Share

65 S2: Seharusnya Sudah Curiga

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bagus! Roni bersorak di dalam hati.

Setidaknya Pasha belum sepenuhnya berhasil merebut hati kedua anaknya yang lain.

Di rumahnya, Siska sedang mengompres kedua matanya dengan mentimun yang baru saja diambilnya dari lemari pendingin. Dia baru saja memberi tahu Ezra tentang Pasha yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Sudah pasti reaksi atasannya itu terkejut bukan main, tetapi dia telah memastikan untuk segera meluncur ke rumah sakit.

Siska menarik napas sambil duduk bersandar dengan satu iris mentimun bertengger di atas kelopak matanya yang bengkak. Dia tidak bisa memperlihatkan kesedihannya di hadapan anak-anak, karena dia tahu kalau mereka masih membutuhkan perhatiannya.

Lima belas menit kemudian, Siska melepas mentimun itu dari kelopak matanya dan memandangi wajahnya sendiri di cermin untuk memeriksa kondisi matanya yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Siska tidak menduga jika matanya akan bengkak separah itu, semalaman dia terus meneteskan air matanya tanpa suara sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    66 S2: Memanfaatkan Situasi

    Siska menarik napas tanpa mengangkat kepalanya yang masih bersandar di bahu tegap Pasha. “Sebenarnya kamu sakit apa, Sha?” tanya Siska ingin tahu. “Mungkin aku sama Pak Ezra bisa bantu ....”“Dokter yang menangani aku sangat ahli dalam bidangnya,” jawab Pasha cepat-cepat. “Kamu tidak perlu khawatir, meski ... ini agak mengagetkan juga karena aku sempat dinyatakan sembuh beberapa waktu yang lalu. Tapi ternyata tanpa aku sadari, penyakit ini mulai menyebar lebih cepat.”Siska kini mengangkat kepalanya.“Sha, jujur sama aku. Setidaknya kasih tahu aku tentang sakit kamu itu,” desak Siska. “Kamu kena kanker? Tumor atau apa?”“Sis, di saat kita sedang bersama seperti ini, aku lebih suka kalau kita membicarakan hal lain daripada membahas penyakit yang aku derita.” Pasha menggeleng sambil lagi-lagi tersenyum. “Ini memang ujian hidup, mau tidak mau harus aku lewati kan?”Siska menggenggam jemari Pasha erat-erat.“Aku akan menemani kamu melewati semua ini,” janjinya. “Aku tidak akan pernah mem

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    67 S2: Tidak Punya Pilihan

    Siska tidak menjawab sampai dia berhasil mencapai sofa dan menjatuhkan tubuhnya yang lemah dan kehabisan energi.“Tidak usah repot-repot, di sini kan ada pelayan yang sudah masak untuk kami.” Siska menyarankan. “Aku cuma butuh tidur sebentar saja.”“Ya sudah, yang penting kamu tetap harus makan,” kata Roni, mencoba untuk tidak peduli dengan sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan Siska kepadanya. “Kamu membutuhkan banyak asupan energi untuk bisa mengurus Pasha dengan baik.”Siska memejamkan matanya dan mulai berpikir bahwa ucapan Roni ada benarnya juga.“Ibu, Ayah Pasha mana?” tanya Aruna seraya duduk di samping Pasha. “Masa kerja nggak pulang-pulang? Apa aku nakal, Bu?”“Enggak Run, kata siapa kamu nakal?” sahut Siska buru-buru sambil memandang anaknya. “Ayah Pasha kecapekan kerja, jadi terpaksa menginap di rumah sakit dulu untuk sementara.”“Ayah Pasha sakit?” tanya Aruna dengan wajah ingin tahu. “Kalau begitu Ayah Pasha harus minum obat, Bu.”“Sudah kok Nak, kamu doakan saja semoga Ay

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    68 S2: Jaga Sikap Kamu

    “Saya titip Runa,” kata Siska ketika hendak melepas Aruna pergi. “Ingat syarat yang aku ajukan tadi, kali ini tolong kamu jangan merusak kepercayaan aku seperti sebelum-sebelumnya.”Roni tertegun sebentar, kemudian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Dia rasanya tidak sanggup untuk membalas ucapan Siska yang seakan baru saja menitipkan anaknya kepada orang asing yang tidak dia kenal.“Dahh Ibu!” seru Aruna sambil melambaikan tangannya dari jendela saat mobil yang dikemudikan Roni melaju pergi meninggalkan rumahnya.Siska menarik napas sembari memandangi kepergian anak bungsu dari seseorang yang pernah sangat dia cintai dengan begitu dalam. Namun, kini semuanya sudah berubah seiring berjalannya waktu.Malam itu Siska mencoba untuk tidur dengan nyenyak, karaena besok pagi dia harus ke rumah sakit untuk meninjau perkembangan Pasha. Sementara itu Roni cukup terkejut saat mendapati sambutan Ririn begitu dia dan Aruna tiba di kediamannya.“Wah, wah ...” komentar Ririn sinis. “Sejak ka

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    69 S2: Waktu Berhenti Sebentar

    “Bisa-bisanya kamu bertanya soal itu,” jawab Siska sambil menggelengkan kepalanya. “Bukankah kita udah sampai sejauh ini? Kita sudah resmi menikah lho, kalau kamu lupa.”Pasha menarik napas dan memalingkan wajahnya dari Siska yang duduk di sampingnya.“Tapi ... kamu sama Roni akhirnya terpisah, sesuatu yang tidak pernah kamu duga akan terjadi kan?” komentarnya. “Aku saja masih tidak percaya kalau dia bisa dengan segampang itu melepas kamu ...”Siska ikut menarik napas.“Kalau sama Roni, aku memang tidak menyangka dia setega itu ... aku harus memilih untuk berpisah,” katanya lambat-lambat. “Kenapa begitu?” tanya Pasha ingin tahu.Siska mendadak tertawa hambar.“Karena aku bukan perempuan kuat yang sanggup dimadu suaminya,” katanya sambil mengangkat bahu. “Dari awal siapa sih yang tidak ngamuk kalau pasangan yang sudah kamu dampingi dari nol sampai sukses, tiba-tiba menikah lagi diam-diam?”Pasha mengangkat satu lengannya dan merangkul bahu Siska.“Aku termasuk yang saat itu mempengaru

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    70 S2: Perkembangan Pasha

    “Dokter yang menangani aku sudah cukup untuk menopang beban ini,” katanya. “Cukup orang yang paham tentang jenis penyakit yang aku derita, dan itu adalah dokter yang menangani aku.”“Tapi tetap saja Siska berhak tahu, kan?” tanya Roni lagi. “Dia istri kamu.”“Justru karena Siska adalah istri aku,” jawab Pasha dengan pandangan menerawang. “Aku tidak mau melihatnya sedih sepanjang hari. Mimpi paling buruk yang pernah aku alami adalah saat melihat Siska terpuruk, dan aku tidak mau melihatnya lagi seperti itu.”Roni terdiam, merasa bahwa Pasha seakan mengucapkan kalimat itu untuk dirinya.“Kamu sangat mencintai Siska sepertinya,” kata Roni.“Menurut kamu?” tanya Pasha sambil memandang mantan sahabatnya. “Dari dulu aku bertekad kalau aku bisa bersama Siska, aku tidak akan meninggalkannya kecuali maut yang memisahkan kami.”“Pasha, jangan bicara seperti itu.” Roni menegur lagi untuk kesekian kalinya. “Dua kali saya melihat Siska terpuruk, dan aku tidak ingin melihatnya terpuruk lagi.” Pash

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    71 S2: Kalian Berdua Berbeda

    “Enggak Run, kamu nggak nakal!” jawab Pasha buru-buru. “Ayah memang belum boleh pulang sama dokter, katanya ayah masih capek dan harus tidur di rumah sakit.”“Benar, Yah? Bukan karena aku nakal?” tanya Aruna seakan tidak percaya.“Siapa yang bilang kamu nakal?” sahut Pasha gemas. “Tunggu ayah sebentar lagi ya, Run? Pokoknya kalau ibu belum pulang, kamu harus nurut sama Ayah Roni. Jangan rewel lagi, ya?”“Iya, Yah.” Aruna mengangguk. “Aku akan nurut sama Ayah Roni, tapi Ayah harus janji sama aku kalau Ayah akan segera pulang ke rumah.”“Ayah usahakan,” janji Pasha. “Ayah kan juga harus nurut sama dokter, Run. Kalau ayah sudah boleh pulang, ayah pasti akan pulang. Nanti ayah jemput kamu di rumah Ayah Roni, sekarang kamu tidur dulu, ya?”“Oke, Yah!” sahut Aruna dengan wajah gembira. “Ayah juga cepat tidur, sudah malam. Daah Ayah!”Pasha balas melambai kemudian mematikan sambungan video call-nya.“Yah, aku mau tidur sekarang.” Aruna menyerahkan ponsel Roni kembali. “Biar Ayah Pasha cepat

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    72 S2: Dua Orang Ayah

    “Kamu terlalu istimewa untuk sekadar kami bicarakan, Sis.” Dia berkelit. “Sudah ya, aku mau kerja dulu ...”“Pasha, kamu belum boleh kerja!” tegur Siska keras-keras ketika Pasha berjalan pergi.“Iya, makanya kamu jangan tanya-tanya aku dulu.” Pasha menyahut sambil tertawa. “Nanti Dokter Arjun akan mengundangku kembali ke rumah sakit kalau aku bandel. Aku mau ke kamar dulu ya, Sis?”Mau tak mau Siska menganggukkan kepalanya dan membiarkan Pasha untuk beristirahat di kamar mereka.“Aku harus telepon Roni,” gumam Siska seraya mengambil ponselnya dan mencari nomor kontak Roni.“Halo?” Suara datar Roni yang sudah sangat dikenalnya menyapa telinga Siska.“Pasha sudah pulang, kapan aku bisa jemput Runa?” tanya Siska tanpa basa-basi. “Dia masih di rumah kamu, kan?”“Iya, tapi kamu sama Pasha tidak perlu repot-repot jemput Runa.” Roni menjawab cepat. “Biar aku yang antar Runa ke rumah kalian.”Siska mempertimbangkan usul Roni sebentar.“Baiklah kalau begitu,” katanya setelah terdiam beberapa sa

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    73 S2: Harga Diri Laki-laki

    Begitu Kavita sudah berlalu pergi dari hadapannya, Siska menuruti saran rekan kerjanya itu untuk meregangkan otot tubuhnya sejenak.“Sis, Pak Pasha bagaimana?” tanya Kavita ketika berpapasan dengan Siska saat memesan kopi. “Maaf ya, aku sama teman-teman belum bisa jenguk ...”“Tidak apa-apa Vit, pasti kantor sedang repot-repotnya saat aku menunggu Pasha di rumah sakit.” Siska tersenyum sambil mengangguk.“Tapi aku senang kamu sudah masuk kantor lagi,” sahut Kavita. “Semoga Pak Pasha segera pulih dan bisa kerja lagi sama kita semua.”“Terima kasih ya, Vit?” ucap Siska sambil membawa satu cangkir kopi susu hangat. “Maaf aku harus duluan, kerjaan yang kemarin-kemarin masih numpuk.”Karen mengangguk dan Kalila berlalu pergi meninggalkannya.Sambil menikmati kopi susu hangatnya, Siska memeriksa laporan stok terakhir yang belum dia periksa.Selesai melakukan pekerjaannya, Siska menyandarkan punggungnya sebentar dan menghabiskan susunya yang masih tersisa.Tanpa terasa jam kerja berakhir, da

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    117 (TAMAT) S3: Pikirkan Sebelum Bertindak

    Pasha mengangguk kuat-kuat, dia sendiri tidak habis pikir apa motif Ririn melakukan itu. Disuruh Roni kah? “Apa? Jadi Ririn adalah salah satu pelaku?” Siska terbelalak lebar ketika Pasha menyampaikan apa yang dilihatnya tadi. Pasha mengangguk. “Benar-benar keterlaluan, dia sudah bikin aku dan sahabatku malu luar biasa. Aku harus telepon Roni sekarang!” “Buat apa, mau bikin keributan?” “Istrinya yang kurang kerjaan, masa suaminya sampai tidak tahu?” Pasha juga sama herannya, dia tidak kuasa menahan Siska yang terlihat memendam emosi tak tertahankan. Sementara itu, Roni sedang berada di jalan ketika ponselnya berdering nyaring. “Siska ... Halo?” “Ron, kamu tuh bisa mendidik istri kamu atau tidak sebenarnya?” Siska langsung menyembur telinga Roni dengan api kemarahan. “Maksud kamu apa?” “Aku yang seharusnya tanya, maksud Ririn apa pakai ngumbar-ngumbar masa lalu aku di akun berita online?” “Aku tidak paham, ini aku juga baru saja dihubungi polisi karena Ririn ada di sana!” “B

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    116 S3: Suami Baru Siska yang Mandul?

    Pasha memeluk bahu Siska dengan penuh kehangatan. “Aku janji akan menyelesaikan ini semua, aku juga resah sama pemberitaan itu.” “Maaf ....” “Jangan minta maaf, bukan salahmu.” Siska membalas pelukan Pasha dengan erat, dia bertekad ingin menatap langsung wajah pelaku yang telah mengganggu ketenangan hidupnya itu. “Pokoknya siapapun dia, aku mau dia dihukum berat.” “Pasti, biar dijadikan pelajaran oleh siapa pun untuk tidak menggali masa lalu seseorang seenak jidat.” Setelah pembicaraan mereka berakhir, Siska memutuskan untuk tidur karena dia ingin berangkat lebih awal ke kantor. “Gimana, Mas?” Di kediaman Roni, Ririn sedang menghidangkan secangkir teh hangat dan roti selai. “Aku dapat beberapa kontrak dari klien baru,” kata Roni memberi tahu. “Apakah klien itu dari mereka-mereka yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan saingan kamu?” “Aku tidak tahu, karena aku tidak pernah tanya-tanya soal itu. Menurutku tidak bagus kalau kita terlalu menunjukkan kesenangan kita atas b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    115 S3: Jangan Lagi Buka Media Sosial

    “Tapi aku belum punya bukti untuk menguatkan kecurigaan aku,” ujar Pasha menyesalkan. “Aku juga tidak mau kalau Cuma asal tuduh saja, semua kasus di dunia ini membutuhkan bukti.” “Kamu suruh orang saja untuk memata-matai Roni, cari yang profesional.” Ezra mengusulkan. “Oke, tapi aku juga harus tanya pendapat Siska dulu. Jangan sampai apa yang aku lakukan justru menimbulkan masalah baru.”Ezra memandang Pasha dengan sangat serius.“Kamu bertindak terlalu hati-hati ternyata.”“Bukankah harus? Keselamatan istri dan anak-anak sambungku juga harus dipikirkan,” kilah Pasha.“Aku setuju kalau yang kita bicarakan ini adalah tentang Shadan atau Monic yang agak-agak psikopat, tapi Roni? Aku bahkan tidak tahu menahu latar belakangnya selain dia adalah mantan suami Siska.”Pasha terdiam.“Dia pernah mendapat kontrak kerja di edisi sebelumnya,” katanya mengingatkan.“Ya, dua poin itu.”Setelah mempertimbangkan baik buruknya, pasha akhirnya setuju untuk mengintai Roni diam-diam.Beber

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    114 S3: Sengaja Ingin Menjatuhkan

    “Aku tahu Vit, kamu tidak perlu khawatir. Pasha tidak tinggal diam, aku yakin Pak Ezra juga akan berbuat sesuatu untuk pelaku yang sudah menyebarkan masa lalu kita ke orang banyak.” “Ezra juga mulai mengusut masalah ini, Sis. Biasanya dia kerja sama dengan suami kamu dalam segala hal kan?” Siska mengangguk. “Aku penasaran siapa pelakunya.” “Apa mungkin ... pelakunya adalah Yura?” Siska menatap Kavita dengan sangat lekat. “Tapi aku tidak ada urusan apa-apa sama Yura, Vit. Kalau betul dia pelakunya, maka sama saja dia sudah mengibarkan bendera perang terhadapku.” Kavita diam sambil berpikir. “Betul juga, kalau sama aku sih wajar. Yura tidak punya motif apa-apa untuk menjatuhkan kamu atau perusahaan Pak Pasha.” Sepasang sahabat itu sibuk berpikir dengan logika masing-masing. “Otakku buntu, aku tidak punya tersangka yang bisa aku curigai.” Siska akhirnya menyerah. “Kalau begitu biarkan suami-suami kita yang menyelidikinya.” “Betul, kamu juga jangan terlalu kepikiran. Masa lalu b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    113 S3: Memiliki Dua Suami dalam Satu Waktu

    “Maksud kamu? Dih, aku nggak sebodoh yang kamu pikirkan! Kalau orang sudah nggak percaya, tentu mereka akan beralih untuk mencari perusahaan baru kan? Nah, situasi ini bisa kamu manfaatkan, Mas!”Roni terdiam, betul juga apa yang Ririn katakan. Namanya persaingan bisnis, sah-sah saja kan jika dia mengambil kesempatan dalam situasi seperti apa pun?***Untuk pertama kalinya sejak berita tentang masa lalu itu terbongkar luas di platform digital, Siska dan Kavita bertemu di kafe untuk minum kopi bersama.Kalau biasanya mereka memilih kafe standar masyarakat umum, khusus untuk pertemuan kali ini mereka memilih kafe ekslusif demi kenyamanan privasi masing-masing.“Vit, bagaimana kabar kamu?” tanya Siska begitu mereka duduk berhadapan.Wajah Kavita tampak sayu seperti orang yang kekurangan waktu tidur yang berkualitas.“Aku? Baik, Sis.”Suasana sedikit canggung, sehingga Siska bingung bagaimana cara untuk mencairkannya.“Kita ... sudah lama tidak bertemu, ya? Jujur aku kangen ngopi-

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    112 S3: Istri yang Diumbar Masa Lalunya

    “Jadi ... kita diam saja, Sha?”“Untuk sementara, nanti kalau mereka sudah tahu dan bergerak, baru kita ikut bantu.”Siska terpaksa setuju, dia geram sekali dengan si pembuat berita yang mengumbar masa lalunya.Bahkan Kavita juga ikut dikulik habis-habisan.Sesuai dengan rencana Pasha, Siska tidak berani menghubungi Kavita sejak berita tentang masa lalu mereka beredar. Bukan apa-apa, dia merasa tidak enak hati sendiri jika harus pertama kali membahas topik itu.Meskipun jauh di sudut hatinya, Siska juga sangat penasaran mengenai kebenaran pernikahan kontrak yang terjadi antara Kavita dan Ezra, bos mereka sendiri.“Sha, Pak Ezra bagaimana?” tanya Siska setelah berdiam diri selama beberapa hari tanpa mengontak Kavita. “Setiap aku bertemu sama dia, sikapnya tidak ada yang aneh ....”“Mustahil berita itu belum sampai ke telinga Pak Ezra!” bisik Siska dramatis. “Kecepatan informasi di jaman ini kan benar-benar gila, Sha. Aku khawatir seandainya tanpa sepengetahuan kita, Pak Ezra d

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    111 S3: Akun yang Memposting Berita

    “Besok ayah traktir sepuasnya, ayah baru saja dapat kontrak kerja ....”“Yes!”“Makan-makan!”Siska dan Pasha tertawa lebar bersama anak-anak mereka.Ketika kebahagiaan mewarnai keluarga baru Siska, hal yang berbeda justru tengah dirasakan Roni dan istrinya.Semangat Roni yang tadinya menggebu-gebu kini seolah tidak lagi ada, seluruh harapan yang semula dia pikul di pundak seketika luruh tanpa sisa.“Apa mungkin kamu bikin kesalahan yang bikin pemilik kontrak kerja itu nggak mau pilih perusahaan kamu, Mas?” tanya Ririn sok tahu.“Maksud kamu apa sih?”“Nggak mungkin kan kalau perusahaan kamu baik-baik saja, tapi kalah sama perusahaan suami Siska?”Roni melirik Ririn, ingin sekali dia mengomel karena ketidakpekaan istrinya. “Kamu tidak bisa baca situasi ya?”“Maksud kamu?”“Seharusnya kamu bisa lihat kan, apa yang aku rasakan sekarang ini?”Ririn melongo. “Kok jadi kamu yang terbawa perasaan sih, Mas? Aku kan tanya baik-baik ....”“Terserah,” potong Roni, dia berdiri dar

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    110 S3: Tidak Bisa Menerima Kegagalan Suami

    “Aku tidak bermaksud apa-apa, Rin. Takutnya kalau kamu berisik terus, aku tidak bisa dengar apa yang dikatakan pembawa acara.”Ririn semakin sewot mendengar alasan Roni yang menurutnya konyol sekali, memangnya suara dia sekeras apa coba?“Rin, lihat! Sebentar lagi akan diumumkan perusahaan siapa yang berhasil mendapatkan kontrak!” bisik Roni antusias.Mendengar ucapan Roni, kini giliran Ririn yang mengerutkan keningnya.Tadi katanya nggak boleh ribut, gimana sih. Perempuan itu membatin kesal.Di kursi lainnya, Siska dan Kavita tidak kalah tegang menunggu pengumuman pemenang kontrak. “Ezra atau Pak Pasha?” Kavita menoleh ke arah Siska.“Pak Ezra atau Pasha, bebas!”Kavita mengangguk, sebelah tangannya meremas jemari Siska untuk menyalurkan ketegangan yang terasa.“... akan ada dua perusahaan yang mendapatkan kontrak kerja ini, sehingga kolaborasi keduanya diharapkan bisa meningkatkan daya beli konsumen dan menjaga persaingan sehat di masa-masa yang akan datang.”Siska dan Ka

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    109 S3: Peringatan Kecil Buat Siska

    Ririn menganggukkan kepalanya seraya memahami layar laptop Roni yang menyala. “Dyaksa Company, itu perusahaan Siska?” celetuk Ririn. “Bukan, itu perusahaan pesaing aku. Siska kerja di situ sudah lama, sejak aku masih merintis dari nol.” “Oh ya? Terus kenapa dia masih jadi pegawai di sana setelah kamu sukses?” Roni menarik napas, dia berusaha mengingat kembali momen ketika Siska tidak ingin berhenti kerja dari Dyaksa Company. “Katanya dia merasa sayang sama pencapaian dia di perusahaan itu,” ucap Roni lambat-lambat. “Siska nyaman bekerja di sana, jadi dia mempekerjakan beberapa asisten rumah tangga demi pekerjaannya di Dyaksa Company. Padahal aku sudah bilang sama dia kalau aku sanggup memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, tapi dia tidak mau melepaskan pekerjaannya.” Ririn bahkan sampai melongo mendengar penjelasan Roni tentang alasan Siska. Kok bodoh banget ya Siska itu, pikir Ririn. Punya suami sukses, disuruh berhenti kerja malah nggak mau. Kan enak tinggal ongkang-ongkang ka

DMCA.com Protection Status