Home / CEO / Terjerat Cinta Sang Tuan Muda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terjerat Cinta Sang Tuan Muda: Chapter 81 - Chapter 90

173 Chapters

Bab 81. Ancaman Nikita terbukti.

Nafas Shaka memburu. Pikirannya tak lagi berkesinambungan dengan tubuhnya. Hari ini seperti hari yang begitu amat menyebalkan untuknya. Diganggu oleh mantan, harus bertemu dengan klien yang begitu amat penting. Namun, ia terlambat untuk datang. Dengan langkah mantap, Shaka masuk ke dalam kantornya. Namun, baru beberapa melangkah, ia sudah di sambut dengan Reni. Wajahnya tersenyum menatap ke arah Shaka. “Apa?” tanya Shaka tak berniat. Ia malas harus berhadapan dengan Reni, apalagi ketika ia tengah buru-buru untuk bertemu dengan klien pentingnya. Wajah Reni berubah menjadi masam. Padahal ia hanya ingin menyambut ya saja. Tak ada jawaban dari Reni, membuat Shaka langsung melengang pergi dari hadapannya. Melihat itu Reni berniat untuk mengikuti langkah Shaka kemanapun ia berada. Shaka tak menanggapinya. Ia hanya terus berjalan, menghiraukan Reni yang berada di belakangnya. “Pak?” panggil Reni membuat Shaka langsung menoleh dengan mata yang mengunus tajam kepadanya.Reni menjadi gugup
Read more

Bab 82. Kekhwatiran Kinan.

Suasana malam ini penuh dengan ketegangan yang hinggap di rumahnya. Kinan sedari tadi terus bolak-balik tak tentu arah. Hatinya merasa tak enak. Apalagi ketika melihat jam yang sudah menunjukkan waktu setengah delapan malam. Dengan benda pipih yang berada di tangannya. Ia menatap ke arah pintu utama. Atun yang kebetulan lewat di hadapannya langsung menghampirinya. “Non, kenapa? Kok sedari tadi bolak-balik aja?” tanya Atun dengan wajah kebingungan. “Ini loh, Tun. Masa dari tadi Mas Shaka gak pulang-pulang. Padahal waktu sudah pukul setengah malam. Harusnya Mas Shaka udah pulang ini,” tutur Kinan begitu saja, dengan mata berkaca-kacanya. Atun tertawa kecil melihat Nona Kinan seperti itu. “Mungkin Tuan Shaka tengah sibuk di kantornya Non,” Kinan mengangguk kecil. Ia bingung harus berekspresi seperti apa.“Sudah Nona kembali ke kamar saja, jangan memikirkan Tuan Shaka,” ujar Atun seraya tersenyum manis kepada majikannya itu. “Aku gak bisa tenang, Tun!”“Nona nunggu Tuannya sembari du
Read more

Bab 83. Bertengkar Gara-gara semalam.

Shaka merasa bahwa suasana di pagi hari ini sangatlah aneh. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengan istrinya, Kinan. Sudah lama rasanya Shaka tidak makan bersama di meja makan yang sama dengan Kinan. Ia merasa bahwa hubungan mereka tidak seperti biasanya.Di sebelah Shaka sudah ada Kinan yang sedari tadi diam membisu. Padahal seharusnya pagi ini, Kinan harus banyak berceloteh. Shaka memperhatikan setiap gerak-gerik istrinya yang begitu sangat aneh pagi ini. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Kinan.“Hm,” Shaka berdeham sejenak. Ia mencoba untuk mencairkan suasana agar tidak terlalu canggung, namun Kinan malah memberikannya secangkir minuman yang sudah dituangkan olehnya. Shaka merasa sedikit kecewa karena ia berharap dapat berbicara dan berinteraksi dengan istrinya.Shaka melongo. Bukan ini yang ia mau. “Kinan, kenapa diam saja? Aku berbuat salah atau hari ini kau memang tak mood?” tanya Shaka kebingung. Kinan tetap terdiam dan tidak memberikan jawaban yang je
Read more

Bab 84. Kantor Polisi

Dengan detak jantung yang semakin cepat dan perasaan tegang yang memenuhi tubuhnya, Kinan dan Shaka duduk di kursi dingin kantor polisi. Mereka berada di tengah-tengah ruangan yang sunyi dan terasa menyeramkan, dengan hanya suara jam dinding yang terus berdetak sebagai pengiring. Wajah mereka terlihat cemas dan khawatir, karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka terdiam, hanya suara gemetar napas yang terdengar di ruangan tersebut. Sebuah rasa cemas dan ketidaknyamanan menyelimuti tubuh mereka, ketika seorang wanita tiba-tiba muncul di depan mereka dengan raut wajah penuh amarah. Air mata yang luruh begitu saja dari matanya, membuat area di sekitar matanya terlihat bengkak dan merah.Polisi kemudian datang dengan membawa berkas-berkas di tangannya, membuat suasana di ruangan semakin tegang. Melirik ke arah Kinan, wajahnya terlihat begitu pucat dan terlihat sangat cemas. Ia seharusnya tidak datang ke sini, dan menyaksikan semua ini. Namun, sekarang sudah terla
Read more

Bab 85. Menjadi Bahan Perbincangan.

'Selamat malam dan selamat datang di siaran televisi kami. Pada hari ini, kami akan membahas sebuah kasus yang tengah viral di media sosial. Seorang selebriti yang terkenal diduga bunuh diri karena depresi yang dialaminya setelah mantannya menikah dengan wanita lain.''Kasus ini telah menarik perhatian publik dan menjadi topik hangat di media sosial. Banyak orang yang merasa sedih dan terkejut dengan berita ini, dan banyak pula yang mempertanyakan mengapa selebriti tersebut sampai mengambil tindakan ekstrem seperti bunuh diri. 'Kinan merasa sedih mendengarkan suara siaran berita yang mengalun di telinganya. Ia duduk bersandar di sofa, memperhatikan layar televisi dengan tatapan yang penuh kekhawatiran. Suara reporter yang memaparkan berita tentang kasus yang sedang viral di media sosial semakin membuat hatinya terasa berat. Terlebih lagi, ia merasa sedikit gugup ketika mendengar nama suaminya, Shaka, yang ikut tersorot dalam pemberitaan tersebut."Kenapa harus masuk ke siaran televis
Read more

Bab 86. Para Report.

Pagi-pagi buta, segorombolan reporter yang berpakaian rapi dan membawa kamera berjalan menuju kediaman rumah Shaka dan Kinan. Wartawan tersebut berniat untuk meminta penjelasan langsung dari Shaka dan Kinan tentang kasus bunuh diri Nikita yang beberapa waktu lalu menghebohkan publik.Bi Imah dan Atun sudah bangun lebih awal dari biasanya. Keduanya lantas melirik satu sama lain, saling bertatapan dalam kebingungan. Mereka heran dengan orang-orang yang berada di depan rumah Tuan Shaka.“Darimana mereka tahu rumah Tuan Shaka, ya?” tanya Bi Imah kepada Atun dengan suara pelan. Ia merasa sedikit khawatir dengan kerumunan orang yang sudah berkumpul di depan rumah tersebut.Atun yang merasakan kebingungan yang sama dengan Bi Imah, mengangguk perlahan. Ia merasa kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa di situasi seperti ini. Terlihat beberapa reporter berusaha mendekati rumah Tuan Shaka untuk mencari informasi terbaru tentang kasus yang tengah ramai diperbincangkan.“Aku panggil Nona du
Read more

Bab 87. Ada Sesuatu

Hari itu, matahari bersinar terik di langit. Wajahnya yang terlihat seperti tengah dikejar-kejar sesuatu yang menakutkan. Tubuhnya terasa basah oleh keringat yang bercucuran, membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, ia tetap memutuskan untuk mengunjungi rumah kekasihnya itu.Sampai di rumah Rena, Raka mengetuk pintu dengan harapan Rena sudah berada di dalam. Sebelumnya, Rena memberikan pesan singkat bahwa ia tidak ada kelas hari itu dan ingin menghabiskan waktu di rumah. Namun, biasanya Rena pergi keluar untuk mencari makanan. Oleh karena itu, Raka membawa beberapa makanan yang akan mereka nikmati bersama.“Rena …,” panggil Raka terdengar keras. Menekan bel rumah Rena, seraya ia menunggunya dengan penuh kesabaran. Wajah Raka yang tadinya terlihat gelisah, kini berubah menjadi senyum lebar ketika Rena membukakan pintu. Rena terlihat cantik dengan rambutnya yang diikat simpul dan mengenakan baju santai. “Raka?” Rena terkejut ketika melihat Raka berdiri di depan pintu tanpa memberitahun
Read more

Bab 88. Makin menjadi.

BAB 88 Semakin Menjadi-jadiSuasana di ruangan Shaka terasa sangat hening. Ia duduk di depan televisi, memperhatikan berita yang tengah disiarkan. Berita itu tentang kasus bunuh diri Nikita, seorang wanita muda yang ditemukan tewas di apartemennya. Namun, yang membuat Shaka semakin gelisah adalah fakta bahwa berita itu juga menyebutkan bahwa Nikita bunuh diri karena depresi akibat putus cinta dengan mantan kekasihnya, yaitu Shaka.Berita itu sudah tersebar-sebar di mana-mana, dan Shaka merasa semakin pusing dengan semua itu. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa ia pernah menjadi bagian dari kehidupan Nikita. Beberapa para klien menelpon, membicarakan kepadanya. Lalu, dengan tegas Shaka membuat semuanya terbungkam untuk sesaat. “Loh? Kenapa beritanya makin viral sih? Padahal aku udah gak terbukti bersalah loh?!” sentak Shaka dan langsung membanting beberapa benda yang berada di depannya. Ia tak terima dengan berita yang tak benar ini. Bahkan beberapa surat kab
Read more

Bab 89. Bertengkar dengan Rena

Setelah para wartawan meninggalkan rumahnya, Shaka menghela nafas lega. Ia senang Raka bisa menyingkirkan mereka tanpa menggunakan kekerasan atau paksaan apa pun. Sungguh melegakan bagi Shaka karena bisa menangani situasi dengan damai dan tidak mengancam. Ia tahu bahwa keadaan bisa menjadi jauh lebih buruk jika Raka menggunakan segala bentuk agresi terhadap para wartawan.Shaka duduk dengan tatapan kosong, merenungkan kejadian yang baru saja terjadi. Ia merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa setelah menyaksikan kejadian tersebut. Namun, tiba-tiba matanya menangkap gerakan aspri baru yang sedang bekerja di rumahnya. Ia melihat bahwa aspri tersebut terlihat seperti sedang kegeringan, dan hal tersebut membuat Shaka mengerutkan keningnya karena ia merasa khawatir.“Kenapa dia terlihat senang seperti itu?” tanya Shaka pada dirinya sendiri, mencoba memahami situasi tersebut. Meskipun Shaka merasa bingung, ia memilih untuk mengabaikan aspri tersebut dan bergegas menuju kamarnya untu
Read more

Bab 90. Hampir ketahuan.

Cuaca yang sebelumnya tidak terlalu panas, tiba-tiba menjadi gerah dan membuat Kinan merasa tidak nyaman. Suara-suara mereka yang berada di teras rumahnya begitu menggema dan membuat Kinan merasa tidak kuat karena kalimat demi kalimat terlontarkan dengan sangat panasnya. Kinan merasa seperti berada di dalam oven besar yang membuatnya merasa tidak nyaman.Meskipun begitu, Kinan tetap mendengarkan percakapan mereka dengan seksama. Namun, semakin lama ia mendengarkan, semakin gerah dan tidak nyaman ia merasa. Ia telah terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan.Kedua orang yang berbicara di teras rumahnya tidak ada yang mau mengalah hanya karena sebuah cemilan saja. Mereka terus berdebat dan saling melempar argumen satu sama lain. Kinan merasa tidak enak karena situasi tersebut membuatnya merasa tidak nyaman.Kinan mencoba untuk menghentikan perdebatan tersebut dengan mengeluarkan teriakan keras, "Stop!" Namun, teriakannya malah diabaikan oleh Maya dan Rena. Padahal, Maya sempat tert
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status