Yara bangkit, melepaskan dekapan suaminya karena mendengar suara ketukan di pintu. Andaru pun kembali ke meja kerja ketika Yara menuju pintu dan membuka panel. Arin berdiri di sana, melihat wajah juniornya penuh tanda tanya. Nyonya Garvi tak meladeni tatapan sinis sang senior, dia melenggang pergi ke kubikelnya.Lima menit berlalu, Arin keluar dari sana, dia langsung disambut Yara yang sudah menunggunya. Sekretaris senior Andaru itu duduk di kubikel, meletakkan semua berkas lalu melirik ke arah kiri dimana seorang wanita tengah memperhatikan polahnya."Mau bikin agreement apa denganku?" tanya Arin pongah, sambil menyeringai tipis."Wuih, pede tingkat kecamatan," kekeh Yara berdiri menyandar di pembatas kubikel. "Aku nggak sedang menawarkan apapun, loh. Tapi, makasih sudah menjelaskan bahwa kamu bisa dibeli!" balas Yara, tak kalah memandang remeh.Arin mendelik, dia tahu Yara punya suatu hubungan rahasia dengan CEO mereka, tapi dia belum cukup bukti untuk kembali menghembus rumor. "
Baca selengkapnya