Nayara tidak menjawab, melainkan kembali mendatangi resepsionis tadi.“Mbak, katanya tidak bisa pesan kamar. Kok bisa saya bisa sih?” Petugas resepsionis itu menatap Nayara, kemudian ganti menatap Elkan.“Maaf Bu, tapi ....”“Pasti bos saya ini nyogok kan? Laporkan saja ke pemilik hotel ini, Mbak!”Petugas resepsionis itu menatap ke arah Elkan sebentar, lalu ekspresi wajahnya berubah.“Apa sih? Jangan nuduh sembarangan!” sentak Elkan.Namun, Nayara telanjur dikuasai emosi.“Mbak kalau kerja yang benar dong!”“Maaf, Ibu ....”“Tadi bilang sama saya katanya pesan kamar tidak bisa dadakan, tapi kenapa bos saya bisa dapat kamar kalau tidak nyogok?”“Bukan begitu, Bu ....”“Jangan begitu lah, Mbak. Saya ini juga pegawai, tapi saya mana mau dapat sogokan. Kasihan nanti pemilik hotel ini kalau dikasih uang panas, Mbak! Bisa sakit nanti, kan?”“Oke, terima kasih ya!” ucap Elkan sambil buru-buru mendorong Nayara untuk menjauh dari meja resepsionis.“Bapak apa-apaan sih, malu ya
Read more