“Kaki Ibu pegal, ini mau ayah gendong!” sahut Pasha sambil menunjukkan kaki Siska yang tidak kenapa-napa.Aruna menjilat es krimnya sebentar kemudian mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi di udara.“Yah, aku juga mau digendong!” serunya sambil berusaha menggapai-gapai tangan Siska.“Eh, mana bisa! Nggak bisa!” Pasha sengaja menggoda putri sambungnya dengan berkelit, memutar tubuh Siska yang digendongnya hingga Aruna tertawa-tawa dan ikut berputar mengejar dirinya.“Aku benar-benar mau tahu,” ucap Siska saat mereka baru saja menitipkan Aruna kepada dua kakaknya dan meluncur ke resto yang sudah dipesan sebelumnya. “Sebenarnya ada acara apa sih, Sha?”“Acara makan malam suami dan istrinya,” jawab Pasha sembari menyetir. “Kenapa, ada yang salah? Aku cuma mau makan malam sama kamu, Sis. Beberapa hari ini aku lihat kamu capek sekali.”“Aku sudah biasa sih, Sha.” Siska mengakui sambil menyandarkan kepalanya ke jendela mobil. “Lelah kerja sama urus anak-anak, untung ada asisten rumah tangg
Read more