All Chapters of Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Chapter 61 - Chapter 70

127 Chapters

Menitipkan kedua malaikat Matthew

Darren sontak menggidikkan bahu saat Matthew menganggukkan kepalanya sekilas seolah bertanya."Aku lelah. Aku akan pergi istirahat."Clarissa segera beranjak bangkit dari tempat duduknya semula. Berjalan gontai menuju tangga yang akan membawanya ke lantai dua tempat kamar tidurnya berada.Sedangkan Matthew hanya bisa terdiam. Begini cukup bagus. Setidaknya sang istri tidak akan kembali mengamuk saat melihat Deo. Dan perjodohan itu bisa dilanjutkan tanpa hambatan. Sepertinya kondisi Clarissa semakin hari semakin membaik, terbukti dengan kepahaman wanita itu saat mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Matthew. Meski tak sepenuhnya merespon sesuai harapan.Kini pria paruh baya itu semakin lega. Mungkin kepergiannya setelah ini tak akan menimbulkan banyak hal yang masih mengganjal dalam hati."Jadi ... apa yang hendak Anda bicarakan dengan saya?" tanya Darren seraya memainkan jari jemarinya. Meski sepenuhnya bisa menebak jika Matthew akan membahas kembali perihal perjodohan itu, namu
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Prosedur pengobatan Matthew

"Papa? Kenapa ... botak?" tanya Ela memastikan seraya tergagap dan tersenyum canggung.Meski terkesan aneh, namun pria paruh baya dengan perut membuncit itu berjalan santai penuh percaya diri. Menghampiri meja makan. Di sambut beberapa pelayan wanita yang seketika tertunduk seraya membungkukkan sedikit tubuhnya memberi hormat. "Selamat pagi, Tuan," ucap mereka serempak."Selamat pagi," jawab Matthew singkat seraya menarik salah satu kursi di hadapan Ela, dan hendak duduk di sana."Ada apa denganmu, Ela? Papa hanya ingin tampil berbeda hari ini, kenapa ekspresi wajahmu terkesan aneh begitu?" ucap Matthew seraya mengambil sehelai roti dan mulai mengolesi selai coklat di atasnya. Sesekali melirik Ela yang masih memperhatikannya tanpa berkedip dari ekor mata. Meski hatinya hancur, namun Matthew berusaha menaruh senyum cerah pada bibirnya."Ma-maafkan Ela, Pa. Ela tidak ada maksud apa-apa. Hanya merasa heran dengan penampilan Papa yang berubah drastis hari ini," jawab Ela tergagap seraya m
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Kejutan untuk Deo

Perusahaan Willson Group. Pukul sepuluh pagi.Drrttt ... Drrttt ....Getaran pada sebuah benda pipih yang terletak dalam saku celana begitu menganggu sang pemilik saat tengah berkutat dengan cangkir-cangkir kopi di depannya."Astaga ... kapan selesainya pekerjaanku jika terus diganggu seperti ini?"Pram mendengus kesal. Hingga di detik berikutnya pria itu mengambil kasar ponselnya dalam saku celana. Terlihat sebuah notifikasi panggilan telepon dari nomor tidak dikenal. Terpampang jelas dari layar ponsel yang tak sepenuhnya retak.Tak berpikir banyak, Pram segera menjawab panggilan telepon tersebut, seraya menyelipkan benda pipih itu di antara bahu dan telinganya dengan kepala meneleng ke kiri. Sedang kedua tangannya kembali berkutat pada beberapa bungkus kopi dan air panas dalam termos."Halo," sapa Pram pada seseorang dari seberang telepon."Bagaimana? Sudah mempertimbangkan kembali tawaranku tempo hari?" jawab suara berat yang tak begitu asing dalam indra pendengaran Pram.Suara itu
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Pram mengetahui identitas Ela?

Tok! Tok! Tok!Dengan helaan nafas panjang, Pram mulai mengetuk pintu dengan buku-buku jarinya. Rasa gelisah seketika menghantam, saat baru pertama kali menaruh benda asing dalam minuman yang ia sajikan untuk seseorang. Mungkinkah jika terjadi sesuatu dia akan dimasukkan dalam jeruji besi?Pram menggeleng cepat. Menghilangkan segala kemungkinan yang akan terjadi setelah obat itu bereaksi pada Deo. Bagaimana pun juga, dia telah menyiapkan diri dari segala sesuatu yang akan terjadi setelahnya."Masuk!"Setelah mendengar sahutan dari dalam, Pram segera menekan gagang pintu ke arah bawah. Melangkah pasti memasuki ruangan dengan menenteng nampan berisikan dua cangkir teh hangat.Pram kembali merasa risih dan gelisah, tatkala tatapan sengit kembali Deo layangkan padanya. Namun pria berusia tiga puluh tahun itu berusaha bersikap wajar. Tangannya perlahan memindahkan cangkir-cangkir teh ke atas meja. Satu di dekat Ela dan satu lagi di dekat Deo. Ia tak ingin cangkir itu tertukar dan berakhir
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Pelampiasan Pram

"Hentikan rasa cemasmu dan bersikaplah seperti biasa. Jangan membuat Pram merasa curiga dan membuatnya melakukan cara lain untuk mencelakaimu. Aku ada di sini, dan masih mampu untuk melindungimu," tegas Deo dengan penuh keyakinan. Kembali memegangi kedua pundak Ela dan sedikit mengguncangnya. Meyakinkan sang kekasih jika semuanya akan baik-baik saja dalam lindungannya.Ela mengangguk cepat, sebelum menghamburkan diri ke rengkuhan Deo yang seketika membuat perasaannya membaik.Pria yang tengah duduk di atas sofa panjang berwarna coklat susu itu awalnya tertegun. Namun lama kelamaan dirinya mencoba membiasakan diri. Membalas pelukan Ela seraya mengusap lembut punggungnya. Mungkin dengan begini wanita itu akan merasakan perasaan aman.Sementara itu. Pram berlari cepat menuju kamar mandi paling dekat dengan ruangan pribadi sang atasan. Membuang sembarang nampan kosong yang ada di tangannya, sebelum sedikit berjongkok di depan wastafel."Huwek, huwek!"Pram memijat tengkuknya, berusaha men
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Sela disekap

Keesokan harinya. Kediaman Matthew pukul tujuh lewat tiga puluh pagi.[Hari ini aku tidak bisa menjemputmu. Aku memiliki urusan penting di perusahaan]Begitulah isi pesan singkat dari Deo yang dikirimkan melalui aplikasi hijau ke ponsel milik Ela.Berulang kali wanita itu menghela nafas panjang setelah membaca isi pesan singkat tersebut.Ting!Belum sempat Ela kembali meletakkan ponselnya di dalam tas, sebuah pesan singkat kembali membuat ponselnya berdering.[Tenanglah, akan aku usahakan urusannya selesai sebelum waktu makan siang tiba. Setelah itu aku akan pergi menemuimu]Ela terdiam, dan tak berniat membalas pesan singkat itu sama sekali.Niat hati menunggu mobil Deo di depan pagar rumah untuk menghindari sang ibu, namun ternyata yang ditunggu tak dapat datang kala itu.Kini wanita yang telah siap dengan pakaian dinasnya itu beranjak kembali memasuki halaman. Berjalan cepat menuju garasi mobil. Sesekali matanya menatap arloji yang tengah melingkar di pergelangan tangannya."Tck! T
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Ela diculik oleh Pram

Tak berpikir panjang, Ela segera melangkah mendekati Sela, mantan pekerjanya tersebut dan berjongkok di depannya, guna melepaskan tali."Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Ela dengan raut wajah panik. Sedang tangannya mencoba dengan cepat melepas simpul ikatan pada tali tambang tersebut."Hmm ...!"Namun ada yang aneh. Sela terus-menerus menggeleng cepat dengan ketakutan hebat. Menggerang keras seraya menatap sesuatu di belakang Ela. Seolah tengah memberi tahu Ela untuk segera pergi dari sana.Namun belum sempat Ela mengartikan isyarat mata Sela, sebuah tangan kekar membekapnya dari belakang."Hmm ...!"Ela dan Sela yang belum sepenuhnya terlepas dari ikatan tali sama-sama menggerang keras. Namun usaha mereka berakhir sia-sia. Sebab aroma obat bius dari sapu tangan yang dipegang tangan kekar pria itu membuat Ela perlahan kehilangan kesadaran."Hmm ...!"Mata Sela membulat sempurna. Diiringi air mata ketakutan yang tak henti mengalir deras dari
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Deo sang penyelamat

"Apa maksudmu?"Meski Ela sudah mengetahui hal itu, namun wanita itu tetap saja berpura-pura tidak mengetahuinya."Kamu adalah Ela, Istriku," jawab Pram singkat. Menaikkan sedikit dagu Ela agar pandangan keduanya saling bertemu."Tidak! Aku bukan Istrimu!" hardik Ela seraya memalingkan wajah.Kekecewaan itu kembali menghantam dada, membuat Pram kembali menarik tangannya dari dagu Ela."Kenapa?"Suara Pram yang serak dan parau membuat Ela kembali menatap wajah mantan suaminya."Kenapa menggugat cerai secara sepihak?! Aku tidak mau bercerai denganmu! Ayo kita kembali seperti dulu," lanjutnya dengan nada kian meningkat. Seolah tengah memaksakan kehendak.Lengan Pram mengusap kasar wajahnya, tatkala bulir bening mulai jatuh menetes membasahi pipi.Sedang Ela seolah tak memiliki sedikit pun belas kasih. Wanita itu menyeringai sinis seraya menatap ke arah lain."Apa maksudmu ingin aku kembali banting tulang untuk menghidupimu? Menyiksaku dengan kepalan tanganmu?! Memaksaku melahirkan anak l
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Penjelasan Pram pada Deo

Dengan luka hitam lebam di ekor mata dan cairan merah yang mulai keluar dari sudut bibir, Pram menatap waspada pada sosok pria dengan tenaga mengerikan di hadapannya. Berjalan gontai seraya meletakkan kedua tangannya di saku celana. Sedang jas hitam itu mulai tergantung di bahu kiri."Bukan manusia? Lalu kamu ini jenis spesies apa? Bahkan pukulanmu terasa seperti gigitan semut," cibir Deo seraya merundukan tubuhnya di depan Pram. Satu tangannya mencengkram kuat rahang Pram hingga membuat wajah pria itu menghadap ke arahnya tanpa mampu berkutik sedikit pun.Tanpa disadari. Satu lagi tangan Deo memasukkan sesuatu ke dalam mulut Pram yang berasal dari dalam saku celana. Terasa mengalir begitu saja seperti air. Sontak Pram mengelapi lidahnya sesaat setelah Deo kembali berdiri tegak."Apa ini? Apa yang baru saja kamu masukkan ke dalam mulutku?!"Pram kembali dikuasai kepanikan hebat, kala firasat buruk mulai terlintas dalam pikirannya. Sedangkan kedua telapak tangannya yang digunakan untuk
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Kesaksian Arsenio

"Angkat tangan! Kami Polisi sudah mengepung tempat ini!"Suara keras yang berasal dari toa polisi membuat suasana kala itu berubah mencekam. Diiringi suara hentakan kaki dari beberapa pasang kaki menggema dalam gudang kosong yang telah lama tak beroperasi.Detik berikutnya, muncul beberapa polisi berseragam menodongkan pistol ke segala arah, tatkala baru memasuki ruangan tempat Ela di sekap."Bu Gabriela!"Sela yang menerobos pertahanan Polisi segera menghampiri Ela yang tengah meringkuk dengan kaki dan tangan yang masih terikat. Pertemuan haru itu berlangsung selama beberapa menit. Saat Sela berusaha melepaskan ikatan tali."Dia tersangkanya, Pak! Tangkap orang itu!"Suara berat bak provokator itu menunjuk tubuh Pram yang terkulai lemas di atas lantai. Sedang meja kayu masih berada di atas tubuhnya."Apakah kamu yang memanggil Polisi untukku? Terima kasih, Sela," ucap Ela seraya tersenyum tipis, sedang air mata haru mulai berjatuhan dari ekor mata. Sebelum simpul ikatan tali itu bena
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status