Home / Pernikahan / ISTRI SAH PEWARIS HARTA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of ISTRI SAH PEWARIS HARTA: Chapter 71 - Chapter 80

98 Chapters

Bab 71. Permintaan Arjun

71 "Mas, kau masih sangat lemah jangan banyak bergerak," ujar Sita dengan penuh kekhawatiran saat melihat Arjun mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya. Dia merasa bahwa Arjun belum sepenuhnya pulih dan khawatir jika gerakan yang terlalu aktif akan memperburuk kondisinya. Namun, Sita tidak bisa menahan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Getaran yang tak biasa itu membuatnya merasa gelisah dan bingung. "Sita, kau habis menangis?" tanya Arjun dengan suara lembut ketika melihat wajah Sita yang sembab akibat air mata. Tatapan penuh perhatian dari Arjun membuat hatinya semakin terenyuh. Yuni, ibu Sita, mencoba memberikan ruang kepada putrinya dengan keluar dari kamar itu. Dia mengerti bahwa momen ini adalah waktu intim antara Sita dan Arjun yang harus dihadapi sendiri oleh mereka berdua. Sementara itu, Sita masih tertunduk diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Sita, jujur saja. Apakah masih ada cinta di hatimu untukku, walau hanya secuil?" tanya Arjun dengan su
Read more

Bab 72 Dilema dalam hati Sita

Entah kenapa kali ini Sita tidak bisa menolak dengan tegas apa yang di katakan oleh Arjun. Dia memilih diam, hatinya tiba-tiba saja dilanda kecemasan. Pikirannya melayang jauh ke masa lalu, mengingat kembali semua momen indah yang pernah mereka lewati bersama. Ucapan dokter yang menangani Arjun tiba-tiba terngiang-ngiang di telinganya, "Untuk menyembuhkan Pak Arjun, dibutuhkan dukungan psikologis." Sita merenung sejenak tentang arti dari ucapan tersebut. "Sita, aku mohon... Beri aku kesempatan sekali lagi. Aku tidak akan mengecewakanmu lagi," pinta Arjun dengan air mata berderai. Sita yang sejak tadi menatap jendela rumah sakit, kini perlahan menatap wajah Arjun dengan tatapan penuh keraguan dan kebingungan.Sita terdiam dalam pertimbangan panjangnya. Hatinya bergejolak antara ingin memberikan kesempatan lagi pada Arjun atau menjaga hatinya sendiri agar tidak terluka lebih dalam lagi. Dia ingat betapa sakitnya saat dikhianati oleh orang yang dicintainya begitu dalam.Namun, melihat
Read more

Bab 73. Ketegasan Yuni

Sita terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan yang diajukan oleh Yuni. Matanya memandang ke luar jendela, mencoba mencari jawaban dalam dirinya sendiri. Sudah beberapa bulan sejak mereka berpisah dan Sita masih belum bisa melupakan kenangan indah yang pernah mereka bagi bersama-sama.Namun, di sisi lain, ada juga rasa sakit dan kekecewaan yang masih membekas di hati Sita. Mereka telah mengalami banyak pertengkaran dan pengkhianatan selama masa pernikahan mereka. Meskipun begitu, cinta mereka tetap kuat dan tak tergoyahkan.Yuni menatapnya dengan penuh harapan namun juga sedikit ragu-ragu. Dia ingin melihat Sita bahagia dengan cintanya. Namun, dia juga khawatir bahwa masalah-masalah masa lalu akan muncul lagi jika mereka memutuskan untuk rujuk.Saat ini adalah saat penting bagi Sita untuk membuat keputusan besar dalam hidupnya. Dalam diam-diam, Sita berdoa agar mendapatkan petunjuk dari Tuhan tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Dia ingin melakukan apa pun yang terbaik untuk kedua bel
Read more

Bab 74. Kejutan Anand

"Kejutan..." ujar Anand yang saat itu membuka penutup mata Sita. Mata Sita terbelalak kagum melihat pemandangan taman yang sebelumnya biasa-biasa saja, namun kini telah diubah menjadi sebuah tempat pesta yang meriah. Dekorasi dengan balon berwarna-warni, meja makan yang dipenuhi dengan hidangan lezat, dan panggung kecil untuk para musisi membuat suasana begitu semarak.Sita tidak bisa menahan rasa bahagia dan terharu melihat usaha Anand dalam mengatur semua ini. Dia merasa sangat bersyukur memiliki seseorang seperti Anand dalam hidupnya. Tidak hanya sebagai partner kerja, tetapi juga sebagai teman dekat yang selalu memberikan kejutan-kejutan manis seperti ini.Tak lama kemudian, semua karyawan Sita dan Anand datang dengan membawa sebuah kue ulang tahun seraya menyanyikan lagu ulang tahun untuk Sita. Suara mereka bergema di udara malam, menciptakan harmoni indah yang menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya.Saat itulah Sita tersadar bahwa hari ini adalah ulang tahunnya. Sejak pag
Read more

Bab 75. Situasi sulit

Sita melepaskan tangan Anand dengan perasaan campur aduk yang sulit diungkapkan. Dia menatap wajah Anand yang penuh perhatian dan kebaikan, merasakan getaran emosi dalam dirinya. "Anand, maafkan aku," ucap Sita dengan suara lembut namun jelas terdengar oleh Anand.Anand menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa dia mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Sita. Hatinya berdebar-debar, tidak tahu apa yang akan diucapkan oleh wanita itu."Kau memang sangat baik dan selalu melindungiku," lanjut Sita sambil menundukkan pandangannya. "Tapi maaf Anand, aku menganggapmu sudah seperti Abang aku, tidak lebih."Mendengar kata-kata itu membuat hati Anand terasa sakit. Ia mencoba menyembunyikan rasa kecewanya dan tetap tersenyum untuk memberikan dukungan kepada Sita. Namun dalam hati, ia merasakan kekecewaan yang begitu dalam.Bagaimanapun juga, Sita tidak ada niat sedikitpun untuk menjalin hubungan lebih dengan Anand. Meskipun ia mengakui betapa baiknya sikap dan perlakuan Anand padanya, tapi c
Read more

Bab 76. Rujuk

"Anand tunggu!" teriak Sita mencoba untuk memberi penjelasan kepada Anand yang terlihat kecewa.Anand menghentikan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun kepada Sita karena rasa kekecewaannya."Anand, maaf jika aku sudah menyakiti perasaanmu," ujar Sita merasa bersalah."Tidak Sita. Aku sadar jika kau tidak bisa lepas dari Arjun," jawab Anand menahan emosi di dalam jiwanya.Anand sangat kecewa dengan hati Sita yang terkesan plin-plan. Dulu Sita sangat ingin pergi dari Arjun dan sangat membenci Arjun karena telah mengkhianatinya. Namun sekarang, Sita malah membiarkan dirinya kembali terjebak oleh perasaannya sendiri."Anand, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri jika aku masih mencintai Mas Arjun," sahut Sita mengatakan apa yang sesungguhnya."Ya, aku tahu. Sekarang aku paham, alasanmu menolakku karena hal ini bukan?" tanya Anand membalikkan badannya menatap Sita lekat-lekat."Ya, dan ada banyak hal yang membuat kita tidak bisa bersatu. Selain perasaanku, statusku adalah janda dan kau
Read more

Bab 77. Dilema hati

"Kau beruntung, Sita masih mau menerimamu kembali," ujar Anand sambil menyedot batang rokok di tangannya. Suara desisan rokok yang terbakar terdengar jelas di ruangan itu, menciptakan suasana tegang antara Anand dan Arjun. "Ya, aku sangat beruntung," jawab Arjun dengan nada sinis, tetapi dalam hatinya ia merasa lega bahwa Sita memberinya kesempatan lagi.Anand menatap Arjun dengan tajam, ekspresi wajahnya penuh ketegasan. "Arjun, kali ini kau jangan lagi menyia-nyiakan Sita. Dia telah memberimu begitu banyak kesempatan untukmu."Arjun menggelengkan kepala dengan cuek. "Aku tahu apa yang harus kulakukan."Tiba-tiba Anand meletakkan rokoknya dan mendekati Arjun dengan langkah mantap. Tatapan matanya menusuk langsung ke dalam jiwa Arjun saat dia berkata dengan suara lirih namun penuh tekad, "Jika hal itu sampai terjadi lagi, bukan hanya Sita dan Tante Yuni yang akan menghadapimu... tapi Aku!"Mendengar ancaman tersebut membuat bulu kuduk Arjun merinding. Ia bisa melihat betapa seriusnya
Read more

Bab 78. Pernikahan ke dua

Setelah selesai mengikuti akad nikah, Sita dengan cepat kembali ke kamarnya yang baru. Tanpa menunggu Arjun, dia langsung menuju tempat tidurnya dan mencari surat dari Anand yang telah dikirimkan sebelumnya. Dengan hati-hati, Sita membuka surat tersebut dan mulai membacanya.Surat itu memberikan sedikit kelegaan bagi Sita karena Anand menyatakan bahwa dia akan sering-sering berkunjung untuk memastikan bahwa Arjun memperlakukan Sita dengan baik. Hal ini membuatnya merasa lebih tenang dan yakin bahwa Anand tidaklah begitu saja memutus komunikasi dengannya.Tidak hanya itu, dalam surat tersebut juga terdapat pesan dari Anand kepada Arjun. Anand sepenuhnya percaya pada kemampuan bisnis Sita dan ingin melibatkannya dalam pengembangan perusahaan mereka bersama-sama. Dia meminta Arjun untuk membantu Sita dalam menjalankan perusahaan tersebut agar bisa tumbuh menjadi lebih besar lagi.Saat membaca isi surat tersebut, hati Sita dipenuhi rasa haru campur bahagia. Dia merasa sangat bersyukur mem
Read more

Bab 79. Kedatangan Anand

 "Anand?" sapa Sita dengan wajah yang penuh kebahagiaan saat melihat kedatangan sahabatnya tersebut. Anand, yang juga merasa senang bertemu dengan Sita, tersenyum lebar sebagai responnya. Dalam hati mereka berdua, terdapat rasa syukur karena bisa berkumpul kembali setelah sekian lama tidak bertemu. Dengan langkah mantap dan penuh keyakinan, Anand berjalan mendekati pohon mangga yang tinggi menjulang di halaman belakang rumah Arjun. Dia memegang erat tangga bambu yang sudah disiapkan sebelumnya untuk memastikan bahwa tangga itu aman digunakan oleh Arjun ketika turun dari atas pohon mangga tersebut. Setiap anak tangganya diperiksa satu per satu agar tidak ada kerusakan atau kekurangan pada bagian-bagiannya. "Sekarang, turunlah!" goda Anand dengan senyum lebar di wajahnya. "Jika kau terjatuh mungkin hanya tulangmu saja yang akan patah," lanjutnya sambil mengedipkan mata kepada Arjun. Arjun menoleh ke arah Anand
Read more

Bab 80. Undangan pernikahan

"Ya, aku datang ke sini sebenarnya untuk memberikanmu ini," jawab Anand dengan senyum lebar di wajahnya saat ia menyerahkan kartu undangan kepada Sita. Dengan perasaan yang tidak percaya namun penuh kebahagiaan, Sita menerima undangan tersebut dengan senyuman yang lebih lebar lagi."Wah, selamat ya Anand. Akhirnya ada juga gadis yang berhasil mendapatkanmu," ujar Sita sambil menatap bahagia Anand. Ia benar-benar merasa senang melihat sahabatnya akhirnya menemukan cinta sejati."Iya terimakasih," jawab Anand dengan suara datar tanpa ekspresi berlebihan. Meskipun ia mencoba menyembunyikan perasaannya, tetapi dalam hatinya ia merasa sangat gembira dan bersyukur atas hubungan barunya."Baiklah, ayo masuk," ajak Sita mengajak Anand masuk ke dalam rumah ketika dia melihat Arjun tengah mengintip mereka dari jendela dapur rumahnya. Dia tahu bahwa Arjun masih memiliki perasaan cemburu pada Annad dan dia harus menjaga hatinya agar tidak terluka.Anand mengikuti langkah-langkah Sita menuju pintu
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status