“Yang penting kamu tidak perlu berpikir macam-macam,” sahut Siska seraya menaruh kentang goreng yang dibeli Pasha ke piring. “Aku sama Roni kan sudah jalan sendiri-sendiri, kami masih terhubung karena ada anak-anak di antara kami.”Pasha menyandarkan punggungnya ke kursi.“Iya, aku paham kok.” Dia menganggukkan kepalanya. “Aku yakin kamu juga paham situasi kamu. Tapi kalau Roni mau mengambil kamu kembali, dia harus melangkahi mayatku dulu ...”“Pasha!” tegur Siska keras seraya memandang suaminya dengan tatapan kurang suka. “Bisa tidak kamu bercandanya jangan kelewatan?”“Astaga Sis, aku cuma bercanda.” Pasha jadi terkaget-kaget. “Sumpah, aku tidak bermaksud apa-apa.”Siska sedikit cemberut, tapi dia tetap menyodorkan sepiring kentang goreng itu untuk pasha sampai selesai.“Marahnya jangan lama-lama,” goda Pasha sambil mencomot kentang yang dia beli. “Bercanda kamu kali ini sama sekali tidak lucu,” komentar Siska ketus. “Buat apa bawa-bawa mayat segala? Aku merinding, tahu.”“Oke, oke
Read more