya, dan juga untuk membayar kontrakan yang sudah ditagih oleh si pemilik rumah.Harta berharga satu-satunya dia jual dan berfikir secara optimis bahwa suatu saat nanti dia bisa membelinya dengan yang lebih bagus lagi."Ini Pak Fahri uangnya, mobil ini resmi menjadi milik saya sekarang.""Terima kasih Pak, kalau begitu saya permisi dulu," ujarnya sambil membawa sebuah amplop coklat berisi segepok uang hasil jual mobilnya.Secepat mungkin dia kembali ke rumah sebelum bu Sita kebingungan dari mana dia mendapatkan belanjaan untuk makan mereka.Sesampainya di rumah bu Sita membelalakkan matanya saat Fahri memberikan amplop itu kepadanya, wajahnya terlihat sangat bahagia tanpa sad
Read more

Bab. 166. Kuli Bangunan.

Bekerja di proyek pembangunan berjalan selama satu Minggu tanpa bu Sita tau apa pekerjaan Fahri yang sesungguhnya.Fahri memang sengaja berbohong dengan mengatakan kalau dia kerja di suatu perusahaan besar agar bu Sita senang, padahal setelah jam pulang dia harus berkemas merapikan diri agar terlihat seperti bekerja di perusahaan sungguhan, berangkat pun dia sengaja mengenakan pakaian formal dan menggantinya di tempat kerja dengan pakaian biasa."Alhamdulillah ya Fah, semenjak kamu bekerja, Mamah sudah bisa menabung sedikit demi sedikit! Semoga kita bisa membeli rumah sendiri nantinya.""Aamiin Mah, yang penting Mamah terus doakan Fahri yang terbaik, supaya Fahri bisa dapat kerjaan yang lebih layak!""Loh yang lebih layak, maksud kamu Fah?"Dia tidak sadar kalau ucapannya justru membuat bu Sita curiga, kenapa Fahri mengatakan yang lebih layak, bukankan sebagai Staf di kantor sudah merupakan pekerjaan yang layak?.Secepat mungkin Fahri mencari alasan yang cocok dengan ucapannya itu"Eh
Read more

Bab. 167. Nasib Fahri Saat Ini.

"Nathan kamu sudah siap? Nanti kamu temui saja Zaki di sana! Papah udah bilang sama dia kalau anak Papah hari ini datang kesana."Pak Atmaja menemui Nathan yang sudah bersiap untuk meninjau proyek miliknya. Di temani oleh istri yang menggendong baby Ryan sambil sesekali Nadhira mengajak Baby Ryan bicara menunjukan sekeliling rumahnya mereka benar-benar seperti keluarga yang sangat harmonis."Iya Pah, yang penting Zaki udah tau kalau aku mau kesana, kalau gitu aku berangkat dulu Pah.""Sayang aku berangkat dulu, jaga Ryan baik-baik.""Iya Mas, kamu juga hati-hati di jalan. Kabari kita kalau udah sampai disana."Tak lupa Nadhira menyalami tangan suaminya sebelum pergi seperti biasanya.Lambaian tangan dari Pak Atmaja dan Nadhira mengiringi kepergian Nathan menuju tengah kota untuk melihat progres disana.Hanya memerlukan waktu kurang lebih satu jam Nathan telah sampai di tempat di mana Zaki sebagai Manager berjalan menghampiri dengan helm yang di pakai di kepalanya.Manager itu terlihat
Read more

Bab. 168. Mengajak Fahri Pulang.

"Assalamualaikum, Sayang aku pulang."Tetapi tidak ada jawaban dari Nadhira, justru pak Atmaja dan bu Faridalah yang muncul menyambut kepulangan Nathan dari proyek itu.Mereka berdua terlihat lega melihat anaknya pulang dengan keadaan baik-baik saja."Nathan, kamu sudah pulang? Bagaimana proyek ya, apa semuanya baik-baik saja?""Alhamdulillah baik Pah, aku juga sudah keliling proyek dengan Pak Zaki tadi siang! Oh iya Pah, Mah, perkenalkan ini Fahri, teman Nathan."Sedangkan pak Atmaja dan bu Farida tak tau kalau Fahri adalah mantan suami dari menantunya kini.Dia mengira kelau Fahri murni hanya teman Nathan dari kenalan atau dari pekerjaannya.Betapa tersentuhnya hati Fahri ketika Nathan menganggapnya sebagai teman di depan kedua orang tuanya, padahal apa masih pantas dia disebut dengan teman setelah apa yang dia lakukan selama ini.Rasanya panggilan itu tak pantas dia dapatkan tetapi Fahri menganggap kalau ini awal yang baik untuk perkenalan mereka."Selamat sore Om, Tante, saya Fahr
Read more

Bab. 169. Pandangan Sendu Bu Sita.

"Mas Fahri apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana keadaan Ibu saat ini?""Em, kami Alhamdulillah baik Nad, Ibu juga baik! Kamu sendiri bagaimana? Kelihatannya rumah tangga kalian sangat bahagia?""Alhamdulillah kami baik Mas, rumah tangga kami juga baik-baik saja. Ya seperti yang kamu lihat sekarang, Mas Nathan sangat menyayangi aku dan juga Ryan."Fahri tersenyum kecut mendengar ucapan dari Nadhira, sedikit banyaknya dia sadar kalau dia memang tidak sepenuhnya memberi kebahagiaan pada wanita ini sejak dulu sewaktu masih menjadi istrinya.Profesi yang berbeda dari Nathan, membuat Fahri tak bisa memberikan kemewahan seperti yang dia rasakan saat ini karena saat Fahri menjadi suaminya, dia hanya mempunyai jabatan sebagai seorang staf di kantor.Fahri sendiri tau kalau nada bicara Nadhira sengaja menunjukan betapa bahagia rumah tangganya yang sekarang lengkap dengan hadirnya seorang anak di tengah-tengah mereka."Begini Sayang, kinerja Fahri sangat bagus di perusahaan, dari
Read more

Bab. 170. Hari Pertama Kerja Fahri.

"Jadi hari ini kamu mulai bekerja di perusahaan itu Fah?"Pagi-pagi Fahri sudah berdandan rapi mengenakan atasan Hem berwarna putih lengkap dengan dasi yang berwarna biru Dongker.Dia menghampiri bu Sita yang sedang menyiapkan sarapan di dapur kontrakan yang sangat sederhana."Iya Mah, semoga ini awal yang baik di kehidupan kita ya Mah! Fahri janji akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.""Aamiin, Mamah doakan semoga kamu betah bekerja di sana ya Nak."Selesai sarapan Fahri berpamitan dan bergegas ke perusahaan milik Pak Atmaja. Tanpa mempunyai kendaraan, Fahri berangkat dengan taksi online yang dia pesan sebelumnya.*****"Selamat pagi Pak, maaf ada yang bisa saya bantu?" ucap Nia si Manager saat Fahri sampai dan menghampirinya.Semula dia menoleh ke kiri dan ke kanan, menelisik ke segala arah kantor mencari dimana Nathan berada karena dia memang berjanji untuk bertemu di kantor. Tetapi sampai sekarang ini dia belum terlihat sosoknya."Maaf Mba, saya mau ketemu sama
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status