Home / CEO / PESONA ISTRI RAHASIA CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of PESONA ISTRI RAHASIA CEO: Chapter 61 - Chapter 70

115 Chapters

BAB 61. AMANAH BROTOYUDHO

"Andaikan Mama dan Mas Daru memaafkan kelakuan paman, tapi tidak denganku!" tegas Jazli, berdiri tegap memandang lurus kedua bola mata coklat tua bagai miliknya."Cih, tau apa kamu, Li! idupmu itu cuma ngaji, hafalan dan nunggu dijodohin sama guru kamu," sanggah Andra, tak kalah menatap sengit keponakannya.Jazli tak gentar, dia dan Andaru memiliki bukti kelakuan tak senonoh Andra pada Jiera maupun gadis lain. Brotoyudho menengahi. Dia melambaikan telapak tangannya, naik turun ke arah Jazli, meminta agar si cucu duduk kembali, begitupun dengan Jamila. Mantan raja kecil itu lantas bicara kembali, sambil meminta Wartini menyerahkan dua dokumen yang telah disiapkan olehnya."Mas, ini buatmu." Brotoyudho menyerahkan satu map kepada Andra seraya tersenyum. "Ini bagianmu, Nduk," ucapnya untuk Jamila, memberikan satu amplop lain. "Monggo, dibuka." Jamila menarik lembaran dari dalam map yang dia terima tadi. Matanya langsung membola, terkejut akan tanggung jawab dari sang ayah. Pandangan ja
Read more

BAB 62. WEJANGAN

"Ra! ... Mas?" "Kak?" sebut Andaru, mengenali wajah mirip istrinya saat daun pintu terbuka lebar. Dia bangun, meletakkan pinggan untuk menyambut kedatangan keluarga Yara. "Mari masuk, Ma," sapanya pada sang mertua yang berdiri di belakang Jazli.Jamila mengusap bahu menantunya saat dia meraih tangan untuk salim. "Mas." Andaru lalu menggamit lengan Jamila pelan, memapah berjalan ke sisi ranjang Yara yang masih berbaring miring. Entah mengapa dia jadi sesayang ini pada sosok mertuanya.Wanita bersahaja itu menoleh ke arah sofa, mengangguk pelan dan tersenyum untuk Yono yang ikut berdiri menyambutnya. Dia lalu melihat putrinya menutupi diri hingga kepala dengan selimut. "Tidur?" tanya Jamila, menoleh ke arah Andaru di samping kirinya, ketika telah duduk di kursi sebelah ranjang. Jazli duduk bergabung dengan Yono, dan meletakkan buah Kiwi serta Strudel kesukaan adiknya di atas meja sofa."Enggak, tadi ngambek ogah makan," adu Andaru, sambil duduk di sisi ranjang dan mengusap punggung Y
Read more

BAB 63. KAKEKKU

Keluarga Jaedy baru duduk di sofa dan sedang menikmati suguhan yang Yono sodorkan, ikut melihat ke arah pintu ketika siluet seseorang berdiri membelakangi arah cahaya.Garvi masih saling memeluk ketika dua orang tadi mulai masuk ke ruangan. Pandangan Jamila dan Jazli melembut tapi tidak dengan Yono, asisten Aryan tetap waspada terhadap tamu mereka."Assalamualaikum," ucap Brotoyudho, ketika telah mencapai tirai penutup brangkar cucunya.Andaru melerai dekapan, menoleh ke arah belakang kiri, penasaran dengan tamu mereka. Begitupun dengan Yara, dia meneleng kepala, mengintip dari bahu sang suami meski sembab masih menjejak di wajahnya."Wa alaikumussalaam." Jaedy family dan Yono membalas salam sepuh mereka. Nyonya Garvi terkejut melihat sosok tamu yang pernah dia temui saat menjadi MC di pernikahan salah satu klien agency tempat dia bernaung. Begitupun Andaru, dia tak menduga bila Brotoyudho bersedia meletakkan gengsi untuk menjenguk cucunya hari ini.Ingatan hari itu begitu kuat karen
Read more

BAB 64. DIAM-DIAM CINTA

"Kangen," gumam Andaru saat mereka telah sama-sama meringkuk dalam selimut. Dia takut-takut memeluk raga yang telah memejam lebih dulu, cemas bila membuat Yara kesakitan.Andaru hanya berani menempeli pundak belakang Yara yang berbaring miring membelakangi, menghidu tengkuk sang wanita, tempatnya memulai ritual tidur. Kebiasaan baru yang bisa dia banggakan adalah berusaha tetap terjaga, menahan kantuk sebelum Yara tertidur, bagaimanapun lelah harinya.Senyum terukir tipis di wajah tampan yang mulai disergap kantuk. Matanya memejam, menyembunyikan wajah merona di rambut tergerai Yara seraya menghirup wanginya."Bisa-bisanya hatiku tunduk pada gadis slengekan. Love you, Ara sayang," lirih sang pria sambil menciumi pucuk kepala Yara. Andaru akhirnya berani mengakui perasaan meski hanya saat Yara tertidur.Dia berharap Yara mengerti tanpa dia mengucapkan kata cinta, karena sikap dan tindakannya telah banyak membuktikan isi hati. Bukankah wanita lebih menyukai aksi daripada sebuah kalimat
Read more

BAB 65. TERLOPH-LOPH

Yara melihat satu makam lainnya di sana, bertuliskan Segara Weningtyas, entah siapa sosok beliau dan ada hubungan apa dengan keluarga Andaru. "Apa artinya, Mas?" tanya Yara. Kedua lutut sang nyonya, menyentuh tanah dan mengusap nisan Jennaira. Sejatinya anak mereka masih embrio, tapi tanda kehidupan telah Allah beri, sehingga dia berkembang dan mulai membentuk bulatan organ meski ujungnya berpulang."Surga, taman surga ... memang nggak wajib diberi nama tapi rasa sayangku untuk Jenna telah tumbuh. Dia pernah hadir dalam hidup kita walau sebentar. Kelak, adek-adeknya harus tahu kalau punya kakak. Kita akan kenalkan Jennaira dan bikin mereka sayang padanya," tutur Andaru, merangkul dan mengecup pelipis Yara.Yara terharu, sesayang itu Andaru pada calon penerus Garvi. Dia mengangguk, menyetujui usulan sang suami. "Moga kesaksiannya di Yaumil hisab, bisa jadi syafaat sebab ayahnya adalah pria baik, aamiin."Nyonya Garvi lantas bertanya tentang satu makam di sebelah Jenna. Segara Wening,
Read more

BAB 66. SANG PENUDUH

Yara menghampiri Andaru di walk in closet mereka, menunjukkan identitas sang penelepon padanya. "Mas!" Andaru yang baru selesai cuci muka dan mengelap dengan handuk, menoleh ke arah Yara. "Stefan? mau apa?" tanyanya, sambil melanjutkan mencukur jambang di depan kaca wastafel.Yara mengendikkan bahu. "Entah. Kalau nggak di jawab ya gini mulu," kata Yara, masih berdiri disamping Andaru sambil memegang ponsel, menunggu izin sang raja turun."Jawab aja, tapi di loud, biar aku denger kalian ghibahin apaan," ujarnya lagi, diangguki Yara yang akan menjauhi ruangan, mungkin berniat kembali ke sisi ranjang. Nyonya Garvi menggeser tuts hijau ke atas layar lalu menekan speaker dan tak lama, mulai terdengar suara dari sana. "Assalamualaikum," sapanya, suara maskulin nan merdu milik Stefan."Wa alaikumussalaam, ada apa ya, Mas?" ucap Yara. Dari ekor matanya, dia melihat Andaru bergegas membersihkan diri lalu bergabung dengannya.Lelaki itu menaiki ranjang, menarik selimut dan tak lupa meletakkan
Read more

BAB 67. SIAPAKAH DIDIN?

Yara memasang earphone, dia jengah mendengar nyinyiran serta ditatap seperti seorang PSK yang kesiangan menutup lapak. Bila para wanita mencibir berlagak sok suci padahal bisa saja melakukan hal yang dituduhkan, lain dengan pria hidung belang. Bahkan seseorang yang tak Yara duga, berkirim pesan padanya mengajak makan siang bersama hari ini."Wajah alim, kelakuan astajim."Yara membiarkan chat-chat mesum itu terbuka, hanya ingin tahu bagaimana cara mereka menyampaikan ajakan guna memenuhi napsunya, apakah secara halus atau vulgar."Aku laporin sama Mas, tau rasa kalian," gumamnya. Kali ini dia merasa ada untungnya juga punya suami seorang bos di perusahaan yang sama.Akhirnya, tinggallah dia seorang di dalam lift menuju lantai paling atas setelah berbagai tatapan lapar, lirikan jijik didapat. Yara menyandarkan kepalanya di dekat panel, dia masih merasa mual meski telah lima hari beristirahat pasca kuret.Semangat kerja hari ini didapat dari sapaan dan doa anak asuh yang lama tak dia s
Read more

BAB 68. AMUKAN FAYSA

Kebiasaan adiknya bila mendengar sesuatu di luar nalar meski sepele, dia suka pingsan. Berbeda bila terjadi kerusuhan, kepanikan atau apapun yang memicu adrenalin, Andini malah lebih tegar. "Din! yaelah pake drama ... DIDIN!" sentak Andaru, terpaksa menyiram wajah Andini dengan kopi dari atas mejanya. Wanita anggun itu terkesiap, meraup wajah segera. "Hetdah!" omelnya pada sang kakak. Dia lantas mencecap rasa manis juga wangi dari tetesan air yang membasahi muka bermake-up itu. "Apaan ini? kopi?" kata Andini, sembari meraih tisu dari atas meja.Andaru tergelak, bahagia mengerjai adik semata wayang. "Jangan bilang-bilang dulu." Dia bangun dari duduk dan menuju meja guna meraih gawainya. "Ini video pas kita nikah," sodornya pada Andini, lalu duduk kembali di sofa.Adik Andaru yang masih menyeka wajah akibat ulah sang kakak, menerima sodoran benda pipih tersebut. Dia melihat seksama prosesi ijab, ramah tamah intimate sampai foto keduanya yang Andini nilai lucu tapi terkesan memancarkan
Read more

BAB 69. TERPANAH ASMARA

Yara menghabiskan dua cangkir kopi yang dia seduh tadi seorang diri di pantry, moodnya berantakan. Apalagi saat melihat manager keuangan dan rekannya muncul di sana, ocehan bak lebah mendengung kian menambah kesumpekan Yara."Aib udah kebongkar masih nggak ngerasa juga," sindirnya untuk Yara.Nyonya Garvi menarik napas, menoleh ke kanan-kiri barangkali saja terdapat orang lain di sana yang dia maksud, tapi ternyata hanya ada mereka bertiga. "Kudunya sih, dikeluarkan karena GC jadi bau busuk gegara lon-te satu ini ... sekretaris siang malam," ucapnya jelas, menohok Yara yang duduk diam di sudut pantry."Heh! Yara!" bentak satu staf lain. "Mundur dari GC sana!" dia menggebrak meja di dekat Yara.Yara bergeming, menikmati tetes akhir kopinya. Dia lalu meletakkan cangkir itu di meja. Tetap tenang menghadapi gonggongan.Nyonya Garvi bangun berdiri, merapikan rok panjang dan blazernya, bersiap melangkah pergi. "Memang benar kata orang, cinta itu buta dan tuli, sampai nggak sadar sedang me
Read more

BAB 70. GALAU

["Nggak usah VN, langsung aja nanti."] Andaru membaca pesan Yara hanya dua detik sebelum kalimat itu dihapus. Dia tertawa kecil melihat isi pesan berhias emoticon bibir gincu merah tepat kala menarik tuas pintu kendaraan dinasnya. Dalam kabin mobil yang membelah jalanan ibukota, Andaru tak henti memandangi layar ponselnya. Senyum malu-malu sang CEO terbit, lalu menggeleng kepala samar saat pandangannya terlempar ke luar jendela.Lengan Andaru bertumpu di handband jok lalu jemari lelaki itu mengusap dagunya beberapa kali. Dia baru saja mengingkari janji untuk tak menyatakan kata cinta pada Yara. Namun, melihat bagaimana cara Stefan dengan enteng menyampaikan kalimat manis untuk istrinya, Andaru dibayangi cemas bila Yara mencari sanjungan dari pria lain. Oleh karena itulah, dia mengungkapkan kebucinannya.'Bener kata Yono, nggak bisa tahan jauhan sama dia,' ucap Andaru dalam hati.Baru saja meninggalkan kantor, dia sudah disergap rindu. Bila biasanya perjalanan dinas luar di dominasi
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status