All Chapters of Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku : Chapter 91 - Chapter 100

117 Chapters

91 S3: Duniaku Rasanya Runtuh

“Tapi, Sha ....”Pasha tetap dengan keinginannya dan Siska tidak tega untuk membantah lagi. Apa pun akan Siska lakukan selama itu bisa membuat Pasha merasa bahagia dan sehat.Ezra merangkul pundak Pasha erat-erat, sementara Kavita menyaksikan dengan mata berkaca-kaca.“Suami aku kembali, Vit ...” isak Siska saat Kavita memeluknya. “Dia kembali ....”“Iya, Pak Pasha kembali untuk kamu dan anak-anak kalian ...” sahut Kavita dengan tenggorokan tercekat, dia tidak sanggup membayangkan jika hal itu terjadi terhadap Ezra.Setelah suasana mengharu biru itu berakhir, Siska dan Pasha segera berlalu meninggalkan rumah sakit dengan diantar Ezra.Rumah Siska yang akhir-akhir ini terasa suram, seketika berubah syahdu setelah Pasha kembali.“Bagaimana keadaan kamu?” Pasha menyempatkan diri untuk mengobrol dari hati ke hati dengan Siska sebelum tidur malam.“Seharusnya aku yang tanya soal ini ke kamu,” balas Siska dengan suara lirih. “Apakah kamu masih merasakan sakit?”Pasha menggeleng.“Jangan boh
Read more

92 S3: Izinkan Aku Menebus Semua Waktu

“Apa kamu masih merasa sakit?” tanya Siska khawatir. “Mana yang sakit, bilang sama aku.”Pasha tersenyum sembari menggeleng. “Tidak ada yang sakit, aku baik-baik saja.”Siska memandang Pasha dengan tidak percaya.“Aku mau kerja lagi, Sis.”“Tidak, kamu masih dalam masa pemulihan sampai dokter menyatakan kamu benar-benar sembuh..”“Tapi ....”“Pasha, tolong kali ini kamu dengarkan aku. Jangan sampai aku kecolongan lagi, tidak cukupkah kemarin itu jadi pengalaman?”Pasha tercekat.“Aku hampir saja kehilangan kamu, Sha! Untuk kali ini biarkan saja aku berkorban untuk keluarga kita,” sambung Siska lagi.Pasha memalingkan wajahnya.“Maaf, aku sudah tidak berfungsi sebagai kepala keluarga ....”“Itu tidak benar, jangan bicara seperti itu lagi. Selama ini kamu sudah berkorban waktu untuk aku, tapi aku malah memilih orang lain ... Sekarang izinkan aku menebus semua waktu yang sudah kamu korbankan, oke?”Pasha tidak menjawab, melainkan mendekap Siska dengan begitu eratnya.“Aku mau kita pindah
Read more

93 S3: Keinginan Hamil Sebagai Alasan

“Tagihan kamu semakin lama semakin tidak masuk akal, kamu pakai buat apa saja uang ini?”Ririn menyipitkan mata dan mengangguk paham apa yang menjadi pemicu kemarahan suaminya.“Iya, itu karena ... aku fokus perawatan diri supaya kamu senang, Mas! Lagian kamu pernah bilang kan kalau aku boleh pakai kartu ini kapan pun aku butuh?”Roni mengembuskan napas berat, berusaha untuk tidak langsung emosi menghadapi tingkah polos Ririn. Dia ingat, Siska yang memiliki penghasilan sendiri pun tidak akan sampai hati menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan seperti ini.“Kapan pun kamu butuh bukan berarti kamu bebas menggunakannya untuk kebutuhan yang tidak penting, Rin.”“Kok tidak penting sih, Mas? Ini untuk kebutuhan pribadi aku lho, biar aku tetap kencang terawat dan bisa memberikan pelayanan yang lebih maksimal sama kamu.”Roni mengusap wajahnya. Dia berusaha memahami naluri perempuan yang ingin selalu terlihat cantik, tapi apa harus heboh seperti yang dilakukan Ririn?“Ini kamu creambath se
Read more

94 S3: Memulai Rumah Tangga dari Nol

Mendadak Siska tertawa kecil mendengar omelan Ririn, membuat istri baru mantan suaminya itu tersinggung.“Ngapain kamu tertawa?”“Astaga Ririn, kamu itu jadi istri Roni sudah berapa tahun sih?” ledek Siska dengan senyum miring. “Yang namanya masak, cuci piring, cuci baju dan setrika, itu bukan sepenuhnya kerjaan pembantu.”“Terus kerjaan apa namanya kalau bukan pembantu? Pesuruh? Jongos?”Brak!Pasha yang masih merekat kardus dengan lakban, seketika terkejut karena suara ribut dari ruang tamu terdengar hingga ke tempatnya berada.“Ada apa ribut-ribut?” gumam Pasha, dia melirik Aruna yang tertidur dengan memeluk boneka beruang di lengannya. Setelah itu dia melangkah pergi ke ruang tamu untuk melihat apa yang terjadi.Saga dan Cilla yang sedang sibuk mengepak barang-barangnya sendiri ikut terusik rasa keingintahuan mereka.“Itu kayak suara ibu ....”“Ada tamu mungkin, Kak.”“Tamu apa musuh? Kayak mau ngajak tawuran.”Cilla mengangkat bahunya dan meneruskan pekerjaan beres-beres yang har
Read more

95 S3: Membandingkan Aku Sama Mantan

Pasha lagi-lagi hanya bisa tersenyum mendengar celetukan Siska di tengah emosi yang sempat berkobar.“Panasnya ...” keluh Siska ketika Ririn akhirnya pergi dari hadapan mereka.“Kamu juga, ngapain sih dia ditanggapi?”“Dia menuduh Cilla sebagai penyebab keguguran janinnya, siapa yang tidak emosi?”Pasha tidak menjawab, dia paham kalau Siska masih dalam keadaan mendidih karena kedatangan istri Roni tadi. Karena itulah dia tidak mau menambah runyam suasana hati Siska yang sudah panas.“Lebih baik kita cepat pindah, Sha. Biar pembagian rumah ini cepat selesai dan aku tidak perlu lagi berurusan sama Roni dan istrinya itu!” kata Siska menggebu-gebu.“Ide bagus, ayo. Kita harus cepat biar bisa pindah minggu ini juga.”“Oke, aku akan cek kamar Saga dan Cilla dulu.”Sementara itu di kantor Roni ....“Mas, Siska itu menyebalkan! Masa aku tadi mampir ke rumah kamu buat silaturahmi, tapi sama dia malah dihina-hina!” Roni yang sebetulnya sedang mengawasi tim audit kantor melakukan tugas mereka,
Read more

96 S3: Lebih Percaya Ibu Tiri

“Runa, bawa mainan ini ke kamar ya?” pinta Roni sambil tersenyum. “Terima kasih, Yah!” Setelah Aruna menghilang ke dalam rumah, Roni lantas memandang Siska. “Ririn bikin keributan atau kamu dan Pasha sengaja mengeroyok dia?” “Apa kamu bilang? Kami mengeroyok? Astaga, benar kan? Dia pasti playing victim dan akan selalu seperti itu.” “Aku serius, Siska. Sebagai sesama perempuan, aku pikir kamu akan berempati sama Ririn yang mengalami keguguran. Bukankah kamu pernah hamil dan melahirkan, tapi kenapa kamu seperti tidak punya empati sama dia?” Siska berdecak sambil geleng-geleng kepala. “Betul kan dugaan aku? Ririn pasti mengadu yang tidak-tidak tentang aku dan anak kamu, playing victim ... Bahkan sampai mengungkit-ungkit kejadian dia keguguran di rumah ini, niat dia tuh apa sih?” “Ririn berniat baik dengan datang ke sini untuk berkunjung, tapi kamu dan Pasha malah menyerangnya habis-habisan.” “Menyerang? Kami menyerang Ririn pakai apa kalau boleh tahu?” “Jangan mengelak, Sis. Bah
Read more

97 S3: Dimanfaatkan Sebagai Pancingan

Siska ikut tersenyum bahagia melihat keceriaan yang terbit di wajah anak-anaknya. Setelah kenangan buruk yang ditinggalkan Roni dalam pikiran mereka, kini anak-anak tak bersalah itu mendapatkan bahagia.Malam itu, Pasha membawa keluarganya ke salah satu restoran seafood yang sering dikunjungi keluarga besar Danadyaksa.“Kalian bebas pilih menu, ayo!” suruh Pasha mempersilakan. “Siska, kamu mau makan apa?”“Nasi goreng seafood, Sha.”Ketika sedang asyik memilih makanan, tiba-tiba Roni dan Ririn mendatangi meja mereka.“Wah, kebetulan sekali kita bertemu di sini!” sapa Ririn sambil tersenyum lebar.Apa sih, cari perhatian banget. Cilla melirik ibu tirinya sembari membatin dalam hati, ekspresi tidak suka terlihat jelas di wajahnya.“Kalian tidak kebagian meja?” tanya Siska sambil celingukan ke sana kemari dan terlihat ada meja yang masih kosong.“Bukan begitu, kami tadinya mau pakai meja itu dan kebetulan melihat kalian ...” Roni memberi tahu.“Jadi?”“Sekalian saja kami mau b
Read more

98 S3: Kamu Harus Dapatkan Runa

“Mas, itu mantan istri kamu sudah kasih kabar belum soal Aruna?” tanya Ririn gelisah. “Kok lama sekali, jangan-jangan dia cuma pura-pura mau tanya Runa dulu. Padahal aslinya dia yang nggak setuju kalau kita bawa Runa tinggal sama kita.”Roni menatap layar ponselnya.“Jangan berpikir macam-macam dulu, siapa tahu Siska memang sibuk.”“Sesibuk apa sih, orang mereka tinggal seatap!” tukas Ririn. “Coba kamu hubungi dia, minta kepastian.”Roni menghela napas.“Besok saja aku telepon.”“Kok besok sih, Mas? Sekarang saja ....”“Kamu tidak lihat ini sudah jam berapa? Kenapa kita tidak usaha secara alami juga?” “Usaha alami?”Roni menatap Ririn. “Kamu sering merawat diri sampai bening seperti ini, masa aku tidak tergoda?” Ririn langsung tersipu malu. “Akan lebih sempurna lagi kalau ada Aruna buat pancingan, Mas. Sebelum ini kita sudah usaha alami, tapi belum berhasil juga. Siapa tahu dengan pancingan, perjuangan kita bisa membuahkan hasil?”“Iya, itu gampang. Aku yakin Runa bersedi
Read more

99 S3: Waktu Tidak Akan Bisa Diulang

“Mas Roni masih kerja,” kata Ririn memberi tahu. “Aku minta dia untuk mencari alamat rumah suami kamu, makanya aku datang ke sini untuk bertanya langsung sama Runa.” “Jadi kamu sudah bertemu Runa?” “Ya, dia mau-mau saja tuh aku bujuk untuk tinggal sama aku. Nggak seperti yang kamu bilang kalau Runa menolak ajakan kami ....” “Aku tidak pernah bilang kalau Runa menolak, aku cuma bilang kalau dia belum bicara apa-apa soal ajakan kalian.” Siska membantah. “Runa biasanya bilang kalau dia punya keinginan, tapi kemarin itu dia sibuk main dan tidak kasih jawaban apa-apa.” “Ya sudah, kita tunggu Runa saja kalau kamu tidak percaya.” “Untuk apa menunggu, aku kan ibunya.” Siska berbalik dan langsung masuk ke dalam rumah sementara Pasha mengikutinya dari belakang. “Runa?” panggil Siska sambil melangkah memasuki kamarnya. “Kamu di mana, Sayang?” Kamar kosong, membuat Siska kebingungan mencari keberadaan putrinya yang paling kecil. Dia terus memanggil-manggil nama Aruna dengan panik, takut ter
Read more

100 S3: Seperti Tidak Pernah Dididik

“Runa, kamu apakan itu koleksi majalah fashion Tante?”“Gambarnya bagus, Tante ... Aku mau lihat-lihat!”Ririn menahan gemas, terlebih ketika menyaksikan jari-jari kecil Aruna membalik halaman majalah itu dengan cepat.“Run, jangan sampai majalah Tante sobek ya ... Nanti foto-foto di dalamnya bisa jelek.”Aruna mengangguk saja, tapi dia tidak berhenti untuk membolak-balik halaman majalah itu dengan enerjik.“Runa, kamu main yang lain saja ya? Tadi dibawakan apa saja Mbak Lani?” tanya Ririn mengalihkan perhatian.“Boneka, tapi aku bosan! Jadi aku mau lihat-lihat ini, boneka hidupnya cantik. Bajunya juga bagus, Tante.”Ririn memegang keningnya. Tidak, dia harus sabar. Jangan sampai Aruna merasa diperlakukan tidak ramah dan merengek untuk pulang ke rumah suami Siska.Alhasil Ririn hanya bisa diam sambil mengawasi tingkah Aruna, berjaga-jaga agar jangan sampai majalah fashion koleksinya rusak karena tangan atraktif dari putri sambungnya.“Hei, anak ayah sudah datang!” Sore itu
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status