“Bagus tidak?”Bukannya menjawab, Melody malah mengernyitkan dahinya, “Bunda mau beli?”“Jawab saja, bagus tidak? Bunda masih ingat kamu pernah tunjuk gaun ini, kamu bilang mau memakainya saat menikah nanti.”“Iya, sih. Tapi ‘kan belum, Bun. Mamanya Edwin juga belum memberikan restu bagaimana aku dan Edwin bisa menikah.”“Pakai. Bunda juga mau mengajakmu ke suatu tempat.”“Tidak bisa pakai baju biasa saja, Bun. Repot sekali pakai ini.”“Ayo cepat, tempatnya bagus untuk foto prewedding, setidaknya sebelum menikah ada fotonya. Bunda tunggu di bawah.”Melody menatap gaun yang dibawa sang ibu, gaun impian Melody, bahkan ini lebih indah daripada yang dilihatnya. Tentu saja lebih indah karena dirancang ulang dan tidak ada yang memiliki gaun yang sama. Untuk putri sambungnya tersayang, Nino mendatangkan desainer terbaik.Tok! Tok! Tok!Baru saja Melody selesai memakai gaun itu, pintu kamar diketuk.“Masuk.”Seorang yang tak dikenal mendorong pintu dari luar.“Mbak Melody, saya diminta Bu Ser
Read more