All Chapters of Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Chapter 81 - Chapter 90

127 Chapters

Hujan adalah rumah kedua

Meski sebelumnya terbiasa mandiri setelah kehilangan ingatannya, namun tak menghilangkan naluri seorang anak yang ditinggal kedua orang tuanya secara tiba-tiba setelah beberapa bulan hidup bersama."Ada Bibi Gwen di sini untuk Anda, Nona. Tidak perlu terlalu cemas," jawab bibi Gwen bersusah payah mengeluarkan suara sebab ingin menenangkan Ela.***Kediaman Ela. Pukul sebelas siang.Setelah melakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit, kini mendiang sang ayah di singgahkan ke mushalla terdekat guna disholati.Keriuhan sekitar mushalla diselimuti tangis dari seluruh pekerja perusahaan dengan jabatan penting. Tak ketinggalan kerabat dekat yang ikut serta meriuhkan suasana duka.Setelah menyelesaikan sholat jenazah, seluruh pelayat mengantarkan mendiang ke rumah peristirahatan terakhirnya.Mobil jenazah mulai kembali melaju. Diiringi mobil pribadi milik kerabat dekat dan keluarga.Setelah keranda sang ayah dibopong di samping lubang makam, Ela menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya. Ba
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Putus hubungan!

'Astaga ... apa yang sebenarnya Tuan Deo pikirkan saat ini?' batin paman Louise seraya menepuk jidat di kursi kemudi."Tolong jangan bercanda pada situasi seperti ini, Tuan Deo. Itu sungguh tidak lucu!" tegas Ela memicingkan mata."Apa wajahku terlihat sedang bergurau di matamu? Aku serius."Sesaat Ela nampak membuang muka, sebelum menghela nafas kasar dan kembali menatap Deo dingin."Setelah kita menikah kamu tidak akan kesepian lagi. Aku akan selalu menemanimu dalam situasi apa pun. Aku ....""Dengar, Tuan Deo Kendrick yang terhormat! Saya, Gabriela Larasati, mulai detik ini memutuskan hubungan perjodohan kita. Sekarang Anda bebas berkencan dengan wanita mana pun termasuk Mantan Pacar Anda. Dan mulai saat ini, saya dan Anda hanya sebatas rekan kerja, tidak lebih!" tegas Ela menyela kalimat Deo yang belum tertuntaskan.Sontak Deo dan paman Louise yang menyaksikan kejadian itu hanya mampu terperangah tak percaya. Mungkin kekalutan yang saat ini Ela rasakan membuat wanita itu tak dapat
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Obat apa ini?

Keesokan harinya. Kediaman Ela. Pukul tujuh pagi."Nona? Anda mau pergi ke mana rapi seperti ini?"Bibi Gwen yang tengah menyiapkan sarapan dikejutkan dengan sang majikan yang tengah menuangkan air minum dari teko bening di meja makan."Bekerja," jawab Ela singkat sebelum meminum air dalam gelas."Tidakkah Anda ingin mengambil cuti beberapa hari? Biarkan Tuan Chandra yang mengambil alih tugas Anda sementara," ucap bibi Gwen mengikuti ke mana pun Ela melangkah."Apa bedanya? Meski mengambil cuti pun, setelahnya aku harus kembali bekerja, lantas apa salahnya mempercepat proses itu?"Bibi Gwen seketika terdiam. Meski kecemasan mulai menghantam dada. Mengingat sang majikan sejak kembali dari pemakaman tak menyentuh makanan sedikit pun. Bahkan semalaman Ela terdengar menangis tersedu di dalam kamarnya. Namun tak ada yang bisa bibi Gwen lakukan selain menghormati keputusan Ela yang sudah dewasa.Helaan nafas panjang Ela hembuskan, tatkala menatap berbagai hidangan yang tersaji di atas meja.
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Kebenaran

Ela berjalan cepat menghampiri Darren yang bersembunyi di balik selimut. Menyibakkan selimut itu kasar seiring amarahnya yang kian memuncak."Apa maumu?!"Darren bertanya seraya berteriak. Menatap nanar pada sosok wanita yang kini menatapnya dingin. Mata sembabnya seolah menjelaskan bagaimana keadaan dokter muda itu saat ini.Ela terdiam. Kedua tangannya mencengkram kuat ujung selimut guna melepaskan emosi yang meluap-luap kala itu."Apa kamu mengetahui jenis obat apa ini? Di tasku masih banyak lagi jenis yang lain."Ela mengambil satu butir obat dari dalam tasnya setelah menghela nafas panjang.Sayangnya, dokter muda itu nampaknya tak tertarik. Kedua tangannya mendorong tangan Ela yang tengah menunjukkan butiran obat berwarna kuning."Jauhkan itu dariku. Aku sudah tidak tertarik lagi. Mulai sekarang aku akan berhenti menjadi Dokter." Tolak Darren lirih. Memalingkan wajahnya ke arah lain."Jangan main-main, tolong lihatlah ini dulu!""Tidak!" tegas Darren menjauhkan kembali tangan Ela
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Kehadiran Laura

Drrttt ... Drrttt ....Getaran ponsel dalam saku celana paman Louise, membuat pria paruh baya itu meminta izin pada sang majikan untuk menerima panggilan telepon pribadi. "Maaf, Tuan. Saya izin permisi menerima panggilan telepon sebentar."Lantas Deo mengibaskan tangannya tanda menyetujui.Paman Louise membungkukkan sedikit tubuhnya sebelum beranjak meninggalkan ruangan.'Dokter Ibrahim' adalah nama yang tertera pada layar ponselnya. Sontak paman Louise menerima panggilan telepon tanpa banyak berpikir. Hatinya berharap-harap cemas, semoga tak mendapati kabar buruk dari dokter yang tengah menangani sang ibu di rumah sakit."Halo," sapa paman Louise."Selamat pagi, Pak. Ada hal penting yang harus saya sampaikan langsung pada Anda mengenai kondisi Ibu Fatimah, bisakah Anda pergi ke rumah sakit sekarang?"Tubuh rapuh pria tua itu seketika terguncang hebat. Perasaan cemas dan gelisah seketika menyertai langkah kakinya yang kini berjalan cepat kembali memasuki ruangan.Sedangkan telepon itu
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Jadilah asisten pribadiku sementara!

"Jangan ganggu mereka. Ayo cepat kita pergi!" bisik Ela menarik lengan Darren menjauh pergi.'Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Ela malah menjauh? Dan membiarkan Laura dan Deo bersama?'Kepala Darren seketika dipenuhi tanda tanya besar. Sebab jika itu Ela yang dulu, mungkin saat ini Ela akan menarik Deo untuk menjauhi Laura, bukannya menariknya seperti ini dan membiarkan mereka berdua begitu saja.'Mungkinkah ... perasaan itu hilang bersama dengan ingatannya?'"Tunggu!"Darren menghentikan langkah kakinya sesaat setelah mereka sampai di halaman rumah. Sontak Ela yang sedari tadi menarik tangan Darren ikut berhenti."Itu Laura, Ela! Kamu yakin akan pergi begitu saja?" tanya Darren memastikan seiring kebingungannya yang kian menjadi. Meyakinkan Ela akan keputusan yang ia ambil seraya menunjuk ke arah rumah."Aku tahu, lantas apa masalahnya?" jawab Ela datar."Kamu tahu sikap Laura seperti apa kan?! Biar ku perjelas ingatanmu yang hilang. Laura adalah wanita yang penuh tip
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Dipatahkan oleh kenyataan

"Tidak bisa begini! Aku harus memastikannya dengan mata kepalaku sendiri!" tegas Laura lirih penuh keyakinan.Sontak wanita itu mulai berbalik badan. Menghadap pintu dan mulai menghela nafas panjang, sebelum meraih gagang pintu dan hendak memutarnya perlahan. Mungkin sedikit celah bisa membuatnya melihat ke dalam dengan jelas.Namun ternyata, sekeras apa pun Laura berusaha memutar gagang pintu. Pintu tak kunjung terbuka. Nampaknya Deo sudah mengantisipasi keadaan dan mengunci pintu dari dalam."Tck! Sialan!" gerutu Laura seraya berdecak kesal.Selang beberapa detik, daun pintu mulai bergerak. Menampakkan kesan wibawa dari pria yang kini telah menjadi CEO perusahaan properti ternama. Setelan jas hitam membuat Deo terlihat begitu mempesona meski sebagian wajahnya tertutupi oleh topeng hitam.Penampilan itu seketika membuat Laura terperanjat. Ditambah aroma maskulin yang semerbak menusuk hidung membuat bulu kuduk Laura seketika meremang."Kenapa bengong? Ayo dorong aku!" titah Deo.Laura
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Ela mengusir Deo

"Ayo masuk!"Deo menarik kuat lengan Laura yang berhasil ia raih, hingga mengakibatkan Laura terhuyung dengan langkah maju.Meski memiliki rasa kesal yang tak dapat disembunyikan, mau tak mau Laura harus tetap menurut jika ingin menuntaskan niatan awalnya."Kita duduk bersantai di sofa itu!" ucap Deo memberi perintah. Mengarahkan telunjuknya ke arah sofa panjang yang terletak tak jauh dari meja kerja Ela.'Seorang CEO perusahaan besar duduk santai di perusahaan orang lain? Yang benar saja! Apakah Deo tidak memiliki kesibukan lain selain mengawasi Ela sepanjang waktu? Sungguh menjengkelkan!'Kekesalan Laura nyatanya hanya mampu terjabar dalam hati. Tak memiliki keberanian besar untuk memaki pria yang harus ia dapatkan kembali hatinya itu.Lama Deo dan Laura terjebak dalam keheningan di ruangan Ela. Mengamati setiap gerakan tubuh sang CEO wanita yang tengah sibuk dengan berkas-berkasnya. Tetap diam dan tenang, seolah tak menganggap kehadiran kedua orang di ruangannya itu.Hingga satu ja
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Anjing tidak mengerti bahasa manusia

"Benarkah? Bukankah harusnya kamu yang perlu belajar tata krama? Tidak perlu melakukan kekerasan jika kamu memiliki sopan santun, cukup tegur Laura baik-baik," jawab Deo membantah. Tatapan kesalnya seketika berubah mengejek.Ela menyeringai sinis seraya melipat kedua tangannya di depan dada."Saya akan bicara baik-baik jika yang sedang berbuat salah adalah manusia. Tapi apakah saya harus melakukan hal yang sama pada seekor anjing? Bahkan dia tidak sedikit pun mengerti bahasa manusia. Apa menurutmu aku harus berbicara dengan isyarat tubuh?" cibir Ela dengan tertawa kecil. Mengangkat satu alisnya tinggi.Memanggil Laura anjing secara tidak langsung membuat wanita itu mulai kembali mendapatkan emosi yang tak mampu tertahan."Tutup mulutmu! Dasar Jalang ...!" teriak Laura setelah berusaha menahan amarahnya, namun usahanya gagal.Laura melangkah cepat mendekati Ela. Mengayunkan telapak tangannya ke arah wajah. Sayangnya Ela dengan begitu mudahnya menangkap lengan itu. Mencengkeramnya kuat,
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Menepi untuk makan

Seketika itu Ela dibuat kembali terdiam. Meletakkan kembali berkas yang baru saja ia ambil dari atas meja."Kamu adalah seorang Asisten. Cukup fokus mendampingi saya dalam perusahaan, tak perlu terlalu ikut campur dalam masalah pribadi saya. Sebab kamu hanya diberikan amanat, bukan pengganti Papa saya," tegas Ela memundurkan kursinya sebelum bangkit dari sana. Kembali berjalan keluar menghindari sang asisten yang masih menatapnya bingung.Ela lantas memasuki kamar mandi dan menuju wastafel. Menyalakan keran air dan mulai membasuh wajahnya yang terlihat mulai terbasahi oleh air mata."Papa ... aku belum siap dengan semua ini. Bolehkah aku menyerah?"Dalam ruangan senyap itu tangis Ela mulai pecah. Suasana sunyi dan suara isak tangisnya sendiri menjadi penghibur lara pada hatinya yang terluka bertubi-tubi. Ingin rasanya memutar waktu. Namun mustahil.Setelah beberapa menit meluapkan isi hatinya pada pantulan diri dari cermin besar didepannya, Ela sedikit terperanjat, kala mendengar suar
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status