Share

70 S2: Perkembangan Pasha

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dokter yang menangani aku sudah cukup untuk menopang beban ini,” katanya. “Cukup orang yang paham tentang jenis penyakit yang aku derita, dan itu adalah dokter yang menangani aku.”

“Tapi tetap saja Siska berhak tahu, kan?” tanya Roni lagi. “Dia istri kamu.”

“Justru karena Siska adalah istri aku,” jawab Pasha dengan pandangan menerawang. “Aku tidak mau melihatnya sedih sepanjang hari. Mimpi paling buruk yang pernah aku alami adalah saat melihat Siska terpuruk, dan aku tidak mau melihatnya lagi seperti itu.”

Roni terdiam, merasa bahwa Pasha seakan mengucapkan kalimat itu untuk dirinya.

“Kamu sangat mencintai Siska sepertinya,” kata Roni.

“Menurut kamu?” tanya Pasha sambil memandang mantan sahabatnya. “Dari dulu aku bertekad kalau aku bisa bersama Siska, aku tidak akan meninggalkannya kecuali maut yang memisahkan kami.”

“Pasha, jangan bicara seperti itu.” Roni menegur lagi untuk kesekian kalinya.

“Dua kali saya melihat Siska terpuruk, dan aku tidak ingin melihatnya terpuruk lagi.” Pash
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    71 S2: Kalian Berdua Berbeda

    “Enggak Run, kamu nggak nakal!” jawab Pasha buru-buru. “Ayah memang belum boleh pulang sama dokter, katanya ayah masih capek dan harus tidur di rumah sakit.”“Benar, Yah? Bukan karena aku nakal?” tanya Aruna seakan tidak percaya.“Siapa yang bilang kamu nakal?” sahut Pasha gemas. “Tunggu ayah sebentar lagi ya, Run? Pokoknya kalau ibu belum pulang, kamu harus nurut sama Ayah Roni. Jangan rewel lagi, ya?”“Iya, Yah.” Aruna mengangguk. “Aku akan nurut sama Ayah Roni, tapi Ayah harus janji sama aku kalau Ayah akan segera pulang ke rumah.”“Ayah usahakan,” janji Pasha. “Ayah kan juga harus nurut sama dokter, Run. Kalau ayah sudah boleh pulang, ayah pasti akan pulang. Nanti ayah jemput kamu di rumah Ayah Roni, sekarang kamu tidur dulu, ya?”“Oke, Yah!” sahut Aruna dengan wajah gembira. “Ayah juga cepat tidur, sudah malam. Daah Ayah!”Pasha balas melambai kemudian mematikan sambungan video call-nya.“Yah, aku mau tidur sekarang.” Aruna menyerahkan ponsel Roni kembali. “Biar Ayah Pasha cepat

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    72 S2: Dua Orang Ayah

    “Kamu terlalu istimewa untuk sekadar kami bicarakan, Sis.” Dia berkelit. “Sudah ya, aku mau kerja dulu ...”“Pasha, kamu belum boleh kerja!” tegur Siska keras-keras ketika Pasha berjalan pergi.“Iya, makanya kamu jangan tanya-tanya aku dulu.” Pasha menyahut sambil tertawa. “Nanti Dokter Arjun akan mengundangku kembali ke rumah sakit kalau aku bandel. Aku mau ke kamar dulu ya, Sis?”Mau tak mau Siska menganggukkan kepalanya dan membiarkan Pasha untuk beristirahat di kamar mereka.“Aku harus telepon Roni,” gumam Siska seraya mengambil ponselnya dan mencari nomor kontak Roni.“Halo?” Suara datar Roni yang sudah sangat dikenalnya menyapa telinga Siska.“Pasha sudah pulang, kapan aku bisa jemput Runa?” tanya Siska tanpa basa-basi. “Dia masih di rumah kamu, kan?”“Iya, tapi kamu sama Pasha tidak perlu repot-repot jemput Runa.” Roni menjawab cepat. “Biar aku yang antar Runa ke rumah kalian.”Siska mempertimbangkan usul Roni sebentar.“Baiklah kalau begitu,” katanya setelah terdiam beberapa sa

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    73 S2: Harga Diri Laki-laki

    Begitu Kavita sudah berlalu pergi dari hadapannya, Siska menuruti saran rekan kerjanya itu untuk meregangkan otot tubuhnya sejenak.“Sis, Pak Pasha bagaimana?” tanya Kavita ketika berpapasan dengan Siska saat memesan kopi. “Maaf ya, aku sama teman-teman belum bisa jenguk ...”“Tidak apa-apa Vit, pasti kantor sedang repot-repotnya saat aku menunggu Pasha di rumah sakit.” Siska tersenyum sambil mengangguk.“Tapi aku senang kamu sudah masuk kantor lagi,” sahut Kavita. “Semoga Pak Pasha segera pulih dan bisa kerja lagi sama kita semua.”“Terima kasih ya, Vit?” ucap Siska sambil membawa satu cangkir kopi susu hangat. “Maaf aku harus duluan, kerjaan yang kemarin-kemarin masih numpuk.”Karen mengangguk dan Kalila berlalu pergi meninggalkannya.Sambil menikmati kopi susu hangatnya, Siska memeriksa laporan stok terakhir yang belum dia periksa.Selesai melakukan pekerjaannya, Siska menyandarkan punggungnya sebentar dan menghabiskan susunya yang masih tersisa.Tanpa terasa jam kerja berakhir, da

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    74 S2: Kebetulan yang Menguntungkan

    Ketika mobil yang dikemudikan Pasha menepi di depan sekolah, Aruna turun dengan wajah murung kemudian mengesun wajah Pasha saat dia menyusulnya. “Belajar yang rajin ya, Run?” pesan Siska saat dia akan mengesun pipinya, tetapi Aruna langsung berbalik dan berjalan pergi dengan langkah-langkah cepat. “Runa!” panggil Siska gusar. “Kamu kenapa sih Sis, tidak biasanya kamu emosi begitu kalau Runa bicara soal ayahnya?” tanya Pasha heran saat dia dan Siska dalam perjalanan ke sekolah Cilla. “Ya kamu kan dengar sendiri bagaimana Runa tanya-tanya terus soal ayahnya,” jawab Siska hati-hati karena Cilla masih bersama mereka. “Aku sudah kasih tahu dia kalau ayahnya sedang sibuk.” Pasha merasakan ada sesuatu yang aneh dalam nada suara Siska. “Kamu seperti baru kenal Runa aja,” komentarnya setelah mengantarkan Cilla ke sekolah. “Runa itu kan memang anaknya banyak tanya, banyak bicara, dia bukan bocah pendiam.” Siska menarik napas. “Aku cuma tidak mau saja ... Runa berada di dekat Roni di saa

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    75 S2: Aku Sayang Kamu, Sis

    Sebelum Siska melihatnya, Pasha buru-buru membasuh wajahnya berulang kali.Siska celingukan karena Pasha tiba-tiba menghilang.Mana sih dia?“Pasha!” panggil Siska sembari mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup rapat. “Kamu di dalam? Tumben kamu lama sekali?”Siska berdiri sebentar sambil menunggu Pasha membuka pintunya, tetapi justru yang dia dengar adalah suara air mengalir dari keran yang dinyalakan.Meski curiga, tetapi Siska tetap menunggu sambil bermain ponsel. Tidak berapa lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan Pasha muncul sambil mengusap hidungnya.“Nunggu lama, ya?” tanya Pasha sambil tersenyum. “Segar sekali airnya, aku sampai lupa diri.”Pasha meletakkan ponselnya dan menyampirkan handuk ke bahunya.“Jangan bilang kalau kamu sejak tadi mainan air?” komentarnya geli. “Ingat umur, Sha.”Pasha tesenyum tipis seraya menahan perasaan ingin bersin. Begitu Siska sudah menghilang di dalam kamar mandi, dia benar-benar bersin dan cairan merah itu keluar lagi dari hidungnya.

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    76 S2: Mengkhianati Persahabatan

    “Apa?” Siska memandang putrinya dengan gusar. “Jangan macam-macam, Run. Kita harus pulang ke rumah."Aruna menggelengkan kepalanya. Siska jadi setengah kesal dibuatnya, apalagi suasana setelah itu menjadi terasa tidak enak gara-gara ulahnya.“Run, Ayah Roni sudah ada yang mengurus.” Siska mencoba memberikan pengertian, sementara Pasha sendiri bingung bagaimana harus mengambil sikap.Lebih-lebih Roni, dia tidak mungkin unjuk suara di saat seperti ini atau citranya akan terbongkar saat itu juga.“Ibu dulu juga merawat Ayah Pasha saat sedang sakit, betul kan Yah?” tanya Aruna sambil menoleh ke arah Pasha.“Iya ...” Pasha mengangguk pelan.“Sekarang Ibu gantian merawat Ayah Roni, kan Ayah sedang sakit.” Aruna menyuruh ibunya.“Run, jangan minta yang aneh-aneh.” Siska menukas. “Kita pulang sekarang.”“Kenapa Ibu membeda-bedakan Ayah Pasha dengan Ayah Roni?” tanya Aruna pelan tapi seperti menusuk telinga Siska. “Mereka berdua kan sama-sama ayah aku, Bu.”Melihat wajah Siska yang seakan siap

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    77 S2: Jodoh Tidak Akan Tertukar

    Roni tidak tahu harus mengatakan apa, terlalu perih untuk bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Siska setelah dia menduakannya dulu. Pantas saja Pasha begitu menjaganya dengan sangat hati-hati seperti sedang menjaga batu permata yang tak ternilai harganya.“Kamu tahu kenapa aku akhirnya bersedia menerima Pasha?” tanya Siska sambil menatap tajam Roni.“Karena kamu masih mencintai Pasha,” jawab Roni datar.“Aku sudah tidak peduli soal cinta,” tukas Siska. “Bagiku lebih baik bersama seseorang yang sederhana, tetapi dia memperlakukan aku ibarat harta yang tidak ternilai harganya, daripada memilih bersama kamu yang sudah mapan, tapi memperlakukan aku seperti istri bayangan saja!”“Siska, aku tahu aku salah. Tapi kamu tidak harus membandingkan aku dengan Pasha seperti itu,” sahut Roni melayangkan protes. Namun, telinga Siska tidak mau mendengarnya. “Satu lagi keunggulan Pasha yang tidak akan pernah bisa kamu miliki,” ujar Siska tegas. “Dia memiliki jiwa besar dan lapang dada di s

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    78 S2 Kamu Pasti Sembuh

    “Aku tidak bercanda sama kesehatan, aku kan bercandanya sama kamu.” Pasha tersenyum lagi seraya mengambil remot dan menyalakan televisi.“Sha, jangan senyum-senyum terus!” Siska jadi kesal, dan merebut remot yang sedang dipegang Pasha. “Dokter Arjun pasti sudah kasih kamu jadwal untuk cek kesehatan, kan?”Pasha menarik napas dan memandang Siska.“Begini ya, Sis. Kamu kan tahu kalau aku sudah menjaga pola makan, minum obat, mengurangi jam kerja dan rutin olahraga. Apa sih yang harus kamu khawatirkan?” tanya Pasha sungguh-sungguh. “Aku baik-baik saja kok.”“Kamu tidak akan tahu sebelum dokter yang mengecek langsung keadaan kamu,” sahut Siska. “Sha, coba deh kamu lebih sayang sama kesehatan kamu sendiri. Kamu ingat kan kamu dulu tumbang karena kamu terlalu cuek?”Pasha terdiam sejenak.“Oke, hari Senin aku akan ambil cuti untuk cek kesehatan. Kamu mau ikut?” tanya Pasha sambil memandang istrinya.“Memangnya boleh?” Siska balik bertanya.“Boleh saja, biar kamu menyaksikan sendiri kalau ak

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    117 (TAMAT) S3: Pikirkan Sebelum Bertindak

    Pasha mengangguk kuat-kuat, dia sendiri tidak habis pikir apa motif Ririn melakukan itu. Disuruh Roni kah? “Apa? Jadi Ririn adalah salah satu pelaku?” Siska terbelalak lebar ketika Pasha menyampaikan apa yang dilihatnya tadi. Pasha mengangguk. “Benar-benar keterlaluan, dia sudah bikin aku dan sahabatku malu luar biasa. Aku harus telepon Roni sekarang!” “Buat apa, mau bikin keributan?” “Istrinya yang kurang kerjaan, masa suaminya sampai tidak tahu?” Pasha juga sama herannya, dia tidak kuasa menahan Siska yang terlihat memendam emosi tak tertahankan. Sementara itu, Roni sedang berada di jalan ketika ponselnya berdering nyaring. “Siska ... Halo?” “Ron, kamu tuh bisa mendidik istri kamu atau tidak sebenarnya?” Siska langsung menyembur telinga Roni dengan api kemarahan. “Maksud kamu apa?” “Aku yang seharusnya tanya, maksud Ririn apa pakai ngumbar-ngumbar masa lalu aku di akun berita online?” “Aku tidak paham, ini aku juga baru saja dihubungi polisi karena Ririn ada di sana!” “B

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    116 S3: Suami Baru Siska yang Mandul?

    Pasha memeluk bahu Siska dengan penuh kehangatan. “Aku janji akan menyelesaikan ini semua, aku juga resah sama pemberitaan itu.” “Maaf ....” “Jangan minta maaf, bukan salahmu.” Siska membalas pelukan Pasha dengan erat, dia bertekad ingin menatap langsung wajah pelaku yang telah mengganggu ketenangan hidupnya itu. “Pokoknya siapapun dia, aku mau dia dihukum berat.” “Pasti, biar dijadikan pelajaran oleh siapa pun untuk tidak menggali masa lalu seseorang seenak jidat.” Setelah pembicaraan mereka berakhir, Siska memutuskan untuk tidur karena dia ingin berangkat lebih awal ke kantor. “Gimana, Mas?” Di kediaman Roni, Ririn sedang menghidangkan secangkir teh hangat dan roti selai. “Aku dapat beberapa kontrak dari klien baru,” kata Roni memberi tahu. “Apakah klien itu dari mereka-mereka yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan saingan kamu?” “Aku tidak tahu, karena aku tidak pernah tanya-tanya soal itu. Menurutku tidak bagus kalau kita terlalu menunjukkan kesenangan kita atas b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    115 S3: Jangan Lagi Buka Media Sosial

    “Tapi aku belum punya bukti untuk menguatkan kecurigaan aku,” ujar Pasha menyesalkan. “Aku juga tidak mau kalau Cuma asal tuduh saja, semua kasus di dunia ini membutuhkan bukti.” “Kamu suruh orang saja untuk memata-matai Roni, cari yang profesional.” Ezra mengusulkan. “Oke, tapi aku juga harus tanya pendapat Siska dulu. Jangan sampai apa yang aku lakukan justru menimbulkan masalah baru.”Ezra memandang Pasha dengan sangat serius.“Kamu bertindak terlalu hati-hati ternyata.”“Bukankah harus? Keselamatan istri dan anak-anak sambungku juga harus dipikirkan,” kilah Pasha.“Aku setuju kalau yang kita bicarakan ini adalah tentang Shadan atau Monic yang agak-agak psikopat, tapi Roni? Aku bahkan tidak tahu menahu latar belakangnya selain dia adalah mantan suami Siska.”Pasha terdiam.“Dia pernah mendapat kontrak kerja di edisi sebelumnya,” katanya mengingatkan.“Ya, dua poin itu.”Setelah mempertimbangkan baik buruknya, pasha akhirnya setuju untuk mengintai Roni diam-diam.Beber

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    114 S3: Sengaja Ingin Menjatuhkan

    “Aku tahu Vit, kamu tidak perlu khawatir. Pasha tidak tinggal diam, aku yakin Pak Ezra juga akan berbuat sesuatu untuk pelaku yang sudah menyebarkan masa lalu kita ke orang banyak.” “Ezra juga mulai mengusut masalah ini, Sis. Biasanya dia kerja sama dengan suami kamu dalam segala hal kan?” Siska mengangguk. “Aku penasaran siapa pelakunya.” “Apa mungkin ... pelakunya adalah Yura?” Siska menatap Kavita dengan sangat lekat. “Tapi aku tidak ada urusan apa-apa sama Yura, Vit. Kalau betul dia pelakunya, maka sama saja dia sudah mengibarkan bendera perang terhadapku.” Kavita diam sambil berpikir. “Betul juga, kalau sama aku sih wajar. Yura tidak punya motif apa-apa untuk menjatuhkan kamu atau perusahaan Pak Pasha.” Sepasang sahabat itu sibuk berpikir dengan logika masing-masing. “Otakku buntu, aku tidak punya tersangka yang bisa aku curigai.” Siska akhirnya menyerah. “Kalau begitu biarkan suami-suami kita yang menyelidikinya.” “Betul, kamu juga jangan terlalu kepikiran. Masa lalu b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    113 S3: Memiliki Dua Suami dalam Satu Waktu

    “Maksud kamu? Dih, aku nggak sebodoh yang kamu pikirkan! Kalau orang sudah nggak percaya, tentu mereka akan beralih untuk mencari perusahaan baru kan? Nah, situasi ini bisa kamu manfaatkan, Mas!”Roni terdiam, betul juga apa yang Ririn katakan. Namanya persaingan bisnis, sah-sah saja kan jika dia mengambil kesempatan dalam situasi seperti apa pun?***Untuk pertama kalinya sejak berita tentang masa lalu itu terbongkar luas di platform digital, Siska dan Kavita bertemu di kafe untuk minum kopi bersama.Kalau biasanya mereka memilih kafe standar masyarakat umum, khusus untuk pertemuan kali ini mereka memilih kafe ekslusif demi kenyamanan privasi masing-masing.“Vit, bagaimana kabar kamu?” tanya Siska begitu mereka duduk berhadapan.Wajah Kavita tampak sayu seperti orang yang kekurangan waktu tidur yang berkualitas.“Aku? Baik, Sis.”Suasana sedikit canggung, sehingga Siska bingung bagaimana cara untuk mencairkannya.“Kita ... sudah lama tidak bertemu, ya? Jujur aku kangen ngopi-

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    112 S3: Istri yang Diumbar Masa Lalunya

    “Jadi ... kita diam saja, Sha?”“Untuk sementara, nanti kalau mereka sudah tahu dan bergerak, baru kita ikut bantu.”Siska terpaksa setuju, dia geram sekali dengan si pembuat berita yang mengumbar masa lalunya.Bahkan Kavita juga ikut dikulik habis-habisan.Sesuai dengan rencana Pasha, Siska tidak berani menghubungi Kavita sejak berita tentang masa lalu mereka beredar. Bukan apa-apa, dia merasa tidak enak hati sendiri jika harus pertama kali membahas topik itu.Meskipun jauh di sudut hatinya, Siska juga sangat penasaran mengenai kebenaran pernikahan kontrak yang terjadi antara Kavita dan Ezra, bos mereka sendiri.“Sha, Pak Ezra bagaimana?” tanya Siska setelah berdiam diri selama beberapa hari tanpa mengontak Kavita. “Setiap aku bertemu sama dia, sikapnya tidak ada yang aneh ....”“Mustahil berita itu belum sampai ke telinga Pak Ezra!” bisik Siska dramatis. “Kecepatan informasi di jaman ini kan benar-benar gila, Sha. Aku khawatir seandainya tanpa sepengetahuan kita, Pak Ezra d

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    111 S3: Akun yang Memposting Berita

    “Besok ayah traktir sepuasnya, ayah baru saja dapat kontrak kerja ....”“Yes!”“Makan-makan!”Siska dan Pasha tertawa lebar bersama anak-anak mereka.Ketika kebahagiaan mewarnai keluarga baru Siska, hal yang berbeda justru tengah dirasakan Roni dan istrinya.Semangat Roni yang tadinya menggebu-gebu kini seolah tidak lagi ada, seluruh harapan yang semula dia pikul di pundak seketika luruh tanpa sisa.“Apa mungkin kamu bikin kesalahan yang bikin pemilik kontrak kerja itu nggak mau pilih perusahaan kamu, Mas?” tanya Ririn sok tahu.“Maksud kamu apa sih?”“Nggak mungkin kan kalau perusahaan kamu baik-baik saja, tapi kalah sama perusahaan suami Siska?”Roni melirik Ririn, ingin sekali dia mengomel karena ketidakpekaan istrinya. “Kamu tidak bisa baca situasi ya?”“Maksud kamu?”“Seharusnya kamu bisa lihat kan, apa yang aku rasakan sekarang ini?”Ririn melongo. “Kok jadi kamu yang terbawa perasaan sih, Mas? Aku kan tanya baik-baik ....”“Terserah,” potong Roni, dia berdiri dar

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    110 S3: Tidak Bisa Menerima Kegagalan Suami

    “Aku tidak bermaksud apa-apa, Rin. Takutnya kalau kamu berisik terus, aku tidak bisa dengar apa yang dikatakan pembawa acara.”Ririn semakin sewot mendengar alasan Roni yang menurutnya konyol sekali, memangnya suara dia sekeras apa coba?“Rin, lihat! Sebentar lagi akan diumumkan perusahaan siapa yang berhasil mendapatkan kontrak!” bisik Roni antusias.Mendengar ucapan Roni, kini giliran Ririn yang mengerutkan keningnya.Tadi katanya nggak boleh ribut, gimana sih. Perempuan itu membatin kesal.Di kursi lainnya, Siska dan Kavita tidak kalah tegang menunggu pengumuman pemenang kontrak. “Ezra atau Pak Pasha?” Kavita menoleh ke arah Siska.“Pak Ezra atau Pasha, bebas!”Kavita mengangguk, sebelah tangannya meremas jemari Siska untuk menyalurkan ketegangan yang terasa.“... akan ada dua perusahaan yang mendapatkan kontrak kerja ini, sehingga kolaborasi keduanya diharapkan bisa meningkatkan daya beli konsumen dan menjaga persaingan sehat di masa-masa yang akan datang.”Siska dan Ka

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    109 S3: Peringatan Kecil Buat Siska

    Ririn menganggukkan kepalanya seraya memahami layar laptop Roni yang menyala. “Dyaksa Company, itu perusahaan Siska?” celetuk Ririn. “Bukan, itu perusahaan pesaing aku. Siska kerja di situ sudah lama, sejak aku masih merintis dari nol.” “Oh ya? Terus kenapa dia masih jadi pegawai di sana setelah kamu sukses?” Roni menarik napas, dia berusaha mengingat kembali momen ketika Siska tidak ingin berhenti kerja dari Dyaksa Company. “Katanya dia merasa sayang sama pencapaian dia di perusahaan itu,” ucap Roni lambat-lambat. “Siska nyaman bekerja di sana, jadi dia mempekerjakan beberapa asisten rumah tangga demi pekerjaannya di Dyaksa Company. Padahal aku sudah bilang sama dia kalau aku sanggup memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, tapi dia tidak mau melepaskan pekerjaannya.” Ririn bahkan sampai melongo mendengar penjelasan Roni tentang alasan Siska. Kok bodoh banget ya Siska itu, pikir Ririn. Punya suami sukses, disuruh berhenti kerja malah nggak mau. Kan enak tinggal ongkang-ongkang ka

DMCA.com Protection Status