“Enggak Run, kamu nggak nakal!” jawab Pasha buru-buru. “Ayah memang belum boleh pulang sama dokter, katanya ayah masih capek dan harus tidur di rumah sakit.”“Benar, Yah? Bukan karena aku nakal?” tanya Aruna seakan tidak percaya.“Siapa yang bilang kamu nakal?” sahut Pasha gemas. “Tunggu ayah sebentar lagi ya, Run? Pokoknya kalau ibu belum pulang, kamu harus nurut sama Ayah Roni. Jangan rewel lagi, ya?”“Iya, Yah.” Aruna mengangguk. “Aku akan nurut sama Ayah Roni, tapi Ayah harus janji sama aku kalau Ayah akan segera pulang ke rumah.”“Ayah usahakan,” janji Pasha. “Ayah kan juga harus nurut sama dokter, Run. Kalau ayah sudah boleh pulang, ayah pasti akan pulang. Nanti ayah jemput kamu di rumah Ayah Roni, sekarang kamu tidur dulu, ya?”“Oke, Yah!” sahut Aruna dengan wajah gembira. “Ayah juga cepat tidur, sudah malam. Daah Ayah!”Pasha balas melambai kemudian mematikan sambungan video call-nya.“Yah, aku mau tidur sekarang.” Aruna menyerahkan ponsel Roni kembali. “Biar Ayah Pasha cepat
Read more