Home / Pernikahan / ISTRI SAH PEWARIS HARTA / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of ISTRI SAH PEWARIS HARTA: Chapter 41 - Chapter 50

98 Chapters

Bab 41

"Aaaargggghhh!!!!" erang Arjun dengan suara yang penuh keputusasaan, sambil merebahkan dirinya dengan kasar ke ranjangnya. Tubuhnya terasa lelah dan pikirannya dipenuhi oleh rasa frustasi yang begitu mendalam. Mayang, merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat melihat suaminya pulang dengan ekspresi wajah yang begitu murung. Ia segera mendekati Arjun dengan perasaan cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Dengan tatapan penuh perhatian, Mayang bertanya kepada Arjun dalam nada khawatir, "Mas kau kenapa? Apa yang terjadi?" Arjun menatap istrinya dengan mata penuh kesedihan dan kemarahan. Ia mencoba untuk mengendalikan emosinya sebaik mungkin saat menjawab pertanyaan Mayang. "Sita sudah memisahkan rekening bersama kami," ucapnya lirih namun terdengar jelas oleh telinga Mayang. "Sejak itu, aku tidak memiliki uang seperti saat rekening bersama itu belum dipisahkan." Mayang tampak gelisah, matanya penuh dengan kekhawatiran. Dia tidak bisa menahan rasa penasaran dan akhirnya mengeluarkan pe
Read more

42. Mayang merajuk

"Mayang, ma-maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membandingkanmu dengan Sita, hanya saja aku tadi kesal saja dengan keadaan yang ada," ujar Arjun sambil meraih lembut tangan Mayang yang kini sedang merajuk karena tindakannya yang telah membandingkannya dengan istri pertamanya. Dia benar-benar menyesal atas kata-katanya yang terlontar tanpa berpikir panjang.Arjun melihat betapa Mayang tampak sedih dan terluka oleh perbandingan tersebut. Ia menyadari bahwa sikapnya bisa membuat Mayang stres dan khawatir akan berdampak buruk pada anak yang dikandungnya saat ini. Hatinya penuh penyesalan dan ia ingin segera memperbaiki kesalahannya."Dengarkanlah, sayangku," lanjut Arjun dengan suara lembut namun penuh rayuan. "Aku sangat mencintaimu, lebih dari apapun di dunia ini. Kamu adalah wanita istimewa bagiku, tak ada duanya."Mayang mengernyitkan dahinya, masih sulit menerima ucapan Arjun setelah apa yang baru saja terjadi. Namun dia juga bisa melihat raut wajah Arjun yang penuh penyesalan dan
Read more

43. Rumah Graha Indah

"Akhirnya kita sampai juga, Mas," ucap Mayang dengan suara penuh kegembiraan dan tidak sabar lagi untuk segera memasuki gerbang rumah mewah yang megah berdiri di depan mereka. Wajahnya berseri-seri, mencerminkan betapa bahagianya ia saat ini. Arjun hanya tersenyum melihat ekspresi kebahagiaan Mayang. Ia merasa senang bisa membuat Mayang bahagia seperti ini.Tangan Arjun sibuk mencoba membuka gembok yang terpasang di dalam gerbang tersebut. Ia fokus pada tugasnya, berusaha semaksimal mungkin untuk membukanya. Namun, ternyata gembok itu sangat sulit untuk dibuka. Arjun mengernyitkan keningnya, menunjukkan rasa frustasi karena kesulitan yang sedang ia hadapi."Mas, buruan buka dong!" pintanya dengan nada cemas dan tak sabar ingin segera masuk ke dalam rumah tersebut. Mayang sudah tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya lagi.Arjun tetap tenang meskipun ada sedikit ketegangan dalam dirinya akibat kesulitan membuka gerbang tersebut. Ia tidak ingin mengecewakan Mayang atau merusak momen in
Read more

Bab 44. Pemilik harta sesungguhnya

"Tidak bisa!!! Aku tidak setuju!" berontak Sita menatap tajam ke arah Arjun. Wajahnya memancarkan kemarahan yang begitu kuat, membuat udara di sekitarnya terasa tegang. Dia merasa sangat tidak setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Arjun."Kenapa kau tidak setuju, Sayang? Bukankah Mayang juga istriku juga?" jawab Arjun dengan nada sedikit lembut namun penuh pertanyaan. Dia mencoba untuk mengerti dan mencari pemahaman dari sudut pandang Sita.Sita menghela nafas panjang, mencoba menenangkan diri sejenak sebelum menjawab pertanyaan Arjun. "Kau benar bahwa Mayang adalah istrimu juga," ucap Sita dengan suara yang lembut namun tetap tegas. Matanya memandang lurus ke mata Arjun, mencoba menyampaikan keyakinannya pada kata-kata tersebut. "Namun itu bukan alasan bagimu untuk mengijinkannya tinggal disini."Arjun terdiam sesaat mendengar penjelasan Sita. Wajahnya tampak tegang dan penuh dengan emosi yang sulit ditahan-tahan lagi. Dalam hatinya, ia merasa marah dan kecewa atas apa yang
Read more

45. Kamar utama

"Sita, malam ini saja kau ijinkan Mayang untuk tinggal di sini. Aku janji besok akan aku carikan tempat tinggal yang layak untuknya," pinta Arjun dengan penuh iba kepada Sita. Matanya memancarkan kelembutan dan rasa sayang yang mendalam saat ia berbicara. Sita merasa terpukul oleh permohonan Arjun. Meskipun dia sangat membenci Mayang dan Arjun, hatinya tidak bisa menolak ketulusan dalam suaranya. Dia tahu bahwa meski mereka telah menyakitinya begitu banyak, cinta yang pernah ada di antara mereka masih tersimpan dalam lubuk hatinya. Dengan ragu-ragu, Sita akhirnya menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuannya. Ia tidak ingin melihat Mayang tidur di rumah sempit kontrakannya. Arjun merasakan lega ketika Sita setuju dengan permohonannya. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir baginya untuk memperbaiki segalanya dan membuktikan bahwa dia bisa menjadi lebih baik bagi mereka berdua. Malam itu, s
Read more

46. Rencana berikutnya

"Mas kau dari mana?" tanya Mayang dengan wajah polos, berusaha menyembunyikan kegembiraan yang meluap-luap dalam hatinya. Dia tidak ingin terlalu cepat menunjukkan betapa senangnya dia mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama Arjun.Arjun tersenyum lembut pada Mayang dan menjawab, "Aku berasal dari desa kecil di pinggiran kota ini. Tapi sekarang aku tinggal di sini untuk bekerja."Mayang merasa semakin bahagia mendengar jawaban Arjun. Dia tidak bisa menahan rasa gugup dan cemas karena bertemu dengan pria yang begitu tampan seperti Arjun. Namun, dia mencoba tetap tenang agar tidak memperlihatkan perasaannya yang terlalu jelas."Mayang, sebaiknya kita istirahat. Hari sudah malam," ajak Arjun sambil mengusap lembut rambut Mayang.Mayang kemudian protes tentang kondisi kamar tersebut. "Mas, bukankah sudah aku bilang sebelumnya? Kamar ini banyak debunya! Aku tak bisa tidur nyenyak jika ada debu-debu di sekitarku."Wajah murung pun kembali menghinggapinya setelah sempat meras
Read more

47. Siapa yang membuang burung ini!!'

"Kak, kau mau kemana dengan pakaian serapi itu?" tanya Mayang ketika mendapati Sita memakai setelan blazer coklat muda, dengan rambut kuncir kudanya duduk di meja makan dan mengolesi selai pada rotinya. Mayang terlihat bingung melihat penampilan kakaknya yang begitu formal."Aku akan menggantikanmu di perusahaan, Mayang," jawabnya singkat sambil menatap tajam ke arah Mayang. Sita terlihat sangat serius dalam menjawab pertanyaan adiknya tersebut.Arjun dan Mayang sangat terkejut dengan keputusan Sita. Mereka tidak pernah menduga bahwa Sita akan mengambil langkah sebesar ini. Sejak awal, Arjun dan Mayang mempercayai Sita sebagai saudara mereka yang baik hati dan setia. Namun, semua itu berubah ketika Sita menguasai uang mereka."Sita! Setelah kau menguasai uang kita, rumah itu apakah sekarang kau juga berpikir akan mengambil alih perusahaan kita juga?" tanya Arjun dengan wajah yang amat kesal dan penuh emosi. Rasa marahnya begitu besar sehingga ia hampir tidak bisa menahan diri untuk ti
Read more

48. Terbongkar sudah siapa Mayang

Mayang merasa sangat gusar dengan keputusan Sita. Hatinya terasa berkecamuk dan emosinya meluap begitu hebat sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan kemarahannya. Dalam keadaan yang penuh amarah, Mayang memutuskan untuk membuat kamarnya menjadi berantakan sebagai bentuk ekspresi dari perasaannya yang kacau."Aarg!!! Kenapa jadi seperti ini sih?" pekik Mayang dengan suara yang keras dan tajam, mencerminkan betapa frustasinya dia pada situasi ini. Dia merasa bahwa segala sesuatunya telah berubah menjadi kacau balau tanpa alasan yang jelas.Tidak lama setelah itu, ibu Sita datang mendatangi kamar Mayang dengan wajahnya yang nyinyir. Ia tampak marah dan kesal atas sikap putri angkatnya tersebut. Tanpa basa-basi lagi, Yuni langsung menyampaikan pertanyaannya kepada Mayang."Kenapa? Kau pikir jika menikahi Arjun kau akan membuat Sita hancur, seperti itu?" ujar ibu Sita dengan nada sinis di dalam kalimatnya. Ia ingin tahu apa sebenarnya alasan di balik keputusan anaknya terse
Read more

Bab 49 Awal pembalasan

"Mas besok kau datang ya? Hari ini adalah launcing kantor baruku bersama dengan Anand," kata Sita sambil tersenyum lebar saat makan malam bersama dengan keluarganya. Wajahnya berbinar-binar karena kegembiraan yang tak terbendung.Arjun, yang duduk di sebelahnya, menatap Sita dengan tatapan dingin. Ia tampak serius dan sedikit tegang. "Tidak! Aku besok mau cek lokasi pembangunan perumahan sampai malam," jawab Arjun tanpa ekspresi emosi apapun.Sita merasa kecewa mendengar jawaban Arjun. Hatinya hancur berkeping-keping karena harapannya untuk bisa menghadiri acara penting tersebut pupus begitu saja. "Oh, sayang sekali," ujar Sita dengan suara lirih, wajahnya terlihat sedih dan penuh rasa penyesalan.Malam itu, suasana di meja makan menjadi hening setelah percakapan singkat mereka tadi. Keluarga mereka saling bertatapan dalam kesedihan yang sama-sama dirasakan oleh semua orang di ruangan itu.Namun, meskipun hati Sita terluka akibat keputusan Arjun untuk tidak hadir pada acara penting te
Read more

Kejutan di pesta

"Sita, kamu mau kemana?" tanya Arjun kepada Sita saat mereka baru saja sampai di kantor baru Sita. Wajahnya penuh kekhawatiran karena melihat langkah terburu-buru yang dilakukan oleh Sita. Dia merasa ada sesuatu yang penting harus dikerjakan."Maaf, Mas. Ada yang harus aku kerjakan di dalam," jawab Sita dengan suara terengah-engah. Tatapan matanya penuh ketegangan dan raut wajahnya tampak gelisah.Segera setelah itu, tanpa menunggu reaksi dari Arjun, Sita langsung bergegas masuk ke dalam gedung kantor tersebut. Kakinya masih belum sepenuhnya keluar dari mobil bersama dengan Arjun dan Mayang ketika dia sudah memasuki pintu gerbang kantor.Arjun merasa heran dengan sikap buru-buru yang ditunjukkan oleh Sita. Hatinya ingin mengejar dan mencari tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi, namun Mayang mencegahnya untuk melakukannya. Dengan lembut ia menyentuh lengan Arjun sambil berkata, "Biarkanlah dia pergi sendiri, sayang."Arjun mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya apa maksud dari perkat
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status