Semua Bab PESONA ISTRI RAHASIA CEO: Bab 81 - Bab 90

115 Bab

BAB 81. ATLEAST

Yara bangkit, melepaskan dekapan suaminya karena mendengar suara ketukan di pintu. Andaru pun kembali ke meja kerja ketika Yara menuju pintu dan membuka panel. Arin berdiri di sana, melihat wajah juniornya penuh tanda tanya. Nyonya Garvi tak meladeni tatapan sinis sang senior, dia melenggang pergi ke kubikelnya.Lima menit berlalu, Arin keluar dari sana, dia langsung disambut Yara yang sudah menunggunya. Sekretaris senior Andaru itu duduk di kubikel, meletakkan semua berkas lalu melirik ke arah kiri dimana seorang wanita tengah memperhatikan polahnya."Mau bikin agreement apa denganku?" tanya Arin pongah, sambil menyeringai tipis."Wuih, pede tingkat kecamatan," kekeh Yara berdiri menyandar di pembatas kubikel. "Aku nggak sedang menawarkan apapun, loh. Tapi, makasih sudah menjelaskan bahwa kamu bisa dibeli!" balas Yara, tak kalah memandang remeh.Arin mendelik, dia tahu Yara punya suatu hubungan rahasia dengan CEO mereka, tapi dia belum cukup bukti untuk kembali menghembus rumor. "
Baca selengkapnya

BAB 82. PUTUSAN

Setelah proses panjang selama satu bulan, menuntaskan kasus pelecehan seksual terhadap Yara. Pasangan Garvi kembali ke Semarang guna mendengar putusan sidang.Berdasarkan keterangan saksi, para ahli, bukti tertulis dari dokter Lani yang menyebut bahwa Yara terdiagnosa Tonic Immobility, kondisi tubuh yang tiba-tiba membeku ketika merasa terancam akibat trauma, menjadi pertimbangan khusus bagi para hakim selain foto selfie vulgar pelaku dengan korban.Di meja JPU, pengacara mereka duduk tegang. Pada barisan kedua, Andaru merangkul bahu istrinya, sementara Jazli menggenggam jemari kiri Yara ketika detik-detik pembacaan dakwaan. Jamila dan Aryan memilih mendampingi Brotoyudho yang terlihat murung sejak dia tiba di ruang sidang. Mereka duduk di bangku umum belakang kursi Andra sebagai terdakwa. Gusti Kanjeng Panembahan itu melabuhkan banyak harapan pada pengacara agar anaknya dijatuhi hukuman ringan.Namun, dia juga pasrah bila ini adalah jalan terbaik yang harus Andra lalui. Selama satu b
Baca selengkapnya

BAB 83. PUPUS

Merasa sang kakak terlalu lama di depan dan Dini telah membawa lagi baki sajian ke dalam, Yara memberanikan diri mengintip dari balik tirai pembatas kedua ruangan.Tak dia jumpai Jazli di ruang tamu, Yara penasaran kemana perginya sang kakak dan berniat mencari. Namun, saat akan berjalan keluar, terdengar suara samar percakapan dua orang. Nyonya Garvi lantas berdiri sejenak di balik panel pintu yang terbuka.Santi merunduk, tak berani lagi melempar isyaroh. Dia sadar jurang pemisah di antara mereka. Namun, bisikan qalbu terus mendorong agar apa yang dirasa terkonfirmasi, meskipun setelah itu dirinya bakal dihinggapi lara.Keduanya saling diam, kini sama-sama tahu perasaan masing-masing tapi sadar tak bisa bersama. Resiko cinta dalam diam, dipertemukan hanya sekedar sebagai ujian iman."Kalaupun nekat, yakin bisa melewati bersama tapi aku nggak sanggup, Ipah," lirih Jazli mundur selangkah lalu menempelkan punggung ke dinding ruang tamu. Dia merunduk, melihat ujung sarung yang menjuntai
Baca selengkapnya

BAB 84. SABAR, INI UJIAN

Liburan singkat di akhir pekan setelah sidang selesai ternyata tak lantas membuat Yara lebih rileks. Dia justru babak belur akibat ulah suaminya. Sepanjang perjalanan pulang dihabiskan Yara untuk tidur. Namun, dia justru semakin lemas saat tiba di kediaman Garvi pada Minggu malam. Nyonya Garvi bahkan dilanda demam.Melihat Yara dibopong Andaru saat masuk hunian, Aryan langsung memanggil dokter untuk cucu mantu kesayangan sementara Andaru didera rasa bersalah. "Pasti karena kamu, Daru! anak orang dibikin dehidrasi dan kelelahan sampai pucat begitu!" omel Aryan ketika dokter telah pergi, dia menarik cucunya keluar kamar. "Yara diapain aja sama kamu, hah!" Lelaki renta itu memukuli lengan Andaru.Andaru meringis, tapi tidak berniat menghindari pukulan Aryan. Biarlah, sebagai penebus rasa sesalnya. "Di bolak balik lah, Kek. Berjemur dan lainnya," jawab putra Andrean, sambil mengusap lengan yang terasa sakit."Memangnya cucuku itu ikan asin!" sentak Aryan, memelototi Andaru, kali ini dia
Baca selengkapnya

BAB 85. MULAI GO PUBLIC

Nyonya Garvi sudah bersiap sejak bada ashar tadi, duduk manis di depan ruang keluarga, setia menunggu suaminya pulang.Deru mobil Andaru mulai terdengar, Yara lantas menyambut pujaan hati di lawang pintu. Mengulas senyum manis saat rajanya turun dari mobil."Nggak jadi pergi aja, deh." Andaru membuka lebar kedua lengan saat melihat istri ayunya itu berseri.Pelukan hangat Andaru yang dia rindukan, kini terengkuh. "Ish, udah janji sama Santi. Pak RT juga nungguin," ucap Yara, mengusap lembut punggung suaminya.Andaru masih menikmati physical touchnya. "Tunggu 10 menit ya, Sayang," kata cucu Aryan, melepas pelukan dan berlalu ke kamar.Aryan menguntit pasangan Garvi, takut Andaru membawa kabur Yara ke hotel dan kejadian kemarin terulang. Kemesuman cucunya sedang dalam masa pertumbuhan. Dia bahkan merasa bersalah saat Jamila bertanya kabar tentang Yara.Menjelang Maghrib Garvi tiba di Rumah asuh. Santi heran dengan kehadiran dua pria yang tampak bukan orang biasa disamping Yara. Dia menge
Baca selengkapnya

BAB 86. SEKUFU

Situasi di kantor GC tak jauh beda layaknya hari biasa. Hanya gosip panas tentang Yara sedikit mereda, meski tatapan serta cibiran tipis masih sering Yara jumpai bila berpapasan dengan para antek mantan sang suami.Karena kejadian beruntun selama dua bulan, mulai penculikan hingga sidang, membuat Andaru sering absen di berbagai meeting penting. Bulan ini, sang CEO menebus semua itu dengan memadatkan jadwal kerja. Dia berharap agar ketika liburan akhir tahun nanti dapat berkumpul dengan keluarga di Semarang atau Jogja.Setelah lepas dari masa karyawan probasi, Yara sudah bisa mendampingi Andaru dinas luar. Seperti sore hari ini, karena Arin sibuk tugas internal, dia diajak suaminya bertemu salah satu klien penting GC.Business is business, Yara tetap bersikap profesional. Dia merekam dan mendengarkan seksama percakapan penting ketiga orang pria di hadapannya. Diam-diam merangkum semua hal, serta bersiap membuat berbagai salinan file yang kemungkinan dibutuhkan oleh Andaru."Ra, tolong
Baca selengkapnya

BAB 87. SEMUA BUTUH WAKTU

Wanita dewasa itu menitikkan air mata, Aryan orang yang paling sabar menghadapi segala ocehannya apalagi jika membahas tentang agama atau laki-laki.Kini, dia bagai terlahir kembali semenjak obrolan terakhir dengan Yara. Batinnya terasa tenang ketika belajar mengkaffahkan diri. Andini pun memutuskan mantap untuk berhijab."Kakek!" sebutnya, berjalan cepat menghambur ke pelukan Aryan. "Makasih dah sabaaaaaaaarr banget sama aku," lirihnya terisak di bahu renta Aryan.Aryan Garvi memeluk cucunya, mengusap dari kepala hingga punggung persis seperti yang kerap Jamila lakukan pada Yara dan Jazli. Ternyata gerakan itu juga membawa aura ketenangan bagi hati."Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Sejak kapan?" bisik Aryan masih memeluk Andini."Sejak balik ke Bandung." Andini mengurai pelukan, dia lalu menyeka jejak haru dari wajah Aryan. "Kangen mereka dan Kakek. Aku jarang pulang dan kini insyaf, mau kumpul sama keluarga lebih sering," ucap Andini.Aryan mengajak Andini ke kamarnya, agar obro
Baca selengkapnya

BAB 88. SALAH PAHAM

Andaru melihat ke arah istrinya yang terlihat murung. Tak lama, Yara pun pergi lagi membawa dokumen baru. Memang hari ini tugas luarnya banyak dan nahasnya Afreen datang ke kantor di saat Yara tiada.Hati sang CEO gusar, tiba-tiba tak tenang melihat sikap cuek istrinya. Dia sadar, Yara membatasi diri karena ada Arin. Tapi, kecerobohan Andaru dimulai sejak dia lupa mengembalikan jam tangan pemberian Afreen ke dalam box dan malah menyimpan kardus itu di bawah meja begitu saja.Yara telah melihatnya dan berprasangka, apalagi Afreen mengatakan kata-kata ambigu. Jika mau jujur, malamnya lebih bergairah dengan Yara dibandingkan sang model. Tapi Andaru tak mungkin mengutarakan hal pribadi seperti ini."Masa? emang apa efeknya?" tanya Afreen, manja seperti biasa.Bimo muncul dan Andaru memintanya untuk membawa kue tadi untuk dibagikan ke satpam atau anak GA di bawah."Setelah ini, kamu bakal nanya rasa kuenya, tanggapan aku dan banyak lagi," jawab Andaru, dia tetap berdiri di depan pintu. "Ak
Baca selengkapnya

BAB 89. BUCIN BLASS

Salah satu dari sekian banyak sifat positif istrinya adalah Yara selalu mengapresiasi apapun yang Andaru berikan. Tak peduli apakah dia tengah badmood atau sebaliknya, wanita ayu itu tak lantas melampiaskan kekesalan pada makanan. Dia juga bersedia mendengar penjelasan lebih dulu sebelum menoleh pergi, membuat Andaru merasa dihargai. Sang CEO melihat dari kamera cctv, bibirnya mengulas senyum memandang layar kala Yara tetap bersikap manis meskipun pada saat mereka bicara tadi, sikapnya berubah dingin. "Anak mama Jamila kayak ada judes-judesnya gitu," kekeh Andaru. Dia lalu membuka galeri ponsel di album bertajuk 'Dara'. Koleksi foto Istrinya telah bertambah. Dia mengusap layar ponsel, di foto wanita cantik yang tertidur dibawah temaram lampu, tanpa hijab dengan punggung terbuka, gerai rambut hitam sebahu itu menjuntai menutupi sebagian tengkuknya. "Seksi sampai ke dalam," puji Andaru, mengagumi Yara setelah percintaan semalam. Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, Yara sudah turun
Baca selengkapnya

BAB 90. UJIAN ATAU NAFSU

Jazli lupa-lupa ingat paras yang dia lihat sekilas dalam proposal. Bukan tidak berkesan tapi memandang gadis bukan-belum mahram memunculkan sebuah rasa dalam hatinya, malu.Kini, putra sulung Jaedy itu baru menyadari, wajah gadis tadi selintas mirip dengan seseorang. Jika memang beliau sosok yang sama, dia akan melakukan permintaan maaf secara pantas nanti malam.Tak mendapat hasil, Jazli pun melanjutkan belanja lalu membawa ke kasir dan minta agar dibuatkan parcel buah. Tak lupa, beberapa kue dibeli sebagai tambahan hantaran.Lelaki kalem itu lalu keluar dan menuju mobilnya, menata barang di bagasi sebelum duduk dibalik kemudi. Tak lama, Jazz RS pun melaju perlahan pulang.Nasihat Jamila agar menjunjung adab daripada ilmu terus digaungkan selama Jazli bersiap. "Ingat ya Kak. Kalau mau nolak harus tegas sejak awal ... kalau menerima, katakan kesanggupan kakak sampai batas mana," tutur Jamila panjang via sambungan udara."Ya kheir, Ma. Doain lancar ngomongnya nggak belibet. Tentang Fai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status