Home / Pernikahan / Istri Manja Om Duda / Kabanata 71 - Kabanata 80

Lahat ng Kabanata ng Istri Manja Om Duda: Kabanata 71 - Kabanata 80

112 Kabanata

Chapter 71

Sejak menumpahkan semua kekhawatirannya pada Tara hari itu, Reina tidak mempunyai ketakutan lainnya. Memang bayangan mengenai Yohan yang mengakhiri hidup di depannya masih terekam jelas dalam ingatan, tetapi Reina memutuskan untuk menyudahi semua kepahitan itu dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.Perutnya mulai membuncit, walau tidak banyak. Justru terlihat seperti orang yang baru saja makan banyak. Meski begitu, Reina bersikeras untuk mengukur lingkar perutnya setiap hari. Dia akan mengabadikan proses sekecil apa pun terjadi pada tubuhnya hingga sang buah hati lahir.Sebagai suami siaga, Alex tidak ragu untuk menuruti semua permintaan Reina. Mulai dari mengendarai mobil-mobilan yang biasa dipakai oleh anak kecil, sampai naik kuda tetapi kudanya jalan di tempat—untuk yang satu ini, Alex kepayahan untuk membujuk si pemilik istal supaya mau memegangi kudanya.Sementara itu, ada pasangan tikus-kucing berupa Noah dan Tara yang menaiki kuda seperti syuting video klip. Melihat hal ter
Magbasa pa

Chapter 72

Selepas kepulangan Alex pada malam harinya, Reina meminta ditemani berjalan berkeliling kompleks. Alex yang semula cukup lelah, tidak bisa mengelak. Sebenarnya tidak masalah pula, sebab energinya bertambah dengan sendirinya saat melihat senyum bahagia sang istri.Berganti pakaian rumahan secepat kilat, Reina sudah menunggu di depan pagar. Pak Tono sedang membukakan pintu, dan tak sengaja dirinya berhadapan dengan tetangga barunya yang sama-sama membuka pagar rumahnya di seberang."Oh, Mas Gilang? Mau jalan-jalan juga?" tanya Reina sopan.Gilang membalas senyuman Reina, lalu muncullah Alex dari belakang Reina. "Wah, ini suaminya Mbak Reina ya?" Gilang menyeberang, bersalaman dengan Alex yang menyambutnya ramah. "Perkenalkan, saya Gilang, tetangga barunya Pak Alex. Semoga kita bisa jadi tetangga yang baik ya, Pak!"Alex mengangguk. "Kalau ada kesulitan apa-apa, Pak Gilang bisa mampir ke rumah saya. Saya bersedia membantu. Omong-omong, Pak Gilang mau jalan ke depan? Kalau malam begini, a
Magbasa pa

Chapter 73

Reina bosan. Seharusnya dia ada janji untuk menemui Rendi dan Tara menjelang istirahat makan siang nanti, tetapi mengingat pekerjaannya di rumah konveksi sudah selesai dulu, kini tak ada kegiatan yang dapat dilakukannya. Gadis itu mengelus perutnya, memandang layar televisi tanpa minat. Andai suaminya itu tidak dalam pekan yang kelewat sibuk, bisa dipastikan dia akan menghambur ke kantor dan bermanja-manja dengan Alex.Sayangnya, dikabarkan bahwa suaminya itu sedang melangsungkan beberapa rapat penting yang tidak bisa ditinggal. Kemungkinan besar pulang larut malam pun tak bisa dihindari. Reina melirik jam dinding. Masih pukul sepuluh. Semua orang yang dikenalinya tengah bekerja.Bahkan Bi Ijah saja harus mondar-mandir membersihkan halaman belakang yang sejak dua hari lalu ditanami beberapa bunga. Reina berbaring di atas sofa, mengamati langit-langit ruang keluarga, memikirkan sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghempas jenuh."Apa aku jalan-jalan sebentar ya? Eh, di depan gini, sot
Magbasa pa

Chapter 74

"Kamu kenapa, Reina? Mukanya cemberut gitu, ada yang kamu inginkan? Bicara sama Mas, nanti Mas belikan."Reina merentangkan tangannya, bersiap memeluk sang suami. Alex menyambut pelukan tersebut, lalu keduanya berdiam dalam posisi yang sama cukup lama. Alex terkekeh. Istri manjanya itu bersikap seolah mereka tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun saja."Mas, Rendi sama Tara jahat." Reina mengadu."Hm? Jahat kenapa?" Reina mendongakkan kepala, menyuguhkan wajah menggemaskan yang membuat Alex makin larut dalam pesonanya. Tak langsung menjawab, Reina berpikir sejenak. Haruskah dia memberitahu Alex? Bagaimana jika suaminya itu juga menganggapnya berlebihan dan membuat Alex jengah?Tidak! Reina cepat-cepat menggeleng. Dia sadar diri, sejak hamil ini, sifat kekanakannya tumbuh lebih besar dari yang pernah dibayangkan. Mungkin disebabkan oleh hormon kehamilan, serta didukung oleh sifat mengayomi Alex yang tak pernah luntur. Akhirnya, Reina cuma bergumam seadanya."Aku cuma bilang kalau
Magbasa pa

Chapter 75

Sudah lebih dari dua puluh menit sejak Reina terbangun, wanita itu tak kunjung beranjak. Justru asyik mengamati spasi kosong pada sisi kirinya yang terbiasa ditiduri oleh Alex. Semalam, dia memutuskan untuk kembali ke kamar utama. Terlelap sembari menghirup aroma mint yang senantiasa menyertai sang suami.Reina malas sekali untuk sekadar duduk. Meskipun masih kesal atas sikap Alex yang tak mengabari sama sekali, dia tak bisa mengabaikan kerinduan yang memenuhi dadanya. Lalu, entah mengapa dia ingin sekali disentuh oleh Alex. Masalahnya, Alex pergi tanpa berpamitan. Dia belum sempat bergumul dengan suaminya, yang kini malah menurunkan suasana hatinya lebih dulu.Reina baru beranjak ketika gelombang mual itu datang seperti biasa. Dengan terpaksa, Reina menuju kamar mandi dan memuntahkan seadanya. Terhenti beberapa saat, Reina memandangi pantulan dirinya pada cermin kamar mandi. Tidak ada secercah pun sinar yang menghinggapi wajah cantiknya. Hanya ada mendung yang menggelantung."Mas Ale
Magbasa pa

Cbapter 76

Gilang tak memercayai penglihatannya. Baru saja keluar rumah untuk mengeluarkan mobil, tetangga cantiknya yang sedang hamil itu berdiri di seberang jalan dengan senyum merekah dalam pakaian yang lebih rapi. Gilang keluar dari mobil, mendekat dan bertanya-tanya."Ada apa ya, Mbak Reina?" tanyanya.Reina mengerjapkan mata, lalu menyuguhkan seutas senyum yang berhasil menjaring Gilang. "Mas Gilang mau menjemput adiknya kan? Saya boleh ikut? Janji, saya nggak akan merepotkan Mas Gilang. Sebenarnya, saya memang kepengin keluar, tapi nggak tau mau ke mana. Saya boleh ikut ya, Mas Gilang?"Gilang membuka mulut tanpa suara. Dia tidak pernah berhadapan dengan istri orang yang menggemaskan luar biasa seperti ini. Diberi tatapan memelas dengan pipi menggembung saja dia sudah kalah. Tanpa banyak bicara, Gilang mempersilakan Reina untuk memasuki mobilnya sementara dia mengunci rumah dan menutup pagar.Selagi menunggu Gilang selesai, Reina mengecek ponselnya. Belum ada kabar terbaru dari Alex. Rein
Magbasa pa

Chapter 77

"Ha? Kamu ngomong apaan sih, Tara?" Reina berdecak kesal. Dia tidak paham, mengapa sahabatnya sendiri melayangkan tuduhan tak berdasar semacam itu. "Tara, kalau semisalnya aku memang mau balas dendam ke Mas Alex, buat apa gitu lho? Dalam hal apa pula?""Katanya lakimu itu nggak ngabarin kamu, dan kamu udah bosan duluan karena ada di rumah terus. Barangkali aja, kamu sengaja keluar sama tetanggamu itu karena mau membebaskan diri kan?" Terka Tara, lantas mengendikkan bahu. "Terserah kamu lah, Re. Aku nggak mau ikuta-ikutan! Tapi aku mau ingetin satu hal, jangan terlalu senang sama kedekatan yang kamu perbuat sama lawan jenis, Reina. Nggak baik!""Kamu mau ngatain aku punya niat selingkuh gitu?" cetus Reina."Lha? Aku nggak bilang apa-apa soal itu, Re. Aku cuma ingetin kamu, udah gitu aja!" Tara memicingkan mata. "Re, kamu beneran nggak ada niat ke arah situ kan?""Astaga, Tara!" Reina berontak kesal. "Kamu itu kenapa sih selalu ngurusin hidupku? Ya suka-suka aku mau ngapain dong! Dulu
Magbasa pa

Chapter 78

Gilang benar-benar membelikannya martabak manis seperti yang Reina inginkan. Diterimanya uluran dari Gilang dengan mulut terbuka pelan, hendak mengatakan sesuatu tapi tak bisa. Rasanya Reina baru saja dihipnotis oleh eksistensi Gilang yang mau membantu dan rela merepotkan diri untuk membelikan makanan yang diinginkannya."A-anu, terima kasih, Mas Gilang." Ucap Reina. "Saya nggak tau harus membalas kebaikan Mas Gilang dengan cara apa. Sebagai tetangga, Mas Gilang baik banget lho!"Gilang mengulum senyum. Sebagai tetangga, Reina menganggapnya masih sebagai tetangga depan rumah yang kebetulan bisa dijejaki selagi bosan. Entah mengapa, Gilang tak mempermasalahkan kenyataan tersebut. Dia senang-senang saja bisa membantu Reina yang sedang kesusahan ini."Enggak perlu dibalas pakai cara apa pun, Mbak Reina. Saya ikhlas membantu Mbak Reina kok! Lagian, saya yakin kalau sebenarnya Pak Alex kepengin banget menghubungi Mbak Reina dan menuruti semua keinginannya Mbak Reina saat ini, tapi terhalan
Magbasa pa

Chapter 79

Aneh. Ada yang aneh dari gelagat Gilang pagi ini. Lily menyadarinya, tetapi enggan bertanya selagi Reina masih berada di sekitar mereka dan menghabiskan sarapan. Rencananya wanita itu akan turut mengantar Lily ke stasiun, sementara Gilang sudah mendapat izin untuk datang ke kantor maksimal pukul sembilan.Sarapan mereka pagi itu berlangsung di rumah Reina. Maka dari itu, Lily tak berani bertanya sedikit pun pada abangnya. Baru ketika waktunya pergi, Gilang dan Lily beranjak untuk menaiki mobil. Menunggu Reina keluar, Lily melayangkan tatapan menyelidik pada Gilang."Bang Gilang kenapa deh?"Gilang berpura-pura tak mendengarnya. "Bang? Kenapa sih? Kenapa Bang Gilang kayak lagi banyak pikiran gitu? Bang Gilang nggak mau aku pulang, atau nggak mau Mbak Reina balik ke rumahnya?" Celetuk Lily."Ly! Kamu bicara apa sih? Ngapain juga Abang punya pikiran kayak gitu ke Mbak Reina? Dia kan bersuami." Elak Gilang."Oh, berarti memang benar ya? Bang Gilang lagi mikirin Mbak Reina, tapi aku nggak
Magbasa pa

Chapter 80

"Ha?"Reina menggigit bibir bawahnya, malu setelah melihat reaksi yang diberikan Gilang. Dia baru saja mengutarakan satu ide yang sejak tadi menyambangi pikirannya. Maka terlintaslah satu-satunya cara yang melibatkan Gilang sebagai tetangga sekaligus teman barunya itu. Walaupun meragu, tapi demi kondisi tubuhnya, dia harus memberanikan diri. "Mas Gilang mau nggak?" tanya Reina memastikan. "Saya tau ini memang kelewatan, tapi saya benar-benar nggak tau harus mengatasi mual-mual ini dengan cara apa lagi. Terus, tadi saya mikir kalau selama ini saya nggak pernah mual saat keluar sama Mas Gilang dan Lily. Cuma minta berangkat bareng aja kok, Mas! Sama minta tolong dijemput."Gilang mengerjapkan matanya beberapa kali. Suatu keanehan mendatangi hidupnya secara tak terduga. Pertama mengenai ketertarikan terlarangnya terhadap Reina, lalu kini merupakan pendekatan tak wajar yang memerangkapnya seperti berada di antara jaring laba-laba."Gi-gimana ya, Mbak? Saya takut kalau ada orang yang meli
Magbasa pa
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status