Sita melepaskan tangan Anand dengan perasaan campur aduk yang sulit diungkapkan. Dia menatap wajah Anand yang penuh perhatian dan kebaikan, merasakan getaran emosi dalam dirinya. "Anand, maafkan aku," ucap Sita dengan suara lembut namun jelas terdengar oleh Anand.Anand menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa dia mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Sita. Hatinya berdebar-debar, tidak tahu apa yang akan diucapkan oleh wanita itu."Kau memang sangat baik dan selalu melindungiku," lanjut Sita sambil menundukkan pandangannya. "Tapi maaf Anand, aku menganggapmu sudah seperti Abang aku, tidak lebih."Mendengar kata-kata itu membuat hati Anand terasa sakit. Ia mencoba menyembunyikan rasa kecewanya dan tetap tersenyum untuk memberikan dukungan kepada Sita. Namun dalam hati, ia merasakan kekecewaan yang begitu dalam.Bagaimanapun juga, Sita tidak ada niat sedikitpun untuk menjalin hubungan lebih dengan Anand. Meskipun ia mengakui betapa baiknya sikap dan perlakuan Anand padanya, tapi c
Read more