Amar segera menghampiri wanita itu. Ia yakin jika perempuan yang berteriak meminta tolong adalah Keisya. Seorang karyawan di tempatnya bekerja. "Keisya, kamu kenapa?" tanya Amar penasaran. Ia melihat raut penuh ketakutan pada wajah Keisya. Tebakannya tidak meleset. Memang wanita yang berteriak meminta tolong. Melihat Amar yang selama ini ia kenal sebagai lelaki yang baik di kantor, Keisya langsung mendekap tubuhnya. "Pak Amar, tolong aku." Wajah wanita itu menunduk seolah mencari perlindungan. "Ayo, masuk ke dalam mobil saja." Dengan perlahan Amar melepaskan pelukan Keisya. Ia tidak mau jika ada yang melihat dan salah paham kepada mereka berdua. Setelah masuk ke dalam mobil, Keisya masih merasa ketakutan. "Minum dulu," ucap Amar seraya mengulurkan sebuah minuman botol yang masih utuh. "Terima kasih, Pak Amar." Keisya berujar pelan. Setelah menunggu Keisya minum dan sedikit merasa tenang, akhirnya Amar angkat bicara. "Apa yang terjadi Keisya? Kenapa kamu berkeringat seperti ini
Read more