All Chapters of SEKRETARIS PENGHANGAT RANJANG PRESDIR DINGIN : Chapter 71 - Chapter 80

136 Chapters

Lamaran Rizal

Dinda tidak pernah bermimpi akan memiliki rumah semewah dan semegah ini. Dia begitu terpukau melihat semua sudut rumah ini. Belum lagi tamannya juga sangat luas dan indah."Kenapa menangis?" tanya Dewa memeluk pinggang Dinda dari belakang. Dia takut ada yang salah lagi hingga istrinya menangis. Padahal Dinda begitu terharu dan merasa bahagia diperlakukan begitu baik oleh Dewa."Rumah ini besar sekali. Apa benar, kita akan tinggal di sini?" Dinda masih belum percaya pasalnya, rumah itu dua kali lipat luasnya dari rumah Dewa kala bersama Helen."Iya, Sayang. Bahkan rumah ini sudah aku buat atas namamu." Kepala Dinda menoleh pada Dewa. Kejutan apalagi ini? Padahal hanya tinggal di rumah ini saja sudah sangat membahagiakannya, ini Dewa malah membeli rumah ini atas namanya."Terima kasih." Hanya itu yang bisa dikatakan Dinda saat ini. Terlalu banyak kebahagiaan yang menghampirinya, dia takut akan ada badai menerjang rumah tangga mereka.***"Terima kasih untuk Bapak dan Ibu sudah menerima
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Beda Pendapat

Pesta pernikahan Helen begitu sederhana. Hanya beberapa orang yang diundang, hanya pilihan dengan kepentingan dan alasan yang tepat untuk hadir.Kehadiran keluarga Diraja dianggap pantas karena mengingat hubungan mereka yang lalu. Lagi pula, Helen juga menginginkan Dewa hadir di sana. Dia rindu. Alasan mengundang menjadi alasan agar bisa melihat pria itu."Selamat Bu," ucap Dinda lebih dulu menyalami pengantin. Dewa dan Leon berdiri tepat di belakangnya menunggu giliran."Dinda! Aku 'kan udah bilang, jangan panggil ibu lagi." Helen memasang wajah cemberut saat menerima uluran tangan Dinda. "Panggil Helen aja. Bukankah sudah aku katakan, lupakan masa lalu. Sekarang kita sudah punya jalan hidup kita masing-masing!"Dinda mengangguk. Meski begitu berat memanggil nama Helen, tapi apa yang dikatakan Helen benar. Dia harus menyingkirkan rasa tidak percaya diri dalam hatinya. Dewa juga sudah berulang kali mengatakan untuk membuang pemikiran yang mencap diri sendiri sebagai pelakor, yang sela
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Tidak Bahagia

"Perkenalkan ini teman baru kalian, Leon Putra Diraja," ujar guru yang berdiri di samping Leon. Hari ini, anak itu mulai masuk ke sekolah baru. Dia terlihat sangat gembira karena tempatnya menimba ilmu sangat berbeda dari sekolahnya yang lama. Gedung yang tinggi serta fasilitas yang lengkap, membuat Leon yakin kalau dia akan betah di sekolah itu."Hai Leon, salam kenal," jawab semua siswa di kelas itu yang hanya berjumlah 20 orang saja. Sangat berbeda dengan kelasnya yang dulu, penuh sesak dengan teman-temannya yang lebih 30 orang. Bisa dibayangkan suasana kelas yang panas dan berisik. Sementara di kelas barunya, Leon merasa adem karena pendingin ruangan selalu menyala, teman-teman barunya juga tidak grasak-grusuk.Bu Rita, wali kelasnya menyuruh Leon untuk duduk di dekat seorang anak yang memakai kaca mata tebal. Anak itu menyambut gembira kehadiran Leon. Tapi hanya sekedar bersalaman sembari tersenyum, lalu kembali fokus mendengarkan guru di depan kelas.Hari itu Leon lalui dengan k
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Apa Ini Karma?

"Hei, Boy, sedang apa?" Dewa mengetuk pintu kamar Leon yang tidak tertutup sepenuhnya. Anaknya sedang berbaring di ranjang menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran melayang. Entah apa yang dia pikirkan, tingkahnya sudah seperti pria dewasa saja."Papa..." Leon mendudukkan diri di tepi ranjang, begitupun dengan Dewa."Bagaimana harimu? Apa di sekolah menyenangkan?" Dewa memulai pembicaraan dengan putranya. Seolah tidak tahu apa yang sudah terjadi, padahal Dinda sudah menjelaskan panjang lebar."Baik, Papa," jawabnya singkat. Masih terlihat lesu dan tidak berminat untuk bicara pada sang ayah atau pada siapapun.Dewa menyadari kalau Leon tidak ingin mengatakan yang sebenarnya padanya."Apa kita sebaiknya mengunjungi Oma Diana?"Leon menyambut antusias ucapan ayahnya. Dia ingin sekali bertemu Diana dan juga teman-temannya. "Benar, Pa? Apa boleh?" Dewa jadi tidak enak hati jika harus mematahkan harapan anaknya ini. Senyum dan anggukan kepalanya menjadi jawaban untuk Leon. Anak itu k
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Rekaman Video

"Akhirnya kalian sampai juga. Kenapa lama sekali?" Reni menyambut kedatangan cucu dan mantunya penuh gembira."Maaf, Ma. Tadi belanja dulu. Isi kulkas habis," jawab Dinda mencoba menyejukkan tampilan wajahnya meski hatinya mengkerut saat ini.Tubuhnya mungkin ada di hadapan Reni, tapi pikiran masih tinggal di restoran itu. Bertanya-tanya apakah mereka sudah bubar atau masih berbincang dengan tawa yang menimbulkan denyut sakit di hatinya.Selama beberapa hari ini, wajah yang ditampilkan Dewa selalu muram dan terlihat tertekan, berbeda dengan yang tadi dilihat Dinda. Apa dia sudah membuat hidup Dewa menderita karena permintaan Leon?"Din, kamu dengar gak?"Panggilan Reni membuat Dinda tersentak. Lamunannya seketika buyar."Iya, Ma?""Kamu kenapa? Kok melamun? Apa ada masalah? Kamu sama Dewa baik-baik aja, kan?"Serangan serangkaian pertanyaan itu membuat Dinda gelagapan. Apa mereka baik-baik saja? Tentu saja baik-baik. Tidak ada pertengkaran dan Dewa masih pulang setiap hari ke rumah. J
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Pil KB

Pikiran Dinda kacau. Melakukan apapun tidak bersemangat. Hari ini tanggal merah di kalender. Semua orang berkumpul di rumah. Dia sengaja menenggelamkan dirinya di dapur, memasak banyak jenis makanan, asal dia tidak perlu berdekatan dengan Dewa.Anak dan suaminya sedang bermain play station di ruang tengah. Sementara Diana sedang arisan lingkungan. Jadi, Dinda tidak punya pilihan lain selain mengurung diri di dapur saja.Dinda marah!Wajar saja. Istri mana yang tidak akan marah ketika mengetahui suaminya bersama wanita lain di luar sana. Kalau memang tidak ada apa-apa diantara mereka, kenapa dia tidak cerita apapun padanya. Padahal, sebelum menikah, Dewa mengatakan kalau mereka harus saling jujur. Landasan utama rumah tangga mereka adalah kejujuran. Mana buktinya?"Kamu sedang apa?" tangan kekar melingkar di pinggang Dinda, membuatnya tersentak dari lamunan panjang. Jantungnya berdebar cepat. Antara rasa panik dan kesal. Jangan sampai Dewa melihat wajahnya seperti ini, pasti akan menim
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Baby Helen

Meski sikap Dewa masih sama, tapi sejak dua malam lalu Dinda menangkap basah pria itu sudah bersikap aneh, Dinda memutuskan kalau dugaannya selama ini benar. Ingin berontak, tapi kenapa rasanya belum siap?Mereka sudah kembali ke rumah mereka. Semua itu atas desakan Diana terhadap Dinda. Semua itu Diana lakukan untuk menyelamatkan rumah tangga putrinya.Sudah hal biasa dalam biduk rumah tangga adanya perselisihan dan berakhir dengan pertengkaran. Namun, pertengkaran Dewa dan Dinda untuk pertama kali sejak berumah tangga beberapa hari lalu, membuat Diana mulai menasehati Dinda dengan tegas."Ajaklah suamimu untuk kembali tinggal di rumah kalian," nasehat Diana setelah Dewa pergi keluar rumah membawa amarahnya.Pria itu memilih untuk menenangkan diri ke luar, dari pada pertengkaran mereka semakin meluas. Masalahnya sepele. Dewa pulang malam dan lupa memberitahukan pada Dinda tentang rapat dengan kliennya. Dinda yang sudah dibayangi pikiran jelek pada Dewa dan Helen mengabaikan pria itu.
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Arti Dirinya Dalam Hatimu

Jangankan Dinda dan yang lainnya, Dewa juga ikutan kaget dibuat Helen. Pria itu jadi merasa serba salah, terlebih pada Rizal. Bayangan saja, apa yang akan dipikirkan sahabatnya itu?Dewa juga tidak habis pikir, bagaimana mungkin Helen menginginkan dirinya yang memberikan nama pada anak mereka? Bukankah Dewa adalah orang lain? Seharusnya yang memberikan nama adalah keluarga inti, kalau bukan orang tua dari mereka berdua, ya dari Rizal."Suatu kehormatan kalau kamu memintaku memberikan nama pada bayi ini, tapi maaf, Helen, aku juga gak tahu mau kasih nama siapa. Harusnya Rizal atau Om dan Tante," jawab Dewa melihat satu persatu orang yang ada di di ruangan itu. Dewa bisa menangkap raut wajah kecewa dan tidak suka dari Rizal. Tentu saja harga dirinya tercoreng melihat sikap Helen yang sama sekali tidak menghargai dirinya di depan keluarga."Biar Tante yang gendong," Suci mengambil bayi mungil dari dekapan Dewa. Anak itu tertidur nyenyak, setelah perutnya terisi ASI.Dewa mengambil tempat
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Susahnya Bilang I love You

"Aku benar-benar gak ada hubungan apa-apa dengan Helen. Kenapa kamu bisa berpikir aku menjalin hubungan dengannya, sementara aku memilih bercerai dengannya karena sudah tidak punya perasaan lagi padanya!"Dinda diam. Penjelasan Dewa masuk akal juga, tapi semua yang dia lihat? Pertemuan rahasia dan kenapa Dewa bela-belain mendatangi Helen malam-malam dan saat hujan turun?Dinda duduk di tepi ranjang. Dia masih ogah bicara dengan Dewa. Kenapa rasanya sakit, ya? Dia pikir alasan Dewa bercerai dengan Helen dan menikahinya karena mencintainya."Din, percaya padaku. Sampai kapanpun, aku gak mungkin main gila dengan wanita lain!""Terus kenapa harus bohong? Kenapa gak langsung bilang, kalau sempat singgah ke rumah Helen?" Nada suara Dinda naik. Semakin dalam dia menimbang kalau Dewa tidak mencintainya, semakin kesal dan sakit hatinya pada pria itu.Kenapa dia harus jatuh cinta pada pria itu sementara Dewa tidak sebaliknya. Apa sedikitpun tidak ada cinta di hati Dewa untuknya?"Saat aku di J
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Perkelahian Tidak Imbang

Pertengkaran itu berhasil ditenangkan oleh kepala sekolah, meski dia hampir saja kehilangan kendali diri. Rey terus memburu Dinda dengan kata-kata yang buruk, dan Dinda juga tidak mau tinggal diam, melawan perkataan Rey.Keduanya akhirnya diam, ketika kepala sekolah meminta anak-anak mereka dibawa dari kantor guru BP."Biar anak-anak Bapak dan Ibu tahu gimana etika orang tuanya!" tegas kepala sekolah mengusap keringat di keningnya dengan sapu tangan yang dia simpan di kantong celananya.Keduanya anak itu duduk di samping orang tua masing-masing. Wajah Leon tidak ada bekas pukulan, hanya ada cakaran di lengan dan sedikit dekat pelipis. Beda cerita dengan Alex, wajah anak itu tampak babak belur dan di sudut bibirnya terlihat pecah dan berdarah. Dinda sedikit syok, tidak menyangka Leon bisa memukuli temannya dengan begitu kuat. Biasanya Leon cenderung menghindari pertengkaran."Lihat ini! Anak saya jadi babak belur. Dasar anak titisan iblis, wanita jadi-jadian dan murahan! Pantas saja a
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status