Share

57 S2: Mengambil Kamu Kembali

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Yang penting kamu tidak perlu berpikir macam-macam,” sahut Siska seraya menaruh kentang goreng yang dibeli Pasha ke piring. “Aku sama Roni kan sudah jalan sendiri-sendiri, kami masih terhubung karena ada anak-anak di antara kami.”

Pasha menyandarkan punggungnya ke kursi.

“Iya, aku paham kok.” Dia menganggukkan kepalanya. “Aku yakin kamu juga paham situasi kamu. Tapi kalau Roni mau mengambil kamu kembali, dia harus melangkahi mayatku dulu ...”

“Pasha!” tegur Siska keras seraya memandang suaminya dengan tatapan kurang suka. “Bisa tidak kamu bercandanya jangan kelewatan?”

“Astaga Sis, aku cuma bercanda.” Pasha jadi terkaget-kaget. “Sumpah, aku tidak bermaksud apa-apa.”

Siska sedikit cemberut, tapi dia tetap menyodorkan sepiring kentang goreng itu untuk pasha sampai selesai.

“Marahnya jangan lama-lama,” goda Pasha sambil mencomot kentang yang dia beli.

“Bercanda kamu kali ini sama sekali tidak lucu,” komentar Siska ketus. “Buat apa bawa-bawa mayat segala? Aku merinding, tahu.”

“Oke, oke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    58 S2: Sikap Judes Ririn

    “Iya, kelihatannya dia lelah sekali.” Pasha sependapat seraya duduk di samping Siska.Tidak berapa lama kemudian, Aruna berlari ke arah mereka dengan hanya melilitkan handuk di bagian bawah tubuhnya saja sementara Ririn terlihat kerepotan mengejarnya.“Ibu! Ayah Pasha!” serunya sambil mengusap-usap wajahnya yang basah.“Run, apa-apaan ini? Ayo, pakai baju dulu.” Siska menyuruh.“Bajunya dibawa Tante Ririn semua,” jawab Aruna beralasan. Siska menoleh saat Ririn tiba sambil membawa setumpuk pakaian bersih yang sudah dia siapkan.“Biar aku saja yang urus Runa,” ujar Siska. “Kamu dan Roni kelihatan capek sekali.”“Jelas saja, banyak gerak dia.” Ririn mengangguk angkuh seraya mengulurkan beberapa potong pakaian milik Aruna. Setelah itu dia kembali lagi ke belakang untuk menyuruh pelayan menyiapkan minum.Siska menarik Aruna lebih dekat dan mulai mengeringkan tubuh serta rambut anaknya dengan handuk. Setelah itu dia membantu memakaikan baju hingga menutup tubuh anaknya yang terlihat segar

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    59 S2: Menyimpan Perasaan Aku

    “Syukurlah,” gumam Pasha, dia cepat-cepat membereskan amplop itu dan menyimpannya di tempat yang aman agar tidak ditemukan Siska. Setelah itu dia berlalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya yang sudah lengket.Cilla baru saja menutup bukunya ketika Siska duduk di sampingnya.“Om Andra mana, Bu?” tanya Cilla ingin tahu.“Ayah kamu baru pulang kerja,” jawab Siska yang berusaha membiaskan cilla supaya mau memanggil Pasha dengan sebutan ayah. “Kita makan dulu, yuk?”“Om Pasha masih lama?” tanya Saga seraya mengikuti ibunya berjalan ke dapur.“Masih mandi sepertinya,” jawab Siska. “Kalian makan duluan saja, setelah itu tidur. Besok kan kalian harus sekolah.”Saga mengangguk patuh dan segera duduk di kursi sementara Siska mengambil nasi dan lauk untuk mereka.Setelah menemani anak-anak makan malam, Siska membereskan piring yang sudah kotor dan membawanya ke bak cuci. Dibiarkannya Aruna menggosok gigi dan memakai piyama tidurnya sendiri, sampai dia menyusulnya dan meliha

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    60 S2: Menunggu Kepulangan Pasha

    “Jangan lupa susunya diminum.” Pasha juga ikut mengingatkan anak sambungnya. “Masa anak ayah lemas begini, sih? Ayo semangat!”“Wah, roti panggang!” sela Cilla sambil mencomot bagian-bagiannya. “Om, ayo balapan makan sama aku?”Pasha melirik Cilla yang sudah mengenakan seragam sekolah lengkap.“Balapan apa? Om baru saja selesai makan,” sahutnya enteng.“Om Pasha curang!” seru Cilla dengan pipi menggembung. “Harusnya kan Om menunggu aku sadar dulu.”Siska menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis, diulurkannya segelas susu cokelat kepada Saga yang masih mengunyah makanannya.“Om bisa kalah kalau menunggu kamu,” sahut Pasha sambil tertawa kecil, ditunjukkannya arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Om tunggu kalian di mobil.”Aruna buru-buru meminum susunya saat melihat ayah sambungnya berdiri dan berjalan pergi meninggalkan dapur.“Pelan-pelan, Run. Ayah kan sudah bilang kalau mau menunggu kamu,” tegur Siska. “Nanti kamu bisa tersedak kalau minumnya cepat-cepat seperti i

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    61 S2: Kamu Tidak Hamil, Kan?

    “Run, kamu ... benar sekali!” Siska tidak dapat menemukan kalimat yang pas untuk menjawab komentar Aruna yang kadang membuatnya ingin mencubitnya karena gemas.Sementara itu Pasha hanya tertawa kecil menyaksikan tingkah Aruna yang menggemaskan. Dia segera menginjak pedal gas dan membelokkan setirnya untuk mengantar putri sambungnya lebih dulu ke sekolah, setelah itu dia langsung mengarahkan mobilnya ke kantor.“Akhir pekan ini kamu istirahat saja seharian di rumah,” saran Siska dengan pandangan yag terarah lurus ke depan.“Aku tidak bisa, Sis. Aku sudah janji sama Runa kalau kita mau pergi liburan akhir pekan ini,” sahut Pasha seraya fokus mengemudi.“Kamu jangan sering-sering memanjakan Runa,” ujar Siska sedikit keberatan. “Nanti dia jadi banyak menuntut.”“Sekali-kali tidak apa-apa, kamu kan tahu sejak bercerai, Runa dan anak-anak kamu sempat kehilangan figur seorang ayah.” Pasha menyahut. “Jadi biarkan aku memberikan sedikit perhatian kepada anak-anak sambungku.”Siska menarik napa

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    62 S2: Om Pasha Kecelakaan?

    “Kamu ini sering sekali mengingatkan aku soal jangan sampai capek, istirahat yang cukup, dan selalu minum vitamin. Sekarang kamu sendiri yang kecapekan,” ujar Pasha dengan wajah prihatin. “Aku bikinkan kamu teh hangat ya, sebentar.”Siska tidak menjawab dan membiarkan Pasha keluar dari kamarnya, dia berbaring miring dan memegang kepalanya. Pandangannya masih terhalang dengan bintang-bintang kecil yang masih menari-nari dalam penglihatannya.Tidak berapa lama kemudian Pasha kembali sambil membawa secangkir teh hangat dan beberapa tablet penambah darah.“Kamu minum dulu,” suruh Pasha sambil duduk di tepi tempat tidur mereka. Siska bangun dengan hati-hati kemudian menyandarkan tubuhnya pada bantal yang sudah dia tumpuk.“Masih pusing?” tanya Pasha sambil mengulurkan tehnya.Siska menggeleng kemudian meneguk sedikit teh hangat buatan Pasha, setelah itu dia meminum tablet penambah darah yang sudah disiapkan suaminya.“Kamu tidur saja sekarang,” suruh Pasha. “Besok kalau kamu belum enakan,

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    63 S2: Melewatinya Bersama Kamu

    Jujur, ada hawa yang membuat Siska merasa sangat tidak nyaman ketika dia melangkah memasuki ruangan.“Halo, istri aku?” Sebuah suara menyambut kedatangan Siska, membuatnya mendongakkan pandangan dan melihat Pasha sedang bersandar di pembaringannya.Siska berjalan cepat mendatanginya tanpa pikir panjang lagi.“Kenapa?” tuntut Siska dengan mata yang sudah berembun. “Kenapa kamu tidak mau bilang apa yang sebenarnya terjadi?”Pasha tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke arah Siska yang berdiri mematung di dekat pembaringannya.“Kemarilah,” pinta Pasha lembut.Siska menggelengkan kepalanya sementara air matanya mulai menitik satu per satu.“Sis, cuma keberadaan kamu di samping aku yang sanggup bikin aku bertahan sampai sejauh ini.” pasha6 melanjutkan. “Aku butuh kamu.”Pasha menganggukkan kepalanya dengan tangan masih terangkat, membuat Siska akhirnya merasa tidak tega jika terus menolaknya. Dia segera menghambur dan merangkul Pasha sambil terisak.“Kamu ... selama ini kamu ... sudah bo

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    64 S2: Cemburunya Roni

    “Memang,” timpal Pasha. “Aku tidak mau diperlakukan seperti orang sakit, justru aku lebih suka kalau kamu dan keluargaku nantinya menganggap bahwa tidak ada yang terjadi sama aku sedikitpun.”Siska menarik napas setelah mengirimkan pesannya dengan sukses, setelah itu dia keluar untuk menemui Saga."Om Pasha sakit apa, Bu?” tanya Saga sambil berdiri begitu ibunya muncul."Om Pasha kecapekan,” jawab Siska. "Kamu kan belum boleh pegang mobil, kamu pulang pakai taksi atau ojol saja ya? Ini uangnya.”Setelah Saga menerima uang itu, Siska bergegas masuk lagi ke ruangan Pasha.“Aku ... aku tidak tahu harus ngomong apa,” katanya dengan wajah yang berselimut mendung tebal. “Tapi malam ini aku akan bersikap bahwa ... tidak terjadi apa-apa sama kamu, dan kita akan melewati malam ini apa adanya seperti biasa.”Seulas senyum terukir di wajah Pasha yang tegas.“Aku senang kamu mau mengerti apa yang sedang aku rasakan,” katanya dengan nada ringan. “Mau seperti apa pun ganasnya penyakit ini, aku ingin

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    65 S2: Seharusnya Sudah Curiga

    Bagus! Roni bersorak di dalam hati.Setidaknya Pasha belum sepenuhnya berhasil merebut hati kedua anaknya yang lain.Di rumahnya, Siska sedang mengompres kedua matanya dengan mentimun yang baru saja diambilnya dari lemari pendingin. Dia baru saja memberi tahu Ezra tentang Pasha yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Sudah pasti reaksi atasannya itu terkejut bukan main, tetapi dia telah memastikan untuk segera meluncur ke rumah sakit.Siska menarik napas sambil duduk bersandar dengan satu iris mentimun bertengger di atas kelopak matanya yang bengkak. Dia tidak bisa memperlihatkan kesedihannya di hadapan anak-anak, karena dia tahu kalau mereka masih membutuhkan perhatiannya.Lima belas menit kemudian, Siska melepas mentimun itu dari kelopak matanya dan memandangi wajahnya sendiri di cermin untuk memeriksa kondisi matanya yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.Siska tidak menduga jika matanya akan bengkak separah itu, semalaman dia terus meneteskan air matanya tanpa suara sa

Latest chapter

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    117 (TAMAT) S3: Pikirkan Sebelum Bertindak

    Pasha mengangguk kuat-kuat, dia sendiri tidak habis pikir apa motif Ririn melakukan itu. Disuruh Roni kah? “Apa? Jadi Ririn adalah salah satu pelaku?” Siska terbelalak lebar ketika Pasha menyampaikan apa yang dilihatnya tadi. Pasha mengangguk. “Benar-benar keterlaluan, dia sudah bikin aku dan sahabatku malu luar biasa. Aku harus telepon Roni sekarang!” “Buat apa, mau bikin keributan?” “Istrinya yang kurang kerjaan, masa suaminya sampai tidak tahu?” Pasha juga sama herannya, dia tidak kuasa menahan Siska yang terlihat memendam emosi tak tertahankan. Sementara itu, Roni sedang berada di jalan ketika ponselnya berdering nyaring. “Siska ... Halo?” “Ron, kamu tuh bisa mendidik istri kamu atau tidak sebenarnya?” Siska langsung menyembur telinga Roni dengan api kemarahan. “Maksud kamu apa?” “Aku yang seharusnya tanya, maksud Ririn apa pakai ngumbar-ngumbar masa lalu aku di akun berita online?” “Aku tidak paham, ini aku juga baru saja dihubungi polisi karena Ririn ada di sana!” “B

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    116 S3: Suami Baru Siska yang Mandul?

    Pasha memeluk bahu Siska dengan penuh kehangatan. “Aku janji akan menyelesaikan ini semua, aku juga resah sama pemberitaan itu.” “Maaf ....” “Jangan minta maaf, bukan salahmu.” Siska membalas pelukan Pasha dengan erat, dia bertekad ingin menatap langsung wajah pelaku yang telah mengganggu ketenangan hidupnya itu. “Pokoknya siapapun dia, aku mau dia dihukum berat.” “Pasti, biar dijadikan pelajaran oleh siapa pun untuk tidak menggali masa lalu seseorang seenak jidat.” Setelah pembicaraan mereka berakhir, Siska memutuskan untuk tidur karena dia ingin berangkat lebih awal ke kantor. “Gimana, Mas?” Di kediaman Roni, Ririn sedang menghidangkan secangkir teh hangat dan roti selai. “Aku dapat beberapa kontrak dari klien baru,” kata Roni memberi tahu. “Apakah klien itu dari mereka-mereka yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan saingan kamu?” “Aku tidak tahu, karena aku tidak pernah tanya-tanya soal itu. Menurutku tidak bagus kalau kita terlalu menunjukkan kesenangan kita atas b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    115 S3: Jangan Lagi Buka Media Sosial

    “Tapi aku belum punya bukti untuk menguatkan kecurigaan aku,” ujar Pasha menyesalkan. “Aku juga tidak mau kalau Cuma asal tuduh saja, semua kasus di dunia ini membutuhkan bukti.” “Kamu suruh orang saja untuk memata-matai Roni, cari yang profesional.” Ezra mengusulkan. “Oke, tapi aku juga harus tanya pendapat Siska dulu. Jangan sampai apa yang aku lakukan justru menimbulkan masalah baru.”Ezra memandang Pasha dengan sangat serius.“Kamu bertindak terlalu hati-hati ternyata.”“Bukankah harus? Keselamatan istri dan anak-anak sambungku juga harus dipikirkan,” kilah Pasha.“Aku setuju kalau yang kita bicarakan ini adalah tentang Shadan atau Monic yang agak-agak psikopat, tapi Roni? Aku bahkan tidak tahu menahu latar belakangnya selain dia adalah mantan suami Siska.”Pasha terdiam.“Dia pernah mendapat kontrak kerja di edisi sebelumnya,” katanya mengingatkan.“Ya, dua poin itu.”Setelah mempertimbangkan baik buruknya, pasha akhirnya setuju untuk mengintai Roni diam-diam.Beber

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    114 S3: Sengaja Ingin Menjatuhkan

    “Aku tahu Vit, kamu tidak perlu khawatir. Pasha tidak tinggal diam, aku yakin Pak Ezra juga akan berbuat sesuatu untuk pelaku yang sudah menyebarkan masa lalu kita ke orang banyak.” “Ezra juga mulai mengusut masalah ini, Sis. Biasanya dia kerja sama dengan suami kamu dalam segala hal kan?” Siska mengangguk. “Aku penasaran siapa pelakunya.” “Apa mungkin ... pelakunya adalah Yura?” Siska menatap Kavita dengan sangat lekat. “Tapi aku tidak ada urusan apa-apa sama Yura, Vit. Kalau betul dia pelakunya, maka sama saja dia sudah mengibarkan bendera perang terhadapku.” Kavita diam sambil berpikir. “Betul juga, kalau sama aku sih wajar. Yura tidak punya motif apa-apa untuk menjatuhkan kamu atau perusahaan Pak Pasha.” Sepasang sahabat itu sibuk berpikir dengan logika masing-masing. “Otakku buntu, aku tidak punya tersangka yang bisa aku curigai.” Siska akhirnya menyerah. “Kalau begitu biarkan suami-suami kita yang menyelidikinya.” “Betul, kamu juga jangan terlalu kepikiran. Masa lalu b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    113 S3: Memiliki Dua Suami dalam Satu Waktu

    “Maksud kamu? Dih, aku nggak sebodoh yang kamu pikirkan! Kalau orang sudah nggak percaya, tentu mereka akan beralih untuk mencari perusahaan baru kan? Nah, situasi ini bisa kamu manfaatkan, Mas!”Roni terdiam, betul juga apa yang Ririn katakan. Namanya persaingan bisnis, sah-sah saja kan jika dia mengambil kesempatan dalam situasi seperti apa pun?***Untuk pertama kalinya sejak berita tentang masa lalu itu terbongkar luas di platform digital, Siska dan Kavita bertemu di kafe untuk minum kopi bersama.Kalau biasanya mereka memilih kafe standar masyarakat umum, khusus untuk pertemuan kali ini mereka memilih kafe ekslusif demi kenyamanan privasi masing-masing.“Vit, bagaimana kabar kamu?” tanya Siska begitu mereka duduk berhadapan.Wajah Kavita tampak sayu seperti orang yang kekurangan waktu tidur yang berkualitas.“Aku? Baik, Sis.”Suasana sedikit canggung, sehingga Siska bingung bagaimana cara untuk mencairkannya.“Kita ... sudah lama tidak bertemu, ya? Jujur aku kangen ngopi-

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    112 S3: Istri yang Diumbar Masa Lalunya

    “Jadi ... kita diam saja, Sha?”“Untuk sementara, nanti kalau mereka sudah tahu dan bergerak, baru kita ikut bantu.”Siska terpaksa setuju, dia geram sekali dengan si pembuat berita yang mengumbar masa lalunya.Bahkan Kavita juga ikut dikulik habis-habisan.Sesuai dengan rencana Pasha, Siska tidak berani menghubungi Kavita sejak berita tentang masa lalu mereka beredar. Bukan apa-apa, dia merasa tidak enak hati sendiri jika harus pertama kali membahas topik itu.Meskipun jauh di sudut hatinya, Siska juga sangat penasaran mengenai kebenaran pernikahan kontrak yang terjadi antara Kavita dan Ezra, bos mereka sendiri.“Sha, Pak Ezra bagaimana?” tanya Siska setelah berdiam diri selama beberapa hari tanpa mengontak Kavita. “Setiap aku bertemu sama dia, sikapnya tidak ada yang aneh ....”“Mustahil berita itu belum sampai ke telinga Pak Ezra!” bisik Siska dramatis. “Kecepatan informasi di jaman ini kan benar-benar gila, Sha. Aku khawatir seandainya tanpa sepengetahuan kita, Pak Ezra d

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    111 S3: Akun yang Memposting Berita

    “Besok ayah traktir sepuasnya, ayah baru saja dapat kontrak kerja ....”“Yes!”“Makan-makan!”Siska dan Pasha tertawa lebar bersama anak-anak mereka.Ketika kebahagiaan mewarnai keluarga baru Siska, hal yang berbeda justru tengah dirasakan Roni dan istrinya.Semangat Roni yang tadinya menggebu-gebu kini seolah tidak lagi ada, seluruh harapan yang semula dia pikul di pundak seketika luruh tanpa sisa.“Apa mungkin kamu bikin kesalahan yang bikin pemilik kontrak kerja itu nggak mau pilih perusahaan kamu, Mas?” tanya Ririn sok tahu.“Maksud kamu apa sih?”“Nggak mungkin kan kalau perusahaan kamu baik-baik saja, tapi kalah sama perusahaan suami Siska?”Roni melirik Ririn, ingin sekali dia mengomel karena ketidakpekaan istrinya. “Kamu tidak bisa baca situasi ya?”“Maksud kamu?”“Seharusnya kamu bisa lihat kan, apa yang aku rasakan sekarang ini?”Ririn melongo. “Kok jadi kamu yang terbawa perasaan sih, Mas? Aku kan tanya baik-baik ....”“Terserah,” potong Roni, dia berdiri dar

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    110 S3: Tidak Bisa Menerima Kegagalan Suami

    “Aku tidak bermaksud apa-apa, Rin. Takutnya kalau kamu berisik terus, aku tidak bisa dengar apa yang dikatakan pembawa acara.”Ririn semakin sewot mendengar alasan Roni yang menurutnya konyol sekali, memangnya suara dia sekeras apa coba?“Rin, lihat! Sebentar lagi akan diumumkan perusahaan siapa yang berhasil mendapatkan kontrak!” bisik Roni antusias.Mendengar ucapan Roni, kini giliran Ririn yang mengerutkan keningnya.Tadi katanya nggak boleh ribut, gimana sih. Perempuan itu membatin kesal.Di kursi lainnya, Siska dan Kavita tidak kalah tegang menunggu pengumuman pemenang kontrak. “Ezra atau Pak Pasha?” Kavita menoleh ke arah Siska.“Pak Ezra atau Pasha, bebas!”Kavita mengangguk, sebelah tangannya meremas jemari Siska untuk menyalurkan ketegangan yang terasa.“... akan ada dua perusahaan yang mendapatkan kontrak kerja ini, sehingga kolaborasi keduanya diharapkan bisa meningkatkan daya beli konsumen dan menjaga persaingan sehat di masa-masa yang akan datang.”Siska dan Ka

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    109 S3: Peringatan Kecil Buat Siska

    Ririn menganggukkan kepalanya seraya memahami layar laptop Roni yang menyala. “Dyaksa Company, itu perusahaan Siska?” celetuk Ririn. “Bukan, itu perusahaan pesaing aku. Siska kerja di situ sudah lama, sejak aku masih merintis dari nol.” “Oh ya? Terus kenapa dia masih jadi pegawai di sana setelah kamu sukses?” Roni menarik napas, dia berusaha mengingat kembali momen ketika Siska tidak ingin berhenti kerja dari Dyaksa Company. “Katanya dia merasa sayang sama pencapaian dia di perusahaan itu,” ucap Roni lambat-lambat. “Siska nyaman bekerja di sana, jadi dia mempekerjakan beberapa asisten rumah tangga demi pekerjaannya di Dyaksa Company. Padahal aku sudah bilang sama dia kalau aku sanggup memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, tapi dia tidak mau melepaskan pekerjaannya.” Ririn bahkan sampai melongo mendengar penjelasan Roni tentang alasan Siska. Kok bodoh banget ya Siska itu, pikir Ririn. Punya suami sukses, disuruh berhenti kerja malah nggak mau. Kan enak tinggal ongkang-ongkang ka

DMCA.com Protection Status