All Chapters of Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Chapter 101 - Chapter 110

127 Chapters

Penyakit menular seksual

"Masuklah dan tutup pintunya! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Deo.Setelah menutup pintu, Darren mulai melangkah perlahan mendekati sang kakak."Sejak kapan kamu sudah bisa berjalan? Kenapa sekarang bisa selancar itu? Bahkan tak sedikit pun tertatih-tatih seperti kebanyakan orang yang baru sembuh," ucap Darren mengutarakan kebingungannya."Karena sejak awal aku tidak pernah cacat.""Apa maksudmu?" Darren mengerinyitkan dahi."Aku ingin seseorang yang menyebabkan kecelakaan itu muncul tanpa mengubah rencana awalnya. Dengan berpura-pura cacat, setidaknya membuat orang itu tak merasa waspada terhadapku yang nampak lemah tak berdaya. Dan akhirnya, segalanya kini terungkap. Dalang dibalik semua insiden yang menimpaku dan Ela adalah Arsenio," jelas Deo."Om ... Arsenio? Bagaimana mungkin? Dia adalah pengganti orang tua kita, bagaimana bisa kamu menuduhnya sebagai dalang utama yang berusaha mencelakaimu!"Deo menatap lekat ke arah mata sang adik yang terkesan tak percaya dengan
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Barang bukti Laura

"Bagaimana reaksinya, Dok?" tanya Darren sesaat setelah dokter kandungan keluar dari dalam ruangannya."Wanita itu panik. Dan sepertinya saya mendengar dia menyebutkan satu nama. Biar saya ingat-ingat dulu," jelas dokter kandungan seraya berpikir keras. Usianya yang tidak lagi muda membuat dokter itu sedikit kehilangan daya ingatnya.Darren dengan sabar menunggu. Menatap lekat ke arah dokter separuh baya yang rambutnya hampir dipenuhi uban."Ah! Arsenio!" Dokter kandungan menjentikkan jari sesaat setelah mengingat nama itu.Sontak Darren kembali terperangah tak percaya. Hal yang begitu ia ragukan akhirnya membuatnya meyakini, setelah nama itu keluar dari mulut dokter yang bekerja berdampingan dengannya selama ini."Wanita itu berkata, jika dia ingin menemui Arsenio untuk meminta penjelasan. Selebihnya saya tidak mendengar lagi apa yang wanita itu katakan pada kepanikannya sendiri," imbuh dokter itu.Deru nafas Darren terlihat memburu. Degup jantungnya mulai tak beraturan. Emosi yang m
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Keberadaan Ela

Arsenio berdiri secepat kilat. Menyambar lengan Laura yang hampir melangkah pergi dari sana. Namun wanita itu berhasil menyembunyikan ponselnya di balik tubuh. Menjauh dari cengkraman tangan Arsenio."Coba saja! Mungkin sebelum itu kamu sudah mati di tanganku!" bisik Arsenio menajamkan pandangan matanya.Ketakutan hebat seketika terasa menghantam Laura. Tubuhnya hingga mengigil sebab tak kuasa mengendalikan rasa takut.Deo yang samar-samar mendengar ancaman itu hendak bangkit dari tempat duduknya. Sayangnya aksinya itu berhasil dihentikan oleh Darren yang menyambar cepat lengan Deo."Apa yang sedang kamu lakukan?! Kembali duduk!" bisik Darren penuh penekanan. Sontak Deo menurut, meski gejolak amarahnya terasa bergemuruh hebat dalam dada."Kita susun rencana dulu, jangan bertindak gegabah!" imbuh Darren menegaskan.Sementara itu Laura tak henti berusaha melepaskan diri."Lepaskan tanganku! Atau aku akan berteriak di sini!" ucap Laura mengancam."Cih! Mungkin sekarang kamu bisa terlepas
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Deo melamar Ela

"Nampaknya wajah merahmu lebih bisa menjelaskan perasaanmu saat ini." Deo mengulum senyum bahagia."Cukup, Tuan Deo! Jika kedatangan Anda hari ini hanya ingin mengejek saya, maka silakan pergi!" Ela bangkit dari tempat duduknya dan mengarahkan telunjuknya ke arah pintu keluar.Sedangkan Deo kembali tersenyum seraya menggeleng pelan."Duduklah dulu! Ada masalah lebih penting dari harus datang untuk mengejekmu," ucap Deo lirih menarik tangan Ela untuk kembali duduk. Membuka kembali penutup kepalanya dan mulai bangkit dari tempat duduknya saat ini. Dan mulai mengambil sesuatu dari dalam saku hodiee hitamnya."Sekarang Anda benar-benar berani sekali menampakkan diri di depan umum. Tak takut ketahuan lagi?""Tidak. Aku sudah memegang kemenanganku, jadi tidak ada kata takut untuk saat ini," ucap Deo penuh keyakinan, dan hanya dibalas senyum sinis oleh Ela.Dengan barang yang saat ini bersarang di genggaman tangannya, Deo mulai berlutut di hadapan Ela yang seketika tertegun melihat aksi itu.
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Kantor Polisi

Keesokan harinya. Kediaman Ela. Pukul satu dini hari."Jangan ...." Ela bergumam lirih dalam tidurnya. Keringat dingin mengucur deras membasahi dahi.Wanita yang tengah berbaring di atas tempat tidurnya kini merancau tak karuan. Menggeleng kuat, seolah tengah menolak sesuatu dari mimpinya."Jangan ...!"Beberapa detik berlalu, hingga Ela berteriak kencang seraya terduduk di atas tempat tidur. Mengusap kasar wajahnya dan mencengkeram kuat rambutnya.Satu adegan yang terus berulang beberapa hari ini selalu muncul dalam mimpi. Entah itu ingatan masa lalu, atau hanya sekedar bunga tidur.Seorang pria dengan masker yang menutupi wajahnya selalu muncul dalam mimpi buruk Ela belakangan ini. Bedanya, hari ini Ela melihat jelas benda yang diambil pria itu untuk memukul kepalanya berulang kali. Setelah pukulan keras itu, Ela selalu terbangun dan tak mampu melanjutkan mimpinya."Apa ini, Tuhan ...? Apakah ini ingatanku?" Ela bergumam lirih seraya menyunggar kasar rambutnya yang setengah basah. D
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Kesaksian Ela

Ela lantas tertawa getir. Memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa nyeri luar biasa."Jawab yang jujur! Aku tahu kamu masih menaruh hati pada manusia setengah binatang itu!"Tak sabar menunggu penjelasan, Deo dengan tegasnya mengungkapkan kecemburuannya berulang kali."Apakah kamu sedang demam dan sakit kepala hari ini? Kenapa tiba-tiba bicaranya melantur ke mana-mana? Sudah minum obat?" tanya Ela berusaha bersikap wajar."Tuh, kan?! Kamu mengalihkan topik pembicaraan!" Deo tak henti menuduh dengan mengacungkan telunjuknya ke arah kamera, dengan tatapan curiga."Tck! Kupertegas lagi ucapanku. Sekali pun hidupku berada diujung tanduk, dan satu-satunya cara untuk sembuh hanya dengan pertolongan Pram, aku lebih memilih untuk mati!" tegas Ela sebelum menutup sambungan telepon. Melempar kasar ponselnya ke arah kursi kosong di sebelah tempat duduknya. Membuat kedua pengawal tersentak saat mendengar benturan keras ponsel dengan pintu mobil yang tertutup.Sungguh kesal rasa hati Ela kala itu.
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Foto prewedding

Tak berselang lama mobil Ela meninggalkan halaman kantor kepolisian, nampak sebuah taksi berwarna biru muda menurunkan seorang wanita cantik dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.Dengan langkah cepat wanita itu terlihat memasuki kantor polisi."Saya ingin melaporkan kasus pelecehan seksual, Pak," ucapnya pada salah satu anggota polisi yang baru saja memintanya untuk duduk."Baik, silakan jelaskan secara detail bagaimana kronologinya, Bu."Merasa disambut hangat, Laura lantas melepas maskernya. Menatap penuh harap pada polisi tersebut."Saya dipaksa seseorang untuk melakukan hubungan intim, dengan ancaman dia akan menjual saya jika saya tidak menuruti nafsu bejatnya," jelas Laura berbohong."Apakah Anda memiliki bukti atau saksi, Bu?"Lantas Laura dengan cepat merogoh tasnya guna mengambil ponsel."Saya punya rekaman suara, Pak. Apakah ini bisa dijadikan bukti?" ujar Laura meletakkan cepat ponselnya di hadapan polisi dengan tatapan penuh harap.Seketika itu polisi mengangguk m
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Kabar yang tak terduga

Getaran ponsel dalam saku celana Ela membuatnya menatap ke arah bawah."Ada apa?" tanya Deo kebingungan."Sebentar, ada telepon masuk."Ela yang hendak merogoh saku celananya berhasil dihentikan oleh Deo."Tunggulah sebentar lagi!""Tidak bisa, mana tahu ini telepon penting!" tegas Ela membantah.Ela lantas menjauhkan diri guna mengangkat telepon. Tak ia hiraukan tatapan kesal sang fotografer dan Deo yang kembali melayang padanya.Diluar dugaan, notifikasi panggilan tak terjawab dari nomor asing terlihat berderet panjang. Nampaknya Ela tak menyadari jika seseorang telah mencoba menghubunginya sedari tadi."Halo," sapa Ela. Meletakkan ponsel di depan telinga."Nona, syukurlah. Bisakah Anda pergi ke rumah sakit jiwa sekarang juga? Ada hal penting, tapi pihak rumah sakit mengaku tak dapat menghubungi Anda, jadi mereka menelpon ke rumah," jelas bibi Gwen dari seberang telepon.Firasat buruk seketika itu menyertai. Ela yang tak tahu menahu masalah yang sebenarnya terjadi mendadak menjatuhk
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Kecemburuan Deo

"Bohong! Kalian hanya membuat alibi untuk melindunginya, kan?!" teriak Ela tak terima."Bu, kami sungguh tidak berbohong. Dokter yang ditugaskan untuk merawat Ibu Anda saat ini sedang berada di ruangannya, bersama Polisi," terang perawat. Sedangkan dokter Bravi yang tengah dituduh hanya terdiam membisu."Permisi, untuk pihak keluarga korban bisa segera memasuki ruangan. Ada suatu hal yang mengharuskan kami meminta persetujuan," sahut dokter forensik, menyembulkan kepala dari pintu ruang rawat yang tak terbuka sempurna.Sontak Ela memutar kepala, sebelum beranjak pergi begitu saja memasuki ruangan."Begini, Bu. Dugaan sementara, Ibu Clarissa mengalami over dosis obat. Namun untuk pemeriksaan lanjutan, guna memastikan dengan jelas penyebabnya, kami meminta izin untuk membawa jenazah ke rumah sakit guna melakukan autopsi," terang dokter.Ela terdiam sejenak. Bayang-bayang akan tubuh sang ibu yang akan dibedah dan disayat guna pemeriksaan medis membuatnya ragu."Tidak perlu, Dok. Saya ing
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Arsenio digelandang ke kantor polisi

"Tck!" Ela berdecak kesal. Di tengah-tengah kekalutan dan kesedihan mendalamnya saat ini, Deo masih sempat meributkan hal tak penting dengan seorang dokter di rumah sakit.Tanpa banyak bicara, Ela segera berdiri dan berlalu pergi. Meninggalkan pertikaian yang tak penting untuknya."Ela!" Deo lantas segera bangkit dari tempat duduknya dan menyusul pergi.****Keesokan harinya. Kediaman Deo. Pukul sembilan lewat tiga puluh pagi.Dua mobil polisi nampak diberhentikan oleh beberapa penjaga rumah."Maaf, Pak. Apakah Anda sudah membuat janji dengan pemilik rumah?" tanya salah seorang penjaga menghampiri kaca jendela mobil yang tak tertutup sempurna."Apakah benar, Bapak Arsenio tinggal di sini?" tanya balik polisi.Sontak dua penjaga saling bertukar pandang sesaat, sebelum salah satunya menjawab. "Benar.""Kami memiliki surat penangkapan." Salah seorang polisi menjabar kertas di depan jendela. Lantas para penjaga mendekatkan wajah guna memperjelas tulisan kecil yang berderet di atas kertas.
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status