"Kak Sita, adakah kata terakhirmu?" sindir Mayang, menatap Sita dengan tatapan yang begitu menyeramkan. Wajahnya dipenuhi oleh senyuman jahat yang membuat bulu kuduk Sita merinding. Dalam hati, ia berusaha untuk tetap tenang meskipun ketakutan melanda dirinya."Sebelum nantinya aku melemparkanmu ke jurang," lanjut Mayang dengan nada mengancam, "aku akan memberikan kesempatan kepadamu untuk mengucapkan kata-kata terakhirmu." Tanpa ampun, ia melepaskan lakban hitam yang sebelumnya telah membungk mulut Sita dengan kasar.Saat itu juga, perasaan harap dan putus asa bergelora dalam diri Sita. Ia tidak ingin mati di tempat ini. Ia masih memiliki banyak mimpi dan tujuan hidup yang belum tercapai. Dengan penuh kerendahan hati dan rasa takut yang membelenggu pikirannya, Sita menatap Mayang dengan mata berkaca-kaca. Suaranya gemetar saat ia berbicara, "Mayang... lepaskan aku."Namun sayangnya, permohonan tersebut hanya mendapatkan reaksi dari Mayang berpura-pura sedih dan menggelengkan kepala
Read more