Semua Bab ISTRI SAH PEWARIS HARTA: Bab 81 - Bab 90

98 Bab

Bab 81 Permintaan Sita

"Aku sudah kenyang," ujar Arjun menghentikan sarapannya dan segera pergi dari meja itu. Rasa marah yang memuncak dalam dirinya membuatnya tidak bisa lagi duduk di sana dengan tenang. Sita, sang istri, menyadari bahwa suaminya tengah marah karena sindiran ibunya. Hatinya terasa berat melihat Arjun begitu kesal."Bu, kenapa ibu menyindir Mas Arjun?" protes Sita dengan nada kecewa. Ia merasa sedih melihat bagaimana Yuni bisa berkata seperti itu di depan suaminya."Oh, dia kesindir?" jawab Yuni acuh tak acuh. Ia tampak tidak peduli dengan perasaan Sita maupun Arjun.Sita merasakan kekecewaan yang mendalam saat mendengar jawaban ibunya tersebut. Sudah berapa kali ia mencoba menjelaskan kepada ibunya bahwa Arjun telah berusaha untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Namun sayangnya, Yuni terus menerus mengingatkan akan kesalahan-kesalahan masa lalu suaminya."Bu, sudah berapa kali Sita katakan kepada ibu. Mas Arjun sudah berusaha untuk memperbaiki dirinya, tolong ibu duk
Baca selengkapnya

Bab 82. Kejutan ulang tahun

"Siapa yang menelponmu, Mas?" tanya Sita mendekati Arjun dengan tatapan curiga. Hatinya berdebar-debar karena merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya. Arjun semakin salah tingkah, dia menaruh ponselnya di atas meja gugup. Ia mencoba untuk tetap tenang meski sebenarnya hatinya sedang gelisah."Bu-bukan siapa-siapa sayang. Ini tadi ada klien, mengajak bertemu nanti malam," jawab Arjun memutar bola matanya seolah dia mencari sebuah jawaban yang pas. Dia berusaha keras untuk membuat alasan yang masuk akal agar tidak terlihat seperti ia sedang menyembunyikan sesuatu dari Sita.Sita masih merasa ragu dengan jawaban Arjun. Ada sesuatu dalam sikap dan ekspresi wajah suaminya yang membuatnya semakin curiga. "Benarkah?" tanya Sita dengan nada ragu-ragu.Arjun merasakan ketidakpercayaan dalam pertanyaan istrinya tersebut namun ia tidak ingin membuat situasi semakin rumit. Ia ingin menjaga keharmonisan hubungan mereka sehingga ia pun menjawab dengan lembut, "Iya, sayang. Masa aku boho
Baca selengkapnya

Bab 83. Kebahagiaan Sita

Arjun merasa tegang saat mendengar perkataan tajam dari Yuni, ibu mertuanya. Dia tidak pernah berpikir bahwa pelukan singkat yang dia lakukan tadi akan menimbulkan masalah seperti ini. Dalam hatinya, Arjun berharap bisa meyakinkan Yuni bahwa itu bukanlah wanita yang dia peluk."Dengarkan aku, Ibu," kata Arjun dengan suara lembut namun penuh keyakinan. "Tadi itu bukanlah wanita. Itu adalah seorang laki-laki."Yuni menatap Arjun dengan tatapan tajamnya yang membuatnya merasa cemas. "Seorang laki-laki? Tapi Sita bilang dia adalah perempuan."Sementara itu, Sita masih terdiam dengan wajahnya yang di tekuk. Dia ingin mendengar penjelasan lengkap dari Arjun sebelum mengeluarkan pendapatnya."Mungkin ada salah paham di antara kita semua," lanjut Arjun mencoba memperbaiki situasi. Dia merasa perlu menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang lebih besar di antara mereka. Sita, dengan wajahnya yang masih tegang, menatap Arjun dengan tajam."Salah paham gimana? Orang tadi jelas-jelas kau
Baca selengkapnya

Bab 84. Sita akan melahirkan

"Sayang, wajahmu terlihat lucu jika sedang cemburu," tutur Arjun sambil menatap gemas istrinya. Sita membalas dengan mengerutkan wajahnya yang manis namun penuh kesal. Tatapan mereka saling bertemu dan menghasilkan tawa riang dari pasangan tersebut.Arjun tidak bisa menahan tawanya yang pecah begitu saja melihat ekspresi wajah Sita yang tampak sangat menggemaskan. Ia merasa beruntung memiliki seorang istri seperti Sita, yang berhati besar menerima semua kesalahannya.Perjalanan pulang menuju rumah berlangsung dengan suka cita. Tertawa menjadi kegiatan utama bagi Sita dan Arjun saat ini. Mereka saling melemparkan lelucon satu sama lain, menciptakan suasana ceria di dalam mobil mereka.Kesalahpahaman antara mereka akhirnya berhasil teratasi. Keduanya menyadari bahwa komunikasi adalah kunci penting dalam menjaga hubungan pernikahan mereka tetap harmonis.Saat itu, malam semakin larut, memberikan nuansa romantis pada perjalanan pulang mereka. Cahaya lampu jalanan memberikan kilauan indah
Baca selengkapnya

Bab 85. Masalah dalam persalinan.

Sita terbaring lemah di atas meja operasi, tubuhnya pucat dan keringat mengalir deras dari dahinya. Ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan yang tak tertahankan. Dokter yang bertanggung jawab atas kehidupan Sita berdiri di depan pintu, wajahnya serius dan tegang. "Dokter, ada masalah apa?" kata Yuni dengan suara gemetar, "bagaimana keadaan Putri saya? Apakah dia baik-baik saja?" Dokter itu menoleh pada Yuni, matanya penuh perhatian. "Saat ini, Sita sedang dalam bahaya," katanya dengan nada tegas. "Ada masalah serius dalam persalinannya yang membuat situasinya menjadi sangat kritis." Yuni tak pernah mengira bahwa putrinya akan kembali mengulamg kondisi yang sama. Mendengar kata-kata dokter tersebut membuat hati Yuni semakin berdebar-debar. Ia mencoba untuk tetap tenang meskipun cemas melanda setiap sudut pikirannya. "Dokter, apakah ada harapan untuk menyelamatkan Istri saya?" tanya Arjun sangat khawatir. Dokter itu mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan Arjun. "K
Baca selengkapnya

Bab 86 Ketakutan Sita

Sita merasa pusing ketika matanya perlahan-lahan terbuka. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi kebingungan melanda dirinya. Setelah beberapa saat, dia menyadari bahwa dia berada di rumah sakit dan ingatan tentang operasi caesar yang baru saja dilakukannya mulai kembali.Ketika Sita memutar kepala ke kanan dan ke kiri, dia melihat Arjun duduk di samping tempat tidurnya dengan wajah lelah. Ternyata suaminya telah menjaga Sita selama ia tertidur karena pengaruh obat bius. Ketika tangannya secara tidak sengaja menyentuh tangan Arjun, mata Arjun langsung terbuka dan senyum lebar muncul di wajahnya."Sayangku, akhirnya kamu sudah bangun," ucap Arjun dengan suara lembut namun penuh harap. "Aku sangat khawatir padamu."Sita masih bingung dan bertanya-tanya tentang bayi mereka. Ia merasakan sesuatu yang kosong di dalam dadanya dan rasa cemas mulai menghampirinya."Mas, di mana bayi kita?" tanyanya dengan nada khawatir.Arjun menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaa
Baca selengkapnya

Bab 87. Kebahagiaan Sita

Sita duduk tegak di kursi rumah sakit, menunggu dengan gelisah. Hatinya penuh kekhawatiran dan harapan yang tak terkira. Sudah 10 hari sejak kelahiran bayinya, dan dia sangat ingin membawa pulang sang buah hati.Tiba-tiba, dokter datang menghampiri Sita dengan senyuman hangat di wajahnya. "Dokter, apakah bayi saya bisa dibawa pulang?" tanya Sita dengan suara gemetar.Dokter itu memeriksa hasil tes dan melihat kondisi bayi yang sudah mulai membaik. Dia tersenyum lebar kepada Sita sambil berkata, "Iya, Bayi Anda sudah bisa pulang hari ini."Saat mendengar kabar baik tersebut, Sita merasa seperti dunia ini berputar lebih cepat dari biasanya. Air mata bahagia pun mengalir deras dari matanya yang indah. Dia tidak sabar ingin segera menggendong sang buah hati yang telah lama dinantikan.Arjun juga ikut merasakan kebahagiaan yang sama dengan Sita. Dia memberikan pelukan hangat kepada istrinya sambil berkata, "Akhirnya kita bisa membawa pulang anak kita sendiri."Perawat kemudian datang untuk
Baca selengkapnya

Bab 88. Kekhawatiran seorang ibu

"Ya, baru berusia empat Minggu," jawab Anand dengan sangat bahagia. Ia merasa begitu bersyukur dan senang atas kabar ini. Usianya yang masih muda tidak menghalangi kebahagiaannya sebagai seorang ayah pertama kali. Tentu saja kabar ini adalah kabar yang sangat menggembirakan bagi Sita dan keluarganya. Mereka semua merasa terharu melihat betapa bahagianya Anand."Wah, tokcer juga ya kamu? Baru nikah 2 bulan dah hamil. Selamat ya, Anand," ujar Arjun sambil merangkul Anand dengan penuh kebanggaan dalam suaranya. Ia benar-benar kagum dengan kemampuan Anand untuk menjadi seorang ayah dalam waktu singkat setelah menikah. Anand adalah sosok lelaki yang bertanggung jawab pada istrinya dan tidak akan pernah selingkuh. Arjun melihat betapa bahagianya Sita saat mendengarkan kabar tersebut, ia tahu bahwa mereka berdua telah melewati banyak hal bersama-sama dan hubungan mereka semakin kuat dari hari ke hari."Terimakasih, Arjun." Ucap Anand dengan senyumnya yang merekah. "Selamat juga untukmu, yan
Baca selengkapnya

Bab 89. Permintaan Sita

"Sayang kita tidak pernah janji, kita hanya berharap jika saja mereka jodoh, bukan menjodohkan," sergah Arjun yang seketika membuat Sita terdiam. Tatapan matanya penuh dengan kekecewaan dan sedikit rasa penyesalan. Dia merasakan betapa sulitnya menghadapi kenyataan bahwa anaknya sudah dewasa dan mungkin bisa memilih pasangannya sendiri.Yuni melihat keadaan Sita yang terdiam dan mendekatinya dengan hati-hati. Saat ini hanya dirinyalah yang mampu membujuk Sita untuk melupakan impian-impian itu dan menerima kenyataan pahit."Nak, kau saja dulu tidak mau jika ibu menjodoh-jodohkamu, tapi kenapa kau malah ingin menjodohkan putrimu?" tanya Yuni kepada Sita yang tertunduk sedih. Suaranya lembut namun penuh pertanyaan dalam hati.Sita menoleh ke arah Yuni dengan mata berkaca-kaca. Air mata berlinang di pipinya saat dia mencoba menjelaskan apa yang ada di benaknya selama ini. Hatinya terasa berat, dipenuhi oleh kekhawatiran dan ketidakpastian tentang masa depannya dan anak-anaknya."Ibu, aku
Baca selengkapnya

Bab 90. Kecemburuan Arsy

"Arsy, ke kantin yuk!" ajak Dika sambil melingkarkan tangannya ke leher Arsy. Dia mengajaknya dengan penuh semangat, berharap bisa menghabiskan waktu istirahat bersama sahabatnya.Namun, Arsy menolak dengan wajah yang di tekuk. "Kau pergi saja, ajak saja Amel!" ucapnya singkat dan tegas. Ada sesuatu yang terlihat dalam ekspresi wajahnya, seolah-olah dia sedang menyembunyikan sesuatu.Dika tidak bisa menahan tawa saat mendengar penolakan itu. "Jangan bilang kau cemburu!" tebaknya dengan nada bercanda. Dia merasa ada rasa cemburu yang terselip di balik kata-kata penolakan Arsy.Arsy memalingkan wajahnya dan mencoba untuk menyembunyikan senyum kecil yang muncul di bibirnya. Dia tidak ingin Dika tahu bahwa dia benar-benar merasa cemburu melihat Dika bersama dengan Amel saat pagi tadi.Sebenarnya, Arsy sudah lama memiliki perasaan khusus terhadap Dika. Walaupun mereka baru saja berteman tapi mereka sering melakukan segala hal bersama-sama. Namun belakangan ini, hati Arsy mulai berbunga-bun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status