All Chapters of SEKRETARIS PENGHANGAT RANJANG PRESDIR DINGIN : Chapter 81 - Chapter 90

136 Chapters

Amarah Dewa

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Dewa setelah sampai di depan ruangan tempat Dinda saat ini ditangani. Keringat mengucur deras di dahinya. Dunianya seakan runtuh kala menerima kabar dari kepala sekolah yang mengabarkan kalau Dinda dilarikan ke rumah sakit.Tanpa pikir dua kali, Dewa segera meninggalkan ruang rapat, tidak peduli kalau nantinya kesepakatan yang coba dia bicara dengan perusahaan alat berat itu akan gagal dan kehilangan proyek bernilai triliunan rupiah.Dalam benaknya, berada di sisi Dinda adalah hal utama, dan lebih penting dari apapun juga."Kita sedang tangani, Pak. Kepala pasien sempat terbentur dan berdarah hingga tak sadarkan diri. Untungnya, pendarahan sudah berhenti dan kulit kepala yang sobek sudah dijahit," terang dokter mencoba menenangkan Dewa. Meski belum memperkenalkan siapa dirinya, Dokter paruh baya itu sudah bisa menebak kalau Dewa adalah suami Dinda.Meski belum 100% tenang, namun Dewa setidaknya bisa bernapas dengan lega. Penuh penantian dan
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Pembalasan Sadewa

"Ada apa ini? Kenapa saya ditangkap?" Rey berontak, saat beberapa pria berseragam lengkap masuk ke dalam ruangannya. Satpam kantor yang diminta untuk menghentikan kedatangan mereka naik ke ruangan, tidak berdaya sama sekali setelah diancam akan ikut dipidana dengan tuduhan menghalangi proses penyelidikan."Selamat siang, Pak. Mohon ikut kami ke kantor," ucap salah satu diantara mereka yang jadi pemimpin. Setelah melihat CCTV yang ditunjukkan kuasa hukum Dewa, pihak berwajib segera menindaklanjuti dengan memanggil Rey, tapi tetap diabaikan pria itu. Terpaksa dia harus diseret paksa karena dianggap ada kemungkinan bisa melarikan diri.Istrinya pun sudah ikut ditahan karena terbukti ikut serta melakukan penganiayaan pada Dinda. Di depan penyidik, Sandra, istri Rey sudah mengakui kesalahannya."Saya cemburu, Pak. Dalam benak saya ketika mendengar suami saya bilang kalau Dinda adalah wanita malam tempat dia bisa kunjungi, saya begitu marah. Beranggapan bahwa suami saya juga pernah tidur de
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Siapa Wanita Itu?

Dewa akhirnya bisa tersenyum puas. Semua rencananya sudah berjalan sesuai keinginannya. Semua perusahaan Rey pailit, dan semua direksi setuju menjual saham mereka pada Dewa. Dengan kata lain perusahaan itu kini dibawah kekuasaannya.Pembalasan Dewa tidak hanya sampai di situ. Dia menarik laporannya dan Rey segera bebas. Lalu ketika pria itu akan pulang ke rumah, anak buah Dewa membawanya hingga Dewa bisa memberikan pelajaran pada pria itu dengan tangannya sendiri. "Ampun, tuan Dewa. Saya mengaku salah. Saya sangat menyesal," mohon Rey di tengah rintihan rasa sakit. Wajahnya sudah babak belur. Dua hari dia disiksa tak diberi makan dan hanya air yang disiram padanya.Dewa juga sudah menghajar Rey, menjadi pengganti Dinda membalaskan dendamnya. Setelah puas, Dewa meminta anak buahnya untuk melempar Rey di depan pintu rumahnya.Dipastikan Rey tidak akan melaporkan balik penganiayaan yang dilakukan Dewa, dia sudah menandatangani perjanjiannya. Kalua sampai dia berkhianat, Rey akan kembali
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Wanita yang Bersama Dewa

Bola mata Dinda masih memandang langit-langit kamarnya. Sedikitpun dia tidak bisa terpejam. Omongan teman arisan mertuanya masih mengganggu pikirannya. Kembali tubuhnya berputar, menghadap suaminya yang sudah terlelap tidur.Tidak ada yang menyangkal kalau Dewa benar-benar tampan. Pria itu bahkan mendekati sempurna. Wajar jika banyak kaum hawa baik yang single atau sudah memiliki pasangan pun tergoda melihat ketampanan Dewa.Dia harus mengakui betapa dirinya sangat beruntung karena menjadi istri seorang Sadewa Diraja, tapi sekaligus menjadi beban besar karena harus menjaga suaminya dari godaan para rubah betina."Mas, siapa wanita yang mereka bicarakan tadi? Kenapa aku gak tahu soal dia? Belum lepas dari rasa cemburu terhadap Helen, kini ada nama baru lagi," batinnya membelai pelan wajah tampan Dewa.Dia kembali terlentang. Mau sampai kapan dia dibayangi ketakutan seperti ini? Sepertinya dia harus belajar bagaimana mencintai Dewa hanya sekedar, agar kalau pria itu pergi meninggalkanny
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Duda Dua Kali

"Sial!" umpat Dewa setelah mendengar dari satpam kalau Dinda sudah pergi. Perasaan dia segera turun untuk mengejar, tapi nyatanya tetap saja Dinda sudah lebih dulu pergi.Dia mengumpat, memaki, kenapa harus membiarkan Sintya duduk di dekatnya hingga menimbulkan kesalahpahaman itu. Dia juga mengutuk kebodohannya, menerima tawaran Sintya untuk membantu membuka dasinya yang terkena saos.Padahal kalau Dinda mau masuk lebih ke dalam ruangan itu, dia juga akan bertemu dengan asisten Sintya, jadi bukan hanya mereka berdua saja di sana.Nasi sudah jadi bubur, Dinda sudah salah paham. Dia ingin segera mengejar, tapi masih harus menyelesaikan kontrak dengan perusahaan ayah Sintya.Dengan langkah lunglai, Dewa kembali ke ruangannya. Dia akan menyelesaikan agar bisa segera pulang dan menjelaskan pada Dinda. Semoga saja dia mau mengerti.***Rumah tampak sepi, auranya begitu mencekam dengan lampu ruang tamu yang gelap. Tidak seperti biasanya, begitu Dewa pulang, Dinda dan Leon akan datang menyamb
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Win Win Solution

"Din.. soal itu..."Dewa tadi jadi meneruskan ucapannya. Tatapan Dinda menelan keberanian yang sejak tadi dia kumpulan. Hampir saja malam ini dia tidak bisa membawa Dinda pulang. Wanita itu beralibi sangat mengantuk hingga meminta izin pada mertuanya untuk tidur di sana saja, tapi buru-buru Dewa menghalangi niat Dinda."Kita pulang aja. Kalau Leon mau tidur di sini, gak papa, biar kita aja pulang." Dewa memasang wajah tenang, dengan senyum manipulatif agar ibunya tidak berpikir macam-macam."Ya sudah kalau kalian mau pulang. Mama mengerti, pasangan suami istri, apalagi yang baru menikah seperti kalian pasti ingin selalu bersama-sama. Mama senang, karena dengan begitu kalian bisa segera memberikan cucu pada Mama."Susah payah Dinda menelan salivanya. Dia teringat lagi soal pil anti hamil yang selama ini masih rutin dia minum. Melihat kejadian siang tadi, rasa bersalahnya karena sudah meminum pil itu diam-diam jadi sirna sudah. Dinda berpikir, kalau dia tidak mengkonsumsi dan berakibat
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Suami Pencemburu

"Selamat pagi, Pak," sapa satpam yang membukakan pintu bagi Dewa saat memasuki kantor. Dewa hanya mengangguk dengan raut wajah tegasnya. Pandangan satpam pun tertuju pada Dinda yang berjalan di belakang Dewa. Dia tentu kenal dengan wanita itu. Dan saat Dinda mengangkat wajah, satpam itu tersenyum padanya.Semua orang yang mereka lewati sampai menuju lift, memandang penuh tanya ke arah mereka. Ada sebagian dari mereka yang masih ingat pada Dinda, tapi tak sedikit karyawan baru yang juga penuh rasa dingin tahu soal kehadiran Dinda di tempat itu dan bersama Dewa."Aku gak suka kamu senyum terlalu ramah pada pria lain!" tegur Dewa saat mereka sudah berada di lift dan kebetulan hanya ada mereka.Kening Dinda berkerut. Memangnya tadi dia senyum pada siapa? Seingatnya hanya pada satpam kantor, itupun karena bentuk sikap ramah satpam itu yang lebih dulu senyum padanya."Aku cuma senyum sama satpam demi balas sikap ramahnya.""Termasuk dia!"Dinda ingin membantah, tapi tidak jadi karena pintu
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bukan Sekretaris Biasa

"Ada apa?" tantang Heni dengan nada ketus. Dia menatap Dinda dengan sorot tajam dan sudah jelas ingin membangun permusuhan.Dengan tatapan bosan, Dinda masih berdiri di depan meja Heni. Dia memperhatikan kalau sejak tadi wanita itu hanya berdandan dan ngobrol di telepon. Entah siapa temannya bicara. "Kamu lagi apa?" tanya Dinda menantang. Jelas saja pekerjaannya tidak ada yang benar, dia hanya menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang tidak penting."Bukan urusan mu. Kamu mau apa ke sini? Sebenarnya, kamu siapa, sih? Kenapa berkeliaran di ruangan pak Dewa?" Heni menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan tangan dilipat di dada. Dia juga menantang. Ingin tahu sampai sejauh mana keberanian Dinda.Heni sudah ingat, bahwa Dinda adalah wanita kemarin yang pernah datang mengantarkan makanan. Dia juga tebak, kalau Dinda itu mungkin asisten rumah tangga. Sepengetahuan beberapa karyawan di perusahaan itu, Dewa seorang duda.Jadi, kemungkinan, Dinda diminta datang untuk mengantar makana
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Wanita Genit Bernama Sintya

Dewa sampai kehilangan kata-kata. Di hadapannya berdiri empat wanita yang dalam keadaan acak kadut. Dia melihat tajam ke arah mereka satu persatu. Tepat saat melihat pada Dinda, mata Dewa semakin merah menyala. Rambut Dinda sudah acak-acakan, kemejanya juga tak karuan bentuknya, bahkan salah satu kancingnya sudah lepas dari tempatnya."Ada apa ini?" "Sayang, kamu kenapa? Siapa yang berbuat ini padamu?" tanya penuh emosi."Sayang?" desis Lala menoleh pada Heni yang sama terkejutnya. Kali ini mereka baru menyadari kalau ucapan Dinda tadi benar adanya. Tubuhnya bergetar, kala sadar habislah dia kali ini."Mereka mengeroyokku!" ucap Dinda berusaha menahan air matanya. Dia tidak ingin terlihat cengeng di depan Dewa meski sebenarnya pertahanannya sudah kandas."Apa? Berani sekali kalian mengeroyok istri saya!" geram Dewa menyentuh kulit di bagian lehernya, terlihat bekas cakaran."Sakit?" tanya Dewa lembut. Tak akan diampuni siapapun yang menyakiti istrinya."Istri? Kembali Heni menatap p
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Kesalahan di Masa Lalu

Sedikitpun Dewa tidak pernah melepaskan Dinda dari pengamatannya. Meski orang melihat kalau Dewa tampak serius mendengarkan persentase dan hikmat mengikut rapat itu, tapi hanya dia yang tahu kalau pikirannya sudah tersita pada Dinda.Kalau bukan tatapan Dinda yang mengirimkan sinyal padanya untuk diam dan tidak membantah perintah Sintya terhadapnya, pasti Dewa sudah menghardik partner bisnisnya itu. Diam-diam Dewa mengirim pesan pada Dinda."Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu mau diperintah oleh Sintya dan mau membuatkan minumannya?""Fokuslah pada rapat ini, Pak."Kalau menuruti kata hatinya, Dinda tentu ingin sekali melihat Dewa memarahi Sintya dan pasti sangat membanggakan bagi Dinda dibela oleh suaminya di depan wanita yang jelas-jelas ingin merebut simpati suaminya.Namun, Dinda lebih rasional. Saat menata meja rapat dan meletakkan file yang akan mereka bahas tentang input dan output dari kerja sama ini, jelas Dinda tahu kalau projek ini besar dan sangat penting bagi Dewa.Seba
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status