All Chapters of Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Chapter 91 - Chapter 100

127 Chapters

Rencana licik Arsenio

"Stttt!"Arsenio mendesis seraya meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.Sontak hal tersebut membuat Laura semakin menatapnya bingung."Ini! Masukkan ini ke dalam minuman Deo!" bisik Arsenio meletakkan sebuah plastik klip kecil di telapak tangan Laura."Apa ini, Om?""Ini adalah obat bius. Hanya akan menghilangkan kesadarannya saja. Setelah obat itu bekerja, kita bawa Deo ke hotel dan kamu berpura-pura telah ditiduri olehnya. Dengan begitu, Deo akan segera menikahimu," jelas Arsenio.Lantas Laura membulatkan mata. Nampak tak percaya dengan rencana licik yang bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun olehnya."Tidak! Saya takut akan ketahuan oleh Deo."Laura menggeleng kuat."Tidak akan! Jika kamu tidak ingin melakukan ini, artinya harapanmu untuk menguasai harta milik Deo hanya akan terkubur sia-sia. Sebab Deo tak pernah memiliki niat untuk mencarimu selama ini. Mustahil jika dia akan menikahimu meski kamu telah kembali!" tegas Arsenio meyakinkan.Laura terdiam. Rasa gelisah berca
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Membawa Deo ke hotel

"Anda baik-baik saja?" tanya Deo memastikan seraya mengerinyitkan dahi."I-iya, Pak. Saya baik-baik saja," jawab waiters panik sebelum berlalu pergi.Laura lantas memalingkan wajah. Menyembunyikan raut kepanikan dari sorot matanya.Sedang Deo melirik sekilas penuh selidik ke arah Laura sebelum mengulurkan tangan meraih segelas minuman di hadapannya.Rasa dahaga membuat Deo menepis rasa curiga. Meneguk minuman rasa jeruk guna membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Di tengah teriknya panas matahari di siang hari. Minuman dingin terasa menyegarkan sekali.Di sela-sela mengaduk minumannya dengan sedotan, Laura sesekali melirik diam-diam ke arah minuman Deo yang hanya tinggal separuh.Wanita itu mengulum senyum puas. Dengan sabar menunggu sang mantan kekasih kehilangan kesadaran.Hingga beberapa saat kemudian."Tck! Kenapa mataku terasa sangat berat?" gumam Deo memegangi kepalanya.Guna mengusir rasa kantuknya, Deo kembali meminum minuman dinginnya yang masih tersisa. Namun alih-alih
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Aku akan bertanggung jawab!

"Dan apa yang sedang kamu lakukan di sini?!"Rentetan pertanyaan itu hanya membuat Deo semakin kebingungan. Namun tak kunjung mendapati respon dari Laura yang tengah sibuk mengeluarkan kesedihannya melalui air mata."Laura! Jawab aku! Apa yang sebenarnya terjadi?!"Kesabaran Deo telah habis sudah. Pria itu mengguncang kuat kedua lengan Laura yang masih menangis tersedu. Raut kepanikan nampak jelas terlihat dari wajah tampan penuh bekas lukanya."Kita ... sudah melakukannya ...." jelas Laura bersusah payah. Namun tak terdengar jelas di pendengaran Deo."Melakukan? Melakukan apa maksudmu?!"Deo meninggikan suaranya kala tak mampu lagi menahan amarah."Kamu memaksaku melakukan hubungan suami istri denganmu!" Laura berkilah. "Dan ini adalah kali pertama aku melakukannya. Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu!" tegas Laura menatap sengit ke arah Deo yang tengah terperangah tak percaya."Tidak! Tidak mungkin. Ini pasti hanya kesalah pahaman saja."Deo menggeleng cepat. Menepis sega
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Melampiaskan kesedihan

"Saya datang untuk membesuk Mama saya. Ibu Clarissa," ucap Ela datar."Maafkan saya sebelumnya, Nona. Namun pasien atas nama Ibu Clarissa hari ini tak dapat dijenguk. Kondisinya semakin hari semakin buruk semenjak Ibu Clarissa dibawa kembali ke rumah sakit jiwa ini," jelas resepsionis. Sontak Ela dibuat tercengang."Lepaskan ...! Aku tidak mau tinggal di sini!"Sayup-sayup terdengar suara teriakan lantang dari arah dalam. Seketika itu Ela yang terkejut langsung memutar kepala menghadap arah sumber suara. Namun tak begitu dengan resepsionis wanita yang seringkali mendapati hal serupa hampir di sepanjang harinya."Mama!"Seketika itu Ela berlari menelusuri lorong panjang yang tak memiliki ujung."Nona! Tunggu!"Resepsionis wanita mencoba menghentikan, namun Ela menghiraukan teriakannya.Ela terus mengikuti arah suara berasal. Terdengar semakin jelas saat kakinya mulai melangkah maju. Hingga tiba di depan sebuah ruangan, pintu terdengar digedor kuat dari arah dalam. Seketika itu Ela meng
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Perhatian yang terlambat disadari

Hingga beberapa puluh menit berlalu. Suara tangis Ela mulai melemah."Sudah puas?" tanya Darren memecah keheningan.Sontak Ela mengangguk lemah sebelum pelukan keduanya terlepas sempurna.Darren merundukan tubuhnya. Mensejajarkan diri dengan Ela yang tak setinggi dirinya. Menggenggam erat kedua lengannya, dan mempertemukan tatapan mereka."Dengar aku baik-baik, Ela! Meski tak ada Papa dan Mamamu yang sedang menunggu di rumah, namun ingatlah pada Bibi Gwen. Dia adalah satu-satunya orang yang paling mengkhawatirkanmu saat ini selain aku," ucap Darren meyakinkan.Ela terdiam membisu, sebelum memejamkan matanya rapat-rapat seraya tertunduk menahan tangis.Ya, ucapan Darren tak sepenuhnya salah. Bibi Gwen selama ini benar-benar berperan sebagai seorang ibu kedua untuk anak asuhnya--Ela. Namun terlalu larut dalam kesedihan membuat Ela hampir tak menghargai perhatian yang selalu diberikan wanita paruh baya tersebut. Bahkan setiap waktu hampir mengabaikan kehadirannya."Jadi sekarang lebih ba
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Di luar dugaan

Kediaman Deo. Pukul enam tiga puluh pagi.Drrttt ... Drrttt ....Deo yang masih berbaring di atas tempat tidurnya meraba ponsel yang bergetar di atas nakas.Sebuah notifikasi panggilan telepon dari Ela membuat mata Deo yang semula terasa berat terbelalak sempurna.Pria yang tengah bertelanjang dada itu langsung terduduk di atas tempat tidurnya."Halo," sapa Deo."Aku menunggumu di depan mini market yang tak jauh dari rumahmu.""Sekarang?! Tapi aku ...."Belum sempat Deo menuntaskan kalimatnya, dengungan sambungan telepon terputus tertangkap indra pendengarannya."Tck! Kenapa harus sepagi ini? Aku belum bersiap-siap!"Deo mengacak rambutnya kasar. Lantas beranjak bangkit dan berlari ke arah kamar mandi guna membersihkan diri.Tak ada yang ia khawatirkan untuk saat ini. Meski tak mengenakan topeng dan luka palsunya, sebab pintu kamarnya sengaja ia kunci rapat dari dalam.Setelah bersiap dan kembali duduk di atas kursi rodanya, guna mengelabuhi orang rumah, Deo segera membuka pintu kamar
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Yang tidak tahu malu kamu atau aku?!

Deo menatap lama pada Ela yang sengaja menjaga jarak dengannya. Memberi isyarat mata agar wanita itu mendorong kursinya.Bukannya tak peka. Ela yang terlanjur merasa dongkol pada akhirnya memilih untuk tidak peduli dan membuang muka.Lantas Laura mendorong gagang kursi tanpa banyak bicara. Memasuki pusat perbelanjaan, diikuti Ela yang masih diam tak bergeming.Tanpa Deo dan Ela sadari, Laura membawa mereka melewati tempat di mana perlengkapan bayi yang baru lahir dijual.Dengan bahagianya, Laura segera beranjak meninggalkan Deo. Menenteng set peralatan makan bayi berwarna merah jambu."Deo! Ini bagus kan?" tanya Laura seraya mengangkat box bening berisi perlengkapan makan itu.Sontak Deo dan Ela mengerinyitkan dahi dengan mata memicing.'Set perlengkapan bayi? Apa maksudnya?'Ela belum sepenuhnya mengerti maksud dari mantan kekasih Deo yang kembali ditemuinya akhir-akhir ini.Sementara Deo hanya nampak terdiam seraya menatap ke arah lain, seolah enggan menghiraukan tingkah tidak biasa
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Ditinggalkan di dalam pusat perbelanjaan

Detik berikutnya, wajah Laura nampak berubah kebingungan. Meraba seluruh saku yang ada di kemeja dan roknya. Bahkan seolah tengah mencari sesuatu dengan mengobrak-abrik isi tas kecilnya."Loh? Ponselku mana?" tanyanya kebingungan pada Deo. Sontak Deo menggidikkan bahu."Jatuh? Atau mungkin tertinggal di mobil," gumam Laura lirih seraya mengedarkan pandangan matanya guna berpikir."Deo, ayo temani aku kembali ke mobil sebentar," pinta Laura seraya bangkit dan hendak meraih gagang kursi roda Deo."Eh? Tidak-tidak! Kembalilah sendiri. Aku belum memakan makananku." Deo menolak."Tck! Cuma sebentar saja!"Namun Laura tak menyerah. Wanita itu terus memaksa untuk mendorong gagang kursi Deo menjauh dari tempat duduknya semula."Ela, tunggulah sebentar di sini, aku akan segera kembali," ucap Deo pasrah akan tingkah Laura yang terus memaksanya menjauhi Ela. Tak ada yang bisa dilakukan pria itu selain diam dan menurut, jika tetap ingin menyembunyikan kondisi tubuhnya yang sebenarnya."Hmmm."Nam
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Aku akan membantu agar cepat hamil

Sepulang dari pusat perbelanjaan itu, Laura segera menghubungi Arsenio dan memintanya untuk bertemu."Om, Deo tidak akan pernah menikahiku jika dalam waktu satu bulan ini aku tidak benar-benar hamil. Lantas apa yang harus aku lakukan?" bisik Laura pada Arsenio yang baru datang dan duduk berhadapan dengannya di sebuah meja di salah satu restoran di dekat kediaman Deo.Arsenio nampak terdiam sejenak. Mengaduk kopi hitam yang sejak awal sudah dipesankan Laura untuknya."Tidak perlu kebingungan seperti itu, cukup hamil saja seperti permintaannya," jawab Arsenio santai.Sontak Laura mengerinyitkan dahi, "Apa maksud, Om? Deo tidak benar-benar menyentuhku, lalu bagaimana caraku bisa hamil Anaknya?"Sekilas senyuman ganjil menyungging penuh arti di bibir Arsenio."Carilah seseorang yang bisa membuatmu hamil. Mudah kan?""Di mana aku harus mencarinya?""Butuh bantuanku?" Arsenio kembali menawarkan diri seraya tersenyum ganjil.'Apa maksud ucapannya? Mungkinkah ....'Sekilas pikiran kotor terli
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Pengakuan Deo pada keluarga

Paman Louise nampak terdiam sejenak. Sebelum akhirnya menyetujui permintaan sang majikan tanpa banyak bertanya."Baiklah, Tuan. Akan saya kerjakan hari ini juga," ucapnya penuh keyakinan.Paman Louise pun akhirnya diarahkan Deo untuk pergi ke ruang kerjanya.Hampir satu jam berlalu kala paman Louise mulai berkutat dengan keyboard laptopnya. Hingga sebuah rekaman CCTV berhasil ia tampilkan di layar laptop tersebut.Deo nampak memicingkan mata di samping paman Louise. Mengamati setiap adegan asing dalam pengelihatannya."Bukan itu. Percepat lagi. Kejadiannya sekitar pukul satu siang. Cek rekaman CCTV halaman dan dapur restoran juga," ungkap Deo mengutarakan pendapatnya.Sempat ada pertanyaan yang terlintas dalam benak paman Louise. 'Sebenarnya apa yang sedang terjadi?' namun urung ia ungkapkan dan hanya mampu terjabar dalam hati."Baik, Tuan."Tak ada yang bisa pria paruh baya itu lakukan selain menjalankan perintah sang majikan.Hampir setengah jam berlalu hingga titik pencarian itu be
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status