All Chapters of SEKRETARIS PENGHANGAT RANJANG PRESDIR DINGIN : Chapter 91 - Chapter 100

136 Chapters

Sakit Tak Berdarah

Satu tamparan keras bagi Dinda mendengar pernyataan Dewa. Dia melongo, kehilangan kata-kata dengan bola mata membulat.Dia tidak salah dengar, kan? Dosa sebesar itu bisa disembunyikan Dewa selama ini darinya? Jika dulu Dinda bersedia jadi penghangat ranjangnya, semua itu semata-mata demi kesembuhan Leon. Meski apapun alasannya, menjual diri pada suami orang adalah salah.Lantas Dewa? Apa alasannya berzinah? Getaran halus yang sejak tadi sudah dirasakan Dinda karena menebak-nebak ada kisah apa di antara Dewa dan Sintya kini berubah, detak jantungnya lebih cepat memompa darah dengan kecepatan tinggi hingga hampir meledak."Apa yang kamu bicarakan, Mas?" Tidak ada nada emosi dalam suaranya. Dinda terlalu syok untuk melontarkan amarahnya."A-aku... aku hancur saat kamu memutuskan pergi dariku. Putus asa membuatku menghabiskan waktu di bar. Suatu hari, aku bertemu Sintya yang baru pulang dari negeri di bar itu. Kami ngobrol. Mungkin karena terlalu mabuk, aku gak sadarkan diri. Paginya, ak
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Aku Menyerah!

"Apa maumu? Dengar Sintya, kalau sampai sekarang aku masih diam mentolerir semua tingkahmu, itu karena aku masih menghargai persahabatan ayah kita, dan juga kerja sama ini. Tapi dengan tindakan menjinakkan darimu seperti ini, rasanya lebih baik aku batalkan saja kerja sama kita!""Dewa! Kamu apa-apaan, sih? Apa yang salah?" Sintya mengambil posisi ternyaman di sofa putih di ruang tamunya. Wanita itu tampak mempersiapkan penampilannya dalam mengambil kedatangan Dewa karena begitu yakin kalau pria itu akan muncul setelah pesan dan gambar yang dia kirim.Sintya merasa ada yang janggal dengan sikap Dewa terhadap Dinda. Tidak seperti bos dan karyawan pada umumnya. Sintya tebak, kalau Dinda salah satu saingannya dalam merebut perhatian Dewa. Dia ingat bagaimana panik Dewa saat Dinda memergoki mereka tempo hari di ruang kerja pria itu. Bertemu di ruang meeting dan diperkenalkan sebagai sekretaris, membuat Sintya semakin yakin kalau Dinda bukan gadis biasa.Selama di perjalanan dia gelisah. S
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Berpisah Sejenak

Semilir angin sore menyapu wajah Dewa. Dari balkon ruangannya dia melihat Dinda berjalan menuju halte kecil yang tak jauh dari kantor. Biasanya para karyawan atau yang beberapa orang yang bekerja di sekitar menunggu bus atau jemputan.Hingga tubuh Dinda menghilang dari pandangannya, barulah Dewa menghela napas panjang. Jam kerja sudah usai, hampir semu karyawan juga sudah pulang, tapi Dewa enggan untuk keluar dari ruangannya.Dia harus menerima situasi ini dengan berlapang dada. Dia bersalah, oleh karena itu sudah sepatutnya jika dia menerima permintaan Dinda yang ingin menjaga jarak darinya. Memberikan waktu seperti yang wanita itu inginkan.Sakit, tidak rela, tapi Dewa sadar bahwa dia tidak sedang berada pada posisi bisa memaksa. Dalam kesendiriannya, kembali pertengkaran mereka menggema di telinga Dewa."Menyerah?" Wajah Dewa memucat. Ketakutan di wajahnya seakan membuat semesta jadi gulita. "Aku perlu waktu. Aku ingin sendiri memikirkan semua ini.""Dengan pergi dariku? Bukankah
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Mari Bicara!

Dinda tak kuasa menyimpan pelik di hatinya. Meski tidak ingin membuat sang mertua risau, tapi desakan Reni ditambah dengan tatapan penuh khawatir, membuat Dinda akhirnya terbuka."Kamu yang sabar ya, Din. Mama tahu gimana perasaan kamu, tapi Mama mohon jangan mengambil keputusan di saat amarah sedang menguasai diri." Reni mengambil tangan Dinda dan menggenggamnya. Terlihat jelas keinginan hati Reni mengharapkan mereka tidak berpisah."Aku juga gak tahu, Ma. Aku juga bingung harus apa." Dinda menunduk mencoba menyembunyikan cairan yang mulai menggenangi netranya.Lama mereka berbincang, terputus kala Dito dengan kursi rodanya turun bersama Leon. Beruntung di rumah itu ada akses lift hingga memudahkan Dito naik turun.Keempatnya makan malam bersama. Dinda harap cemas kalau Dewa datang. Tidak akan mudah membuat sikap biasa di depan mertuanya yang sakit. Dinda masih sangat menghormati dan peduli pada kesehatan Dito, jangan sampai karena persoalan mereka kesehatan Dito yang saat ini sedang
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Kedatangan Naka

Dinda masih berusaha menenangkan pikiran, menyingkirkan prasangka buruk yang kini berkembang di dalam pikirannya.Sejak dulu, Sintya sudah tergila-gila pada Dewa, tapi pria itu tidak pernah memedulikannya. Namun, tampaknya penolakan Dewa tidak membuat Sintya mundur. Dia tetap berusaha mencari celah untuk bisa masuk dalam hati Dewa. Barulah setelah Dewa menikah dengan Helen, Sintya memilih pergi ke luar negri untuk mengobati patah hatinya.Kini, dia kembali. Entah karena mendengar Dewa dan Helen bercerai, atau tidak, yang jelas dia ingin kembali mencoba peruntungannya.Satu hal yang pasti, Dinda tidak akan menyerahkan yang menjadi miliknya. Kalau soal gaya, mungkin penampilan Sintya jauh lebih modis dari dirinya, tapi yang tidak dimiliki gadis itu adalah cinta Dewa, karena hanya miliknya seorang.Lamunan Dinda buyar bersamaan dengan dering ponselnya. Segera dia merogoh tas tangan dan mengangkat panggilan yang berasal dari Dewa."Iya, Mas?""Kamu dimana? Udah selesai belanjanya? Biar ak
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Dinda versus Sintya

Takut-takut Dinda melirik ke arah Dewa lagi, ini entah sudah keberapa kalinya. Sejak pulang dari rumah mertuanya, Dewa diam seribu bahasa. Pada saya pamit pada Reni dan Dito juga terlibat ketus dan tidak bersemangat.Ingin sebenarnya Dinda mengajak ngobrol, tapi melihat ekspresi Dewa yang dingin dan tak bersahabat, membuat ciut nyalinya Dinda dan memutuskan untuk diam saja."Mas, mau aku buatkan teh?" tanya Dinda setelah keluar dari kamar mandi dan mendapati Dewa tengah duduk di meja kerjanya. Begitu sampai rumah, Dinda memutuskan untuk mandi, keramas agar tubuhnya terasa wangi dari ujung kepala hingga kaki. Dia pikir, sedikit menggoda Dewa malam ini, akan membuat pria itu kembali jadi good mood."Gak usah, Din. Aku gak haus." Hanya singkat, dan itupun tanpa melihat wajah Dinda saat mengatakannya.Siapapun pasti tahu, sikap Dewa yang seperti ini menunjukkan kalau dia sedang marah pada Dinda. Tapi, apa salah gadis itu?Dinda menarik diri. Dia merangkak ke atas tempat tidur setelah meny
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Rahasia Yang Tersembunyi

"Sudah jam berapa ini?" Dewa mencoba membuka matanya setelah cahaya surya masuk menembus kaca jendela kamar, tepat saat Dinda menyingkap gorden.Dinda berdiri di depan jendela dengan melipat tangan di dada. Tatapannya lurus pada Dewa yang masih memijit keningnya. Kepala terasa berputar, sakit sekali. Tampaknya efek minuman yang tadi malam dia habiskan masih tersisa hingga pagi ini."Kenapa kamu menatapku? Jam berapa ini?" Dewa berusaha mencari jawaban dengan menoleh pada jam weker yang ada di atas nakas."Ck! Udah jam sembilan. Rasanya kepalaku masih sakit. Hari ini aku tidak akan ke kantor." Dewa sudah berbalik, menungging Dinda dan melindungi matanya dari cahaya yang masuk.Harusnya Dinda yang bersikap cuek pada Dewa setelah sikap pria itu tadi malam padanya. Dia mendiami Dinda, bahkan lebih bersemangat mendengar perkataan Sintya kala bercerita.Baru beberapa hari lalu Dinda menyakinkan diri untuk tidak lagi mencari masalah dan akan menjadi istri penurut pada Dewa, hari ini janjinya
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Terbongkarnya Kebohongan Sintya

Sejuta pertanyaan berkecamuk dalam benak Dewa. Dia melangkah keluar dari rumah sakit dengan kepalan tangan dan emosi yang memuncak.Obat itu masih dia genggam. Ingin melemparkan ke hadapan Dinda dan mendengar penjelasan wanita itu."Ck! Aku seperti orang bodoh!" Dewa tersenyum mengejek dirinya kala mengelus perut Dinda setiap kali mereka selesai bercinta. Membisikkan harapan dan tak lupa berdoa. Tapi, kenyataannya? Dewa memukul keras setir mobilnya. Dia masih bingung harus kemana melanjutkan langkahnya. Ingin pulang, mencari Dinda, tapi dia juga belum yakin harus berkata apa.Dia takut terlalu emosi hingga melakukan tindakan di luar kendali. Akhirnya Dewa memutuskan untuk menghibur dirinya, pergi ke sebuah bar, tanpa ada yang tahu."Sialan kamu, Dinda! Kenapa kamu permainkan aku seperti ini?" umpatnya menghabiskan satu gelas minuman beralkohol yang sejak tadi dia tenggak.Pikiran buruk mulai terbersit dalam benaknya. Apa mungkin Dinda tidak ingin mengandung benih darinya karena ingin
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Perkelahian Dua Saudara

Tebakan Dinda benar. Setelah mencari ke sana kemari, bahkan ke rumah mereka sendiri, tapi tetap tidak menemukan pria itu. Dewa ternyata berada di rumah orang tuanya. Dia menemukan pria itu terlelap di ranjang kamar mereka setiap kali menginap di sana, dengan suasana kamar yang gelap. Semua akses cahaya ditutup, lampu pun sengaja dipadamkan.Dengan hati-hati, Dinda mendekat. Rasa khawatir muncul di benaknya. Apa suaminya sakit, kenapa jam segini justru tertidur."Mas," panggilnya setelah duduk di tepi ranjang. Dia mengamati setengah wajah Dewa yang mampu terlihat karena posisi tidurnya yang tengkurap."Mas," ulang Dinda menggoyangkan dengan pelan punggung Dewa, tapi pria itu bergeming. Dinda meletakkan telapak tangan di kening, Dewa baik-baik saja, tidak demam."Mas, kamu dari mana?" tanya Dinda sedikit lebih kencang."Hem..." hanya gumaman tidak jelas dari bibir Dewa. Dinda pun menyerah, membiarkan suaminya untuk melanjutkan tidurnya. Nanti saja dia ajak bicara yang terpenting Dewa su
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Duka Mendalam

"Hentikan! Aku mohon kalian berhenti!" teriak Dinda ikut ke luar. Mencoba memisahkan dua bersaudara itu yang tengah saling baku hantam. Dinda merengek memohon pada Dewa, tapi pria itu tidak mau mendengar. Selaput matanya sudah ditutup kabut kebencian."Mas, aku mohon, berhenti!" pekiknya lagi saat kembali Dewa memberikan satu pukulan di perut Naka hingga terpelanting jauh ke belakang.Naka segera bangkit menyeruduk tubuh Dewa hingga langkah abangnya itu mundur bersamaan dengan Naka yang terus mendorong. Tubuh Dewa terpojok di tembok, lalu Naka menghadiahi satu pukulan di wajah Dewa, kena di sudut bibirnya hingga pecah dan mengeluarkan darah segar."Kenapa Dinda bisa sangat mencintai pria arogan dan temperamen sepertimu. Seandainya dia mau padaku, aku akan membuatnya bahagia, dasar iblis! Matilah kau!" lolong Dewa terus menghajar Dewa. Naka mencengkram kerah baju Dewa dan menyeret pria itu ke tengah lapangan basket, lalu menjatuhkan Dewa agar bisa dia duduki. Tampaknya posisi ini aka
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status