All Chapters of GATAKA : Kesengsaraan Berujung Kematian: Chapter 11 - Chapter 20

80 Chapters

Penemuan Mayat Misterius

Tiap tengah malam menjelang waktu istirahat, petugas keamanan atau satpam melakukan patroli di beberapa gedung. Pak Imron, ditugaskan berkeliling di Gedung A1. Saat melewati bagian belakang gedung, tanpa sengaja beliau lihat gundukan tanah memanjang di kebun sebelah kamar mandi. Pak Imron mengambil HT (Handy Talky) yang digunakan untuk komunikasi dengan satpam lain. “Imron A1, ganti." "Ada apa, Pak Ron?" Pak Imron bertanya, “Pak Uspi, ini ada yang gali tanah buat nanam tanaman ya?” 'Gak ada laporan masuk soal itu, Pak Ron.” “Oh begitu.” Pak Imron lewat namun merasakan janggal. Di samping kebun, ada kamar mandi perempuan yang berdekatan dengan line proses awal. Pak Imron menyorot lurus ke arah karyawati yang naik menginjak rerumputan, mau melempar sampah masuk ke tong sampah. "Ya ampun, Neng! Ada papan gede 'Dilarang Menginjak Rumput' masih diinjak juga. Turun, turun!" Setelah karyawati tersebut menoleh, rupanya si Ria yang tertangkap basah, nyengir pula sudah salah,
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Menginap di Rumah Kiran

“Apa ada orang yang bisa mengkonfirmasi alibi kamu?” tanyanya sebatas formalitas. Ria berpikir keras mencari alasan yang bisa memperkuat alibi Kiran. “Kebetulan kalian di sini. Alibi saya harus dikonfirmasi juga, kan?” Ranu melangkah maju, matanya berkilat tajam. Dengan satu kalimat, dia berhasil mengubah keadaan. “Kami ada urusan pribadi. Kenapa kamu bilang ke toilet?” Kiran terdiam, tak mampu berkata-kata. Pandangan Ria mengikuti bagian depan Gedung A1 yang ditunjuk Ranu. “Siapa yang peduli benar atau bukan, yang penting alibi Kiran dikonfirmasi.” Ria mengangkat alisnya, menatap Ranu dengan penuh arti. “Diam-diam menghanyutkan. Ternyata kalian lagi pendekatan nih?” Ranu tersenyum tipis, namun matanya tidak menunjukkan emosi apa pun. Sungguh tidak masuk akal! Tidak ada alasan kuat bagi Kiran untuk bertemu Ranu di tempat yang sepi seperti itu, apalagi saat jam kerja. CCTV?” tanya Iptu Cakra, nada suaranya tegas. Ranu menghela napas. “Gak ada yang menyorot dalam gedung, ke
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more

Celah Gelap Tak Biasa

Kiran menepuk pelan bahu Ranu. “Maaf, ya, kamar Ayahku gak bisa ditempati. Kamu tidur di sini gak apa-apa?” Ranu menoleh, matanya sembab. “Saya bisa tidur di mana saja.” Kiran tidak berani bertanya apa yang membuat dia menerawang kosong ke arah luar. Ria menyahut, “Zaman sekarang sudah biasa laki-laki nginap di rumah perempuan. Lagi pula tampang kamu bukan tipe laki-laki berandal. Kalau kamu macam-macam, bakal kena jurus andalan aku.” “Kalau ada apa-apa, aku jago kabur,” timpal Kiran, menuju kulkas mengambil air dingin untuk mereka. Posisi mereka berganti. Ria yang tadi penuh semangat kini terlihat lesu, bersandar di sofa. Ranu justru tampak larut dalam kenangan, matanya tak berkedip menatap foto-foto lama, terutama foto Kiran saat SMA dan potret ayahnya bersama teman-teman semasa wisuda. “Kok nggak ada foto teman sekolah kamu ya, Kiran?” tanyanya pelan, tersenyum getir. "Gak ada," jawab Kiran singkat. Ranu bertanya lagi, “Kenapa?” "Aku pernah kecelakaan waktu SMA. Jadi,
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

Bilik Rahasia

Ria tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Dengan sekuat tenaga, dia menarik sisi rak itu. Ranu dan Kiran pun ikut membantu. Saat celah itu semakin terbuka, sebuah cahaya redup memancar dari dalam. Mereka bertiga saling pandang dan berhati-hati membuka celah itu sepenuhnya. Sebuah ruangan kecil yang gelap tersembunyi di balik rak buku itu. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan tulisan aksara dan bahasa latin yang Kiran duga sebuah mantra. “Gak mungkin ..” Kiran terkejut dengan ruangan rahasia yang ditemukan setelah 23 tahun hidup di rumahnya sendiri. Ria merasa merinding sekujur tubuh. “Apa gak sebaiknya abaikan saja? Kita gak tahu isi di dalam sana. Gimana kalau pas kita masuk terus pintunya tertutup dan terjebak selamanya?!” Ranu masuk lebih dulu, meraba-raba tembok mencari sakelar lampu, tapi nihil. Ria mendongak ke langit-langit takut runtuh menimpanya. Di dalam kegelapan itu, Kiran masih bisa melihat dengan jelas. Ia bahkan orang pertama yang menemukan nakas di sudut bili
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

Ucapan Tulus dari Ranu

Mereka keluar, mendorong rak hingga rapat menutup pintu rahasia itu. Ranu menuju ruang tamu, mencari kenyamanan di sofa. Sementara itu, Ria masuk kamar Kiran dan langsung terlelap kelelahan. Berbeda dengan kebanyakan orang, Kiran memerlukan ketenangan untuk tidur. Ia sering kali merenung dalam-dalam, bahkan sampai menciptakan kisah-kisah baru di benaknya. Dengan begitu, mimpi buruk yang biasanya menghantuinya tak lagi menjadi ancaman. Dengan gerakan hati-hati, Kiran mengatur posisi tidur Ria agar lebih nyaman. Ia kemudian menarik selimut hingga menutupi setengah tubuh Ria, seolah ingin menghalau hawa dingin dari pendingin ruangan. Pintu kamar hampir saja tertutup saat suara Ranu terdengar, “Ada bantal lagi?” Kiran menoleh dan melihat Ranu berdiri di ambang pintu. “Ada.” Ia kemudian membuka lemari kecil di samping tempat tidurnya, mengambil bantal tambahan, lalu memberikannya pada Ranu. “Makasih,” ujar Ranu sambil menerima bantal itu.” Dengan cepat, Ranu melirik Ria yang sud
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

Makan Bersama di Rumah Kiran

Pukul 13.00, Ranu baru saja terbangun dari tidur siang. Dengan mata masih sayu, ia mulai merapikan sofa. Kiran muncul dari dapur tepat pada waktunya, membawa segelas air yang ternyata lebih dibutuhkan Ranu. “Kapan bangun?” tanya Kiran, meletakkan gelas di atas meja. “Baru saja. Ria sudah bangun?” sahut Ranu. “Belum,” jawab Kiran. Pria itu meraih jaketnya dan buru-buru memasang jam tangan. “Gak nunggu Ria bangun?” tanya Kiran lagi. Ranu mengangkat bahu. “Biarin saja. Ria bisa pulang sendiri. Tadi, saya sempat dengar suara gaduh dari belakang. Kamu?” Samar namun pasti dia dengar seseorang beraktivitas. Ria baru saja bangun karena mencium aroma masakan, dia langsung muncul di ambang pintu kamar. “Kiran, kamu masak ya?!” matanya berbinar senang. Ranu yang sedang di ruang tamu pun ikut terkejut, “Kamu masak?” “Jangan pulang pas perut kosong. Ayo makan dulu!” Ria semangat bangun tidur tersedia makanan. Ranu tersenyum di balik semangat yang hilang. “Saya diajak makan.” Dia
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

Keanehan Beruntun

Ranu terdiam sejenak, pikirannya melayang. “Kamu yang kena efek lihat Gataka. Nggak bisa bedain mana kenyataan, mana halusinasi.” Alih-alih menghibur Ria atau mengatakan bahwa dia mungkin salah lihat, Ria malah kena semprot. Padahal Ria tidak sadar apakah itu mimpi atau kenyataan, karena dia yakin melihat Kiran bicara sendiri di depan cermin. Sesampainya di depan kosan Ria, bayangan Kiran masih menghantui pembicaraan mereka. Ranu menatap Ria dengan intens. “Ria, saya punya permintaan.” suaranya terdengar berat. Ria mengerutkan kening, “Permintaan apa?” Ranu menarik napas dalam, “Tolong perhatikan Kiran. Kamu sahabatnya.” Tatapan Ria bertemu dengan tatapan Ranu, penuh tanya. “Kamu khawatir lagi?” Ranu mengangguk, namun raut wajahnya berubah menjadi lebih serius. “Ini murni karena Gataka atau ada alasan khusus?” Pertanyaan Ria menggantung di udara, tak terjawab. Ranu mengalihkan pandangannya, seolah menyembunyikan sesuatu. Ria tersenyum kecut. “Oke, aku bakal lebih perha
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Mimpi Buruk yang Sirna

Situasi sulit dialami Tim Investigasi 1. Mereka sama sekali belum menemukan petunjuk siapa tersangka dalam kasus penemuan mayat di PT SH sebab kamera CCTV mengarah ke sudut lain serta alibi saksi telah dikonfirmasi. Ipda Aswin datang dari ruang arsip membawa laporan penyelidikan dan meletakkan agak kasar ke meja Iptu Cakra yang sedang memejamkan mata sampai sekujur badan tersentak kaget mendengar suara gebrakan. Abai dengan tatapan mematikan ketua timnya, Aswin menyampaikan dua kabar bertentangan. “Ada informasi baik dan informasi buruk. Mau yang mana dulu?” Sebentar, biarkan Cakra menyatukan elemen-elemen dalam tubuhnya supaya bisa terkoneksi diajak bicara. Tangan Cakra mengusap muka kemudian bertanya kembali, “Lebih baik jatuh dulu baru bangkit atau terbang tinggi lalu dijatuhkan?” Varafanu yang mejanya berada di sebelah Ipda Aswin pun berbisik, “Jatuh terus bangun sendiri.” “Gak ada yang tanya kamu!” celetuk Cakra mengacungkan jari telunjuk ke arahnya. Pria itu membuka beb
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Jurang Gelap

Dalam mimpinya, Cakra tersesat berada di hutan gelap. Hanya sinar jingga bulan purnama yang menerangi langkahnya. Di atas langit sejajar dengan tempat Cakra berdiri penuh kebingungan, banyak burung gagak mengitari sehingga suasana mencekam sangat menusuk kulit. Setelah pertama kali usaha Cakra melarikan diri ke arah mana pun yang dia anggap jalan ke luar dari hutan, akan terulang momen saat pria itu melihat perempuan tergantung di pohon beringin. Mimpi itu sangat terkutuk baginya sampai Cakra tidak berbuat apa pun, mendiamkan diri memaksa diri bangun dari bunga tidur, namun dia seakan-akan ditarik ke tempat itu lagi untuk menyaksikan momen menyakitkan tanpa henti. Entah kebetulan atau memang tahun ini keberuntungan berpihak pada Cakra. Sepulangnya dari TKP, dia langsung kembali ke kantor dan mengadakan rapat mendadak dengan Komisaris. Setelah itu Cakra merenung di kursi tentang kasus ini, lalu tertidur akibat kelelahan. Menduga lebih awal akan bermimpi hal yang sama, Cakra hamp
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Ria Diancam

Ranu, matanya terpaku pada pemandangan di depannya, mengarahkan senter ke arah Kiran dan Cakra. “Ada apa ini?” suaranya dingin, menusuk. Cakra buru-buru melepaskan tangannya. “Kenapa kalian berdua di sini?” Iptu Cakra menyambar ponselnya yang bergetar panjang di saku jaket, wajahnya menegang saat mendengar suara dari seberang. Tanpa sepatah kata lagi, dia berbalik dan melangkah cepat, meninggalkan mereka yang masih terdiam di tempatnya. Ria tergesa-gesa menghampiri Kiran, matanya melebar. “Kamu dari mana?” Jaket dengan logo kepolisian di lengan kanan Iptu Cakra membuat Ria tersentak. “Polisi itu...” Gataka mendekat, bisikannya menusuk telinga Ria. “Suamimu kembali.” Dunia Ria seketika berhenti berputar. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Ingin rasanya dia mencabik-cabik Gataka. Gataka hanya bisa tersenyum kecut melihat reaksi Ria. Terlalu banyak orang yang terjerat dalam permainan Gataka. Nasib mereka semua masih menjadi tanda tanya. Kesadaran Kiran kembali di tempat y
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status