Mengenakan gaun putih bergaya bell-sleeve dari butik ternama yang di belikan Hamidah untuk lawatan ke restoran untuk acara lamarannya, Pamela menarik napasnya dalam-dalam dan menghentikan langkahnya di ambang pintu.“Aku deg-degan parah, Pa.”Anang Brotoseno heran, putrinya bertingkah aneh setelah pulang dari Bali. Pamela lebih banyak diam, tapi tersenyum-senyum lalu meragu, cemas, dan seperti ini. Keberaniannya pupus, seakan ia tidak mewarisi darah juang darinya. Anang Brotoseno melirik anak tirinya, dua laki-laki remaja yang menjadi pengawal pribadi Pamela malam itu. “Bawa kakak kalian ke dalam, jangan sampai dia kabur. Papa sudah bayar mahal restoran Itali ini hanya untuk panen cucu!”Dimas dan Kenzo sigap meraih lengan Pamela, merengek-rengek lah calon istri Ace itu. Bersama dua adik tirinya yang sudah merasakan bagaimana ayahnya memberi jadwal rutin ke gym untuk latihan fisik sebelum mereka masuk ke sekolah militer, Pamela tetap kalah meski adik tirinya lebih pendek darinya.“Mb
Terakhir Diperbarui : 2023-12-02 Baca selengkapnya