Tok! Tok!Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Dev dari layar Macbook. "Masuk!" serunya, lantas kembali menatap layar benda pipih di tangan. Pintu dibuka, dan muncullah sosok Marvin, yang kemudian masuk ke ruangan tersebut, setelah menutup kembali pintunya. Marvin baru saja kembali dari mengantar Selena pulang, dan langsung menuju ke ruangan Dev. "Dev." Pria itu menduduki kursi yang berseberangan dengan meja kerja Dev. Dev mengalihkan pandangan—menatap Marvin. "Gimana? Udah kamu anterin sampai rumah 'kan?" tanya Dev sambil menyingkirkan sejenak MacBook ke sampingnya. "Iyalah, sampe rumah," sahut Marvin. "Bagus." Dev merasa lega mendengarnya. "Dia gak tanya apa pun sama kamu?" Marvin menggeleng, menyilangkan kaki, lalu berkata, "Diem terus dia di mobil. Ngelamun." Perasaan Dev kembali cemas. Pria itu menghela napas frustrasi seraya mengusap wajah. "Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi, Vin. Selena marah sama aku. Dan kemungkinan, dia juga membenciku," ujar Dev dengan pand
Read more