POV SerraAku merasa tidak enak pada Nino karena Melody tidak pernah berhenti membuat ulah, kepala ini rasanya akan pecah. Aku selalu berusaha untuk membuat diriku baik-baik saja agar tidak mengganggu kehamilan.Kupikir setelah Melody melahirkan semuanya akan lebih baik tapi tetap sama, jika aku tidak memaksakan diri keluar dari rumah dan ikut Nino, mungkin aku tidak bisa setenang ini. Melody juga harus belajar dewasa, dia harus bisa tanpa aku.“Sayang, kenapa?”Suara Nino membuatku terlonjak. Dia baru saja keluar dari kamar mandi.“Mas, kamu membuatku kaget!”“Lagian kenapa kamu melamun begitu hm?”Dia berbaring, menjadikan pahaku sebagai bantal, wajahnya sudah tenggelam di depan perutku, menghujani ciuman membuatku kegelian.“Mas, geli!”“Aku tidak sabar untuk melihatnya.” Nino menatapku dari bawah, tangannya terangkat mengelus pipiku.“Apalagi aku, Mas.”“Kamu masih memikirkan Melody?” Dia langsung mengalihkan pembicaraan.“Maaf ya. Melody sering membuatmu repot,” sesalku.“Dia jug
Read more