Share

MMSK-83

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 22:21:11

"Apa maksudmu kalau semua itu tiba-tiba? Mana videonya? Aku mau liat sendiri." Monica merasa penasaran dengan video rekaman tersebut. "kamu ada videonya?" Telapak tangannya menengadah seraya menatap bergantian Dev dan Marvin.

"Aku gak pegang videonya. Yang pegang Bu Herlin," kata Dev.

"Bu Herlin? Tapi kenapa Lexy bisa tau? Apa mereka juga bekerja sama?" Monica mengerutkan kening, lalu menurunkan perlahan telapak tangannya yang semula terangkat. Keinginan untuk melihat video tersebut untuk sementara dia tunda.

"Rania yang melakukannya. Dia gak sengaja liat video itu di hape Bu Herlin. Dan ...."

"Rania bocorin semua itu ke Lexy?" tebak Monica.

"Hmm." Dev mengangguk, lantas melirik sang istri yang belum sadarkan diri. "Dan Lexy menunjukkan video itu ke Selena," imbuh Dev, menarik panjang napasnya.

Monica merutuk Lexy dalam hati atas apa yang dilakukan oleh pria itu. Benar-benar selalu mengambil kesempatan di saat yang tidak tepat. "Selena marah sama kamu, Dev?" Tiba-tiba saja Monica i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-84

    Pintu kamar yang menjadi tempat beristirahat terbuka—menampilkan sosok yang seharian kemarin mencemaskan sang istri. Dev mengerutkan kening saat dia mendapati Selena sedang duduk bersandar sambil melamun. Sejak kapan istrinya itu terbangun? Kenapa tidak ada yang memberitahunya, pikir Dev. 'Kenapa Mbok Nung gak bangunin aku? Ke mana Mbok Nung?' Dev membatin sambil celingukan mencari keberadaan Mbok Nung—yang berjanji akan membangunkannya saat Selena sadar. Akan tetapi, Dev tidak melihat keberadaan Mbok Nung di ruangan rawat itu. Yang ada justru Selena, yang sepertinya tidak menyadari keberadaannya. Akhirnya, Dev memutuskan untuk melangkah—berjalan mendekati bed pasien. Pria itu berdeham ringan, membuat sosok cantik yang nampak pucat di hadapan tersentak. Selena hanya melirik dengan sudut matanya, seakan-akan kemunculan Dev tidak membuatnya merasa senang seperti kemarin-kemarin. Hambar serta datar reaksi yang ditunjukkan oleh Selena ketika Dev sudah berdiri di sampingnya. "Gimana k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-85

    "Selena!" Dev menahan siku Selena yang tak berhenti berlari hingga mereka tiba di pelataran parkir rumah sakit. Seketika, mereka menjadi perhatian orang yang berlalu lalang di sekitar. "Lepas!" Selena tak terima karena Dev tak mendengarkan peringatannya. "Aku bilang lepas! Aku mau pergi!" Gadis itu malah semakin tak terkendali, dan berusaha melepaskan tangan besar Dev dari sikunya. Namun, penolakan Selena membuat Dev tak menyerah. Meskipun gadis itu terus meronta, serta memberinya tatapan tajam. Agar tidak terlalu menyakiti tangan kecil sang istri, Dev mengendurkan cengkeramannya. "Selena, dengarkan Daddy," kata Dev, kali ini dia menggapai tangan Selena yang lain. "Aku gak mau denger apa pun!" Kekesalan Selena makin menjadi-jadi. Amarahnya sungguh-sungguh tak bisa dia bendung lagi. Kenyataan yang harus dia terima begitu melukai hatinya. Kebohongan Dev telah memupuk rasa tidak percaya dalam benak gadis itu. Dev memasang wajah memelas serta memohon. Tak peduli kendati kini seluruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-86

    Satu tahun yang lalu~-Pukul 20.00-"Papa kangen sekali sama anak perempuan papa. Kapan kamu pulang, Selena? Nanti, kalau mau pulang jangan lupa kabari papa." Satria mengungkapkan kerinduannya pada Selena di sambungan telepon. Pria setengah baya itu baru saja keluar dari sebuah minimarket setelah membeli beberapa barang kebutuhan rumah. "Iya, Pa. Selena juga kangen Papa. Libur semester aku masih dua minggu lagi." Baru beberapa langkah dia keluar dari minimarket, tiba-tiba turun hujan. Satria menggerutu karena dia tidak membawa payung. Alhasil, dia nekat menerobos hujan sambil mempercepat langkahnya. "Masih lama, ya ... Papa masih harus nunggu dua minggu lagi," ucap Satria sedikit kecewa lantaran harus menunggu selama itu. Meski hujan makin deras, dia tetap menerobos dengan langkah dipercepat. Namun, tepat dibelokkan menuju rumahnya—Satria tak sengaja melihat sebuah mobil terparkir di pinggir jalan. Mobil yang tidak asing di penglihatannya. Satria memelankan langkah, saat sosok per

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-87

    Tok! Tok!Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Dev dari layar Macbook. "Masuk!" serunya, lantas kembali menatap layar benda pipih di tangan. Pintu dibuka, dan muncullah sosok Marvin, yang kemudian masuk ke ruangan tersebut, setelah menutup kembali pintunya. Marvin baru saja kembali dari mengantar Selena pulang, dan langsung menuju ke ruangan Dev. "Dev." Pria itu menduduki kursi yang berseberangan dengan meja kerja Dev. Dev mengalihkan pandangan—menatap Marvin. "Gimana? Udah kamu anterin sampai rumah 'kan?" tanya Dev sambil menyingkirkan sejenak MacBook ke sampingnya. "Iyalah, sampe rumah," sahut Marvin. "Bagus." Dev merasa lega mendengarnya. "Dia gak tanya apa pun sama kamu?" Marvin menggeleng, menyilangkan kaki, lalu berkata, "Diem terus dia di mobil. Ngelamun." Perasaan Dev kembali cemas. Pria itu menghela napas frustrasi seraya mengusap wajah. "Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi, Vin. Selena marah sama aku. Dan kemungkinan, dia juga membenciku," ujar Dev dengan pand

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-88

    "Gimana, Dok? Apakah ada luka dalam yang serius?" Monica bertanya khawatir pada dokter yang sama, yang menangani Selena saat masih dirawat. Saat ini mantan istri Dev itu tengah sedang berada di ruangan dokter untuk melihat hasil ronsen sang anak.Kebetulan, dokter yang menangani Darwin sedang tidak bisa datang hari ini, karenanya dokter perempuan setengah baya itu yang mengambil alih tugas temannya. "Kalau dilihat dari laporannya, tidak ada luka yang serius, Nyonya. Semuanya masih aman. Tidak ada keretakan tulang atau luka dalam yang memerlukan tindakan," papar dokter bernama Oliv itu dengan jelas, sambil menunjuk beberapa titik penting pada foto organ dalam milik Darwin. Kekhawatiran Monica musnah, berganti dengan ucapan syukur. "Syukurlah. Itu berarti anak saya sudah bisa pulang, Dok?" "Sebenarnya sudah bisa, Nyonya. Tapi, sebaiknya kita tunggu dokter Ronald besok. Keputusannya ada sama beliau." Dokter Oliv memasukkan hasil ronsen ke dalam amplop cokelat berukuran besar. "hasil r

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-89

    Semenjak Selena mengetahui fakta tentang suami yang dia kira sangat baik selama ini. Gadis itu seperti orang yang kehilangan semangat hidup. Bahkan untuk sekadar beranjak dari tempat tidur yang sudah dua hari ini menjadi tempat ternyamannya. Selena begitu tenggelam dalam perasaan bersalah yang tiada henti. Di rumah peninggalan ayahnya, Selena bisa sedikit mengobati kerinduannya. Akan tetapi, saat mengingat semua yang dia miliki hingga detik ini adalah berkat Dev, Selena benar-benar merasa sedih. Dia sedih sebab mudah luluh dan percaya pada pria itu. Dia marah sebab kebodohannya yang mudah tertipu. "Non ...." Mbok Nung muncul di kamar Selena yang memang tak ditutup pintunya. Asisten rumah tangga kepercayaan Dev itu merasa iba melihat istri majikannya selalu murung. "Mbok bawain makan siang." Mbok Nung melangkah masuk, lalu meletakkan baki di tangan ke atas nakas samping ranjang. Selena tak bergeming, melirik pun rasanya enggan. "Non Selena harus makan, biar bayinya dapet nutrisi. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-90

    "Tehnya silakan diminum, Tuan." Herlin menyuguhkan tiga cangkir teh ke hadapan tiga orang pria berpenampilan rapi. Salah satunya adalah Dev—mantan besan yang kini menyandang status sebagai menantunya.Setelahnya, ibu tiri dari Selena itu duduk berseberangan dengan ketiganya. Ketegangan dari raut wajahnya tak bisa disembunyikan. Sejak dua puluh menit yang lalu Herlin hanya bisa bertanya-tanya sendiri dalam hati perihal kedatangan Dev ke tempat tinggalnya. Dev berdeham sambil menggaruk alis sebelah kiri, lalu menoleh ke samping pada sosok pria yang terlihat memegangi map warna merah. Sudah cukup berbasa-basinya, sekarang waktunya untuk menyelesaikan semuanya. "Bisa dimulai sekarang," ucap Dev, terdengar santai tetapi cukup membuat Herlin berpikir keras dan semakin tegang."Baik," sahut seseorang yang berada di samping Dev, lalu meletakkan map warna merah yang ada di tangan ke meja.Debaran jantung Herlin semakin cepat, ketika Dev menatapnya datar. Di kepalanya, sudah banyak sekali pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-91

    Dev turun dari mobil setelah sopir membukakan pintu untuknya, lalu disusul oleh Marvin dan Leon. Dev dan Marvin lantas berjalan berdampingan memasuki lobby kantor, sementara Leon memilih berjalan di belakang kedua pria itu. Anggun yang melihat kedatangan atasannya bergegas berdiri dan menginterupsi. "Selamat sore, Pak Dev, Pak Marvin." Dev hanya mengangguk seraya tersenyum samar, kemudian dia berhenti melangkah karena perkataan Anggun selanjutnya. "Maaf Pak Dev, ada Bu Monica yang sudah menunggu Anda," ucap Anggun, menatap segan raut Dev yang selalu terlihat serius. "Monica? Sejak kapan?" tanya Dev, bertukar pandang sekilas dengan Marvin dan Leon. "Sudah dari dua jam yang lalu, Pak." Anggun beranjak dari meja resepsionis. "Saya akan panggilkan Bu Monica di ruangan khusus.""Tidak perlu. Biar saya saja yang ke sana." Dev menolak. "Baik, Pak. Pak Dev perlu sesuatu?" "Tidak. Terimakasih," ucap Dev, kemudian bicara pada Marvin dan Leon. "Kalian ke atas saja dulu. Aku mau nemuin Mon

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02

Bab terbaru

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   Last chapter!

    Setelah lama menyandang status duda dari pernikahan sebelumnya. Pada akhirnya, Darwin memantapkan diri—melangsungkan pernikahan untuk yang kedua kali dengan gadis pilihannya. Emma—seorang gadis yang berprofesi sebagai model majalah dan catwalk telah menjerat hati seorang Darwin. Bisa dikatakan, jika Darwin jatuh cinta pada pandangan pertama waktu pertama kali dia bertemu sang calon istri di sebuah acara amal yang diadakan di Singapur. Pada hari itu, Darwin sangat yakin jika Emma adalah jodoh yang dikirim Tuhan untuknya. Bagaimana tidak? Di saat dia bertahun-tahun menyandang status duda serta mencoba memperbaiki diri, takdir dengan segala perannya telah menuntunnya pada sosok Emma. Bak gayung bersambut, tak membutuhkan waktu yang lama Darwin mencoba mendekati Emma kala itu. Perempuan berparas indo itu menerima pinangan Darwin enam bulan yang lalu. Prosesnya pun begitu singkat. Darwin tak ingin berlama-lama menyendiri lagi.Dan, pernikahan yang seharusnya digelar dua pekan lagi, terpa

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   bonus chapter#1

    "Daddy ...." Seorang gadis kecil berusia enam tahun, yang baru saja tiba memanggil sang daddy sambil berlarian di ruangan yang seluruhnya didominasi kaca. Sang ibu yang membuntuti sampai kewalahan. "Naomi, jangan lari-lari, Nak!" Selena menggeleng berkali-kali, merasa gemas dengan gadis kecilnya yang selalu tidak sabaran menemui daddy-nya. Dev yang siang itu baru saja selesai meeting, dan masih mengobrol dengan dua orang kolega bisnisnya seketika menoleh ke arah putrinya. "Naomi ...." Kedua kolega bisnis Dev pun melakukan hal yang sama. Mereka tersenyum melihat tingkah lucu Naomi yang tak malu-malu di hadapan orang asing. "Daddy!" Naomi menghambur memeluk Dev. "Daddy kenapa gak jadi jemput Naomi?" protes gadis kecil itu, dengan raut cemberut. Bibir mungilnya mencebik. Merasa bila sang anak protes, Dev pun lekas meminta maaf. "Maafin daddy, ya? Daddy lagi ada tamu. Tuh!" Dev mengedikkan dagu ke arah kedua tamunya.Bibir mungil Naomi mengatup rapat, seraya menelengkan kepala ke a

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-Ending...

    Beberapa bulan kemudian...."Mbok ... Mbok Nung." Siang itu Selena terlihat baru saja keluar dari kamar sambil berulang kali mengusap perut yang sudah makin membesar. Dia juga sesekali meringis seperti orang menahan sakit. Yang paling terasa ialah di bagian perut dan pinggang. Mbok Nung muncul dari dapur, kemudian tergopoh-gopoh menghampiri istri Dev itu. "Ya, Non ....""Mbok, perut aku kok kenceng-kenceng terus, ya?" adu Selena, lantas dibantu mbok Nung gadis itu duduk di sofa ruang tamu. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian membuangnya perlahan. Mbok Nung duduk di samping Selena, lalu memegang perut gadis itu. Mbok Nung terlihat sedang berpikir sambil meraba perut yang memang mengencang. "Iya, Non. Kenceng-kencengnya timbul hilang gitu, Non? Kayaknya dedeknya mau keluar, Non. Soalnya 'kan udah lewat dari perkiraan lahir." Selena terus mencoba mengatur napasnya, kendati dia begitu gugup saat ini. "Iya-ya, Mbok? Kayaknya gitu. Pas aku cek tadi udah ngeflek di celana." ujarnya."

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-106

    Setelah menghubungi pihak kepolisian, Marvin juga menghubungi Dev. Sementara Darwin terlihat sedang berjaga-jaga di depan pintu utama. Security rumah yang sempat kecolongan pun diperintahkan untuk mengawasi di bagian halaman belakang. Sedangkan Lexy yang tidak menyadari jika dirinya akan digelandang masih terlihat duduk bersama Monica di ruang tamu rumah itu. Keduanya masih terlibat perdebatan yang tak kunjung selesai. Lexy merasa kecewa sekaligus marah dengan mantan selingkuhannya yang selama bertahun-tahun menyembunyikan kebenaran. Suasana siang itu cukup menegangkan bagi Darwin, yang baru kali pertama akan menyaksikan penangkapan pelaku penembakan sang ayah secara langsung. 'Apa aku sudah melakukan hal yang tepat?' Benak pemuda itu tak berhenti bertanya-tanya sendiri, memikirkan sesuatu yang telah dia putuskan dengan matang. Melaporkan pria yang baru dia ketahui sebagai ayah kandungnya, merupakan hal yang sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran Darwin. Namun, dia pun tak

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-105

    "Aku bisa minta tolong, Vin. Tolong kamu ke rumahnya Monica. Tanya keberadaan Darwin sama dia." Dev berbicara dengan Marvin lewat panggilan telepon sejak sepuluh menit yang lalu. Sejak dia tidak bisa menghubungi Darwin, Dev merasa khawatir. Dia hanya ingin mengabarkan jika dia sudah kembali dari rumah sakit. "Baik, Dev. Kebetulan banget aku lagi perjalanan ke rumahnya." Marvin menyahut. Kening Dev mengernyit, "Oh, ada urusan apa?" tanyanya sambil beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan ke arah balkon."Aku mau minta tanda tanda Monica. Ini 'kan mau akhir bulan. Kamu lupa kalau dia juga pemilik saham di perusahaan?" Terdengar kekehan dari Marvin, dan suara-suara bising kendaraan. "Hmm, ya ... ya ... Aku bahkan gak sadar kalau udah mau akhir bulan. Baiklah. Nanti, kalau kamu udah dapet kabar soal Darwin langsung hubungi aku aja. Oh, ya ... Gimana soal asisten rumah yang aku minta kemarin?" Dev hampir lupa menanyakan perihal itu. "Nanti siang orangnya diantar ke tempatmu. Namanya

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-104

    "Perutku laper banget." Pagi-pagi sekali Selena terlihat sudah memasuki pantry sambil mengusap-usap perut. Sejak subuh tadi Selena merasa sangat lapar, karenanya dia pergi ke pantry untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Pertama-tama yang gadis itu lakukan adalah membuka kulkas, kemudian mengambil satu buah apel merah. Setelah mengambil apel, tak lupa dia turut mengambil susu hamil kemasan siap minum rasa mocca. Selena lantas menduduki kursi meja makan, lalu meminum susu hamil terlebih dahulu, baru setelah itu mengigit apel."Non ..." Mbok Nung muncul di pantry dan agak kaget melihat Selena yang sudah berada di sana. Rupa-rupanya, istri majikannya itu tengah menyantap buah dan minum susu. "Non Selena laper, ya?" "Iya, Mbok. Dari tadi subuh perutku laper banget," cicit Selena sambil mengunyah apel. "Tau-tau kayak gini, padahal kemarin-kemarin enggak, Mbok." Selena merasa aneh, sebab sejak awal-awal hamil dia tidak pernah merasa kelaparan seperti ini."Hormon, Non. Biasanya bawaan

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-103

    Marvin mendorong kursi roda Dev sampai ke kamar. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja tiba di apartemen setelah melakukan perjalanan cukup jauh. "Akhirnya, habis ini kamu bisa tidur nyenyak," cicit Marvin menggoda sang sahabat. Marvin yang tahu betul—bagaimana kacaunya jadwal tidur Dev selama Selena pergi. Hari-hari Dev hanya diisi dengan mencari keberadaan sang istri, sampai-sampai tidak memerhatikan penampilan serta kesehatannya. Namun, setelah Selena ditemukan, tentu saja semua itu tidak akan terjadi lagi. Selena sudah ditemukan dan sudah mau kembali padanya. Mulai detik ini Dev akan mengisi hari-harinya bersama sang istri dan calon anaknya. "Aku bisa minta tolong, Vin?" tanya Dev, menatap Marvin dengan serius. "Apa?" "Tolong carikan satu lagi asisten rumah tangga buat bantuin mbok Nung. Soalnya nanti mbok Nung cuma aku minta ngurusin Selena," kata Dev. Niat itu sudah Dev pikirkan sejak dia tahu Selena hamil. Berhubung ada masalah tak terduga, dia jadi harus menundanya."

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-102

    "Kondisi Pak Dev sudah cukup baik. Tinggal menunggu jahitannya kering." Dokter yang selama tiga hari ini memantau kondisi Dev berkata sambil mengecek bekas jahitan luka tembak Dev. "Itu artinya saya sudah diperbolehkan pulang?" Dev nampak antusias mendengar keterangan dokter. Dia benar-benar sudah bosan berada di rumah sakit. Terlebih, Dev tidak bisa leluasa berinteraksi dengan sang istri saat berada di ruangan rawat itu. Selena menghela panjang seraya menggeleng. Heran dengan suaminya yang begitu terburu-buru ingin pulang. Padahal, dia berharap jika Dev bisa berada di rumah sakit dua atau tiga hari lagi, sampai kondisinya benar-benar pulih. "Dad, bukankah lebih bagus kita tunggu sampai kondisi Daddy benar-benar pulih?" ujar Selena terpaksa menyela perbincangan antara suaminya dan dokter. Dev menatap sang istri, kemudian menggeleng. "Daddy udah pulih, Selena. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya Daddy kena tembak. Daddy sudah terbiasa dengan ini." Tatapan Dev berubah penuh art

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-101

    "Daddy ... Selena temenin tidur, ya?" Setelah mendapat izin dari dokter, Selena langsung mendatangi ruangan sang suami dengan perasaan bahagia. Malam ini dia akan tidur di samping Dev, dan berharap akan ada keajaiban. "Daddy cepetan bangun, karena Selena udah gak sabar pengen cerita banyak sama Daddy." Selena naik ke bed dengan perlahan, dan hati-hati. Tubuhnya yang mungil tidak mengalami kesulitan berarti saat mencoba berbaring di samping Dev. Selena tidur dalam posisi miring, tangan kanannya melingkar di pinggang suaminya. "Selama Selena jauh dari Daddy, jujur Selena gak bisa tidur. Selena terus kepikiran Daddy. Tapi, akal dan hati Selena bertolak belakang. Selena benci sekaligus cinta mati sama Daddy," kata Selena, seakan-akan Dev mendengarnya. Gadis itu meletakkan kepalanya tepat di dada Dev. Meresapi kehangatan yang begitu dia rindukan. Selena tak menampik, jika hatinya benar-benar sudah tertambat pada satu nama yakni Dev. "Dad, kira-kira Daddy pengen punya anak laki-laki at

DMCA.com Protection Status