"Ayo! Sini aku antarkan ke kamar mandi, Mas!" Alex tersenyum geli. Mengapa istrinya bisa seantusias ini? Tapi tidak masalah, Alex sangat menyukainya. Selama beberapa hari belakangan, Reina merawatnya dengan penuh kasih sayang; bersedia membantu Alex ke kamar mandi, atau berjalan-jalan menggunakan kursi roda mengitari rumah sakit."Mau apa kamu, Sayang, hm?"Reina mengerucutkan bibirnya. "Ih, kok tanyanya begitu sih, Mas? Kan aku cuma mau membantu Mas Alex. Nggak boleh ya? Ya udah, aku keluar nih, cari angin sama adek bayi."Alex mencekal tangan Reina sesaat setelah wanita itu berbalik. "Kamu sekangen itu sama Mas ya?""Hih? Siapa yang kang—"Reina tersenyum puas di tengah ciuman yang dilayangkan oleh Alex. Saat kedua lengannya baru saja melingkari leher Alex, ponsel Reina bergetar pelan, tanda adanya pesan masuk dari seseorang yang sudah bisa Reina prediksi. Ciuman keduanya pun terputus. Alex mengernyit, menyadari keanehan yang ada pada diri Reina. "Kenapa, Reina? Ada pesan soal pek
Baca selengkapnya