Home / Pernikahan / ISTRI SAH PEWARIS HARTA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of ISTRI SAH PEWARIS HARTA: Chapter 31 - Chapter 40

98 Chapters

31. Kelicikan Mayang

Arjun melihat ekspresi wajah Mayang yang tampak begitu tidak nyaman. Hatinya pun luluh saat melihat wanita itu sedemikian rapuh dalam kondisi hamil seperti ini. Ia merasa bertanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan ibu dan anak yang ada di dalam rahim Mayang. "Mayang, kamu kenapa?" tanya Arjun dengan nada lembut sambil mendekati Mayang untuk memberikan dukungan fisik pada wanita itu. "Kamu harus istirahat sejenak." Sementara itu, Sita mulai menyadari bahwa dirinya dan Arjun tengah dipermainkan oleh ulah licik Mayang. Ia terus memandang tajam ke arah Mayang yang terlihat tersenyum tipis. "Jangan-jangan kamu hanya berpura-pura," desis Sita memandang ketus kearah Mayang. Arjun tersentak kaget dengan tuduhan Sita, tapi kemudian dia kembali fokus pada keselamatan Mayang dan calon anak mereka. Ia membawa Mayang menuju tempat tidur dan membantunya untuk beristirahat. Sita mengikuti mereka dengan menggeret kopernya ke dalam kamarnya. "Mas, Mayang tidak bisa tidur di ranjang kita!" prot
Read more

32. Pernikahan yang menyayat hati

Mayang berdiri di depan kaca berputar-putar, merasa takjub pada kecantikannya sendiri. Hari ini adalah hari yang istimewa baginya, hari di mana dirinya sejak lama menantikan momen seperti ini. Mayang telah menyiapkan dirinya dengan sangat teliti. Dia memakai kebaya akad yang indah dan make up yang cantik.Dengan penuh ejekan, Mayang bertanya kepada kakak angkatnya, "Kak, bagaimana penampilanku?"Sita hanya memandang sinis ke arah Mayang. Hatinya terasa sangat sakit ketika melihat adiknya begitu percaya diri dan bahagia dengan penampilannya saat ini. Bagaimanapun juga, Sita tidak bisa menerima Mayang sebagai madunya begitu saja."Aku datang ke kamar ini hanya ingin bilang kalau kau harus ke altar pernikahan sekarang!" ucap Sita dengan nada agak dingin.Tanpa berkata apa-apa lagi, Sita berbalik hendak meninggalkan Mayang sendirian di kamarnya. Hati Mayang tampak sangat bahagia melihat Sita menahan rasa sakit di ulu hatinya.Dua pengiring Mayang, yaitu teman-teman kantornya, berjalan men
Read more

33. Sita kembali pulang

"Sita, kenapa kau menyaksikan pernikahan mereka?" tanya Anand, kemudian dia melepaskan genggamannya perlahan-lahan saat melihat bahwa Sita sudah bisa berdiri dengan mantap sendiri meskipun wajahnya masih pucat pasi.  Anand ingin memberikan dukungan kepada Sita namun ragu-ragu apakah kata-kata akan mampu menyembuhkan luka emosional yang sedang dialami oleh wanita itu. "Anand, antarkan aku ke hotel. Aku akan kembali ke ibu kota sekarang juga," pinta Sita dengan nada yang lemah. Anand, seorang pria yang tegap dan berwibawa, mengangguk dengan tegas sebagai tanggapan atas permintaan Sita. Dia bisa merasakan kelemahan dalam nada suara Sita saat itu. Anand tidak bisa menolaknya karena dia merasakan betapa besar beban yang ditanggung oleh Sita. Tatapan Anand terus tertuju pada wajah depresi Sita. Matanya tak henti-hentinya menatap wanita itu dengan perasaan khawatir yang mendalam. Ia tidak dapat membaya
Read more

Bab 34 Cerita Sita

Sita memeluk erat Yuni, dia meneteskan air matanya di pundak orang yang saat ini menjadi satu-satunya orang yang paling berarti dalam hidupnya. Yuni merasakan betapa hancurnya hati Sita saat itu, tapi dia tidak mengerti mengapa putrinya sampai sehancur ini."Hey, kau kenapa? Bukankah kau menyusul Arjun untuk memberi pelajaran kepada mereka berdua?" tanya Yuni kepada putrinya dengan melepaskan pelukannya dan memegang pundak Sita.Sita terisak mencoba untuk menjelaskan apa yang telah terjadi disana. Yuni mengajaknya untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Dia mencoba untuk menenangkan putrinya dengan memberinya segelas air putih.Sita tak kuasa lagi untuk kembali memeluk ibunya untuk melepaskan semua bebannya."Sayang, coba kau tenangkan dirimu dulu, lalu ceritakan perlahan-lahan," pinta Yuni mengusap punggungnya perlahan."Bu, Arjun menikahi Mayang," tuturnya dengan terisak dan sesenggukan.Yuni merasa seperti dunia seketika runtuh di hadapannya. Dia tidak pernah menduga bahwa hal se
Read more

Bab 35

35Malam itu, Sita sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Dia terus kepikiran tentang Arjun. Pikirannya melayang ke masa-masa indah yang pernah mereka lewati bersama. Mereka telah menikah selama bertahun-tahun dan berbagi banyak kenangan manis bersama.Sita merasakan kekosongan dalam hatinya sejak Dia mengetahui perselingkuhan Arjun dan Mayang. Hatinya hancur ketika mendengar kabar tersebut. Ia mencoba untuk bahagia bagi Arjun, tetapi sulit baginya untuk melupakan semua momen indah yang mereka habiskan bersama."Malam ini, kau pasti sangat bahagia, Mas," gumam Sita pelan sambil menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Air mata mulai mengalir di pipinya saat ia membayangkan betapa bahagianya Arjun saat ini sedang merayakan malam pernikahan dengan Mayang.Namun, Sita cepat-cepat menghapus air matanya ketika pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Yuni, ibunya datang masuk dengan wajah penuh perhatian."Kau masih belum tidur, Sayang?" tanya Yuni dengan nada khawatir sambil mendekati temp
Read more

Bab 36. Siapakah Anand

"Anand adalah seseorang yang sangat istimewa bagi kita, Sayang," jawab Yuni perlahan. Sita semakin penasaran mendengar jawaban singkat tersebut. Ia ingin tahu lebih banyak tentang sosok Anand dan kenapa ibunya sangat percaya sekali dengan Anand.  "Dia adalah putra dari sahabat lamaku dan juga mendiang ayahmu," lanjut Yuni menjelaskan. Sita kini semakin bingung. "Kenapa aku tidak pernah tahu tentang dia? Kenapa ibu mengenalkan dia sebagai detektif kepada Sita?" desak Sita dengan raut wajah penuh kebingungan.  "Ibu juga baru bertemu dengannya saat ulang tahun pernikahanmu tahun lalu dan sejak saat itu menjadi dekat seperti keluarga sendiri." Sita merasa hatinya berdesir kencang. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya selama ini dan ia ingin tahu apa itu. "Oh jadi itu alasannya, kenapa ibu sangat mempercayai dia menjaga Sita?"
Read more

Bab 37. Pelajaran Sita untuk Mayang

37CS itu tersenyum lembut melihat ekspresi wajah Sita. Ia kemudian menjawab dengan penuh keyakinan, "Tentu saja bisa Bu! Kami menyediakan layanan pengalihan tabungan bersama ke rekening pribadi. Namun, ada beberapa prosedur yang perlu Anda ikuti. Saya akan menjelaskan secara detail langkah-langkahnya."Sita merasa lega mendengar jawaban dari CS tersebut. Ia merasa yakin bahwa urusannya akan segera terselesaikan dengan bantuan CS yang profesional ini. Mereka pun mulai membahas prosedur dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengalihkan tabungan bersama ke rekening pribadi.Dengan senyum ramah di wajahnya, CS menatap Sita dengan tatapan percaya diri yang memancarkan rasa profesionalisme dalam setiap kata-katanya. Dalam hatinya, ia berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan seperti Sita."Baiklah Bu," ucap CS sambil mengangguk ringan. "Pertama-tama, Anda perlu mengisi formulir pengalihan tabungan bersama ke rekening pribadi kami. For
Read more

Bab 38. Mayang Malu besar

Mayang mencoba untuk tetap tenang dan meminta penjelasan lebih lanjut kepada sang kasir. Namun, jawaban dari sang kasir membuatnya semakin terkejut."Maaf, tapi kami tidak bisa menerima kartu ini karena sudah melewati masa berlakunya," jelas sang kasir dengan nada ramahnya.Mayang seketika merasa sangat geram dan malu. Dia merasa seperti semua orang di toko sedang menatapnya dengan pandangan penuh hinaan. Hatinya berdegup kencang saat dia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan yang besar dengan membawa kartu tersebut tanpa memeriksa tanggal kadaluwarsanya terlebih dahulu.Dalam kebingungannya, Mayang mengambil telepon genggamnya dan langsung menghubungi Arjun, sahabat baiknya yang juga bekerja di dekat sana. "Arjun, aku butuh bantuanmu! Tolong datangi aku segera di meja kasir!" ucap Mayang panik melalui telepon.Arjun yang mendengar suara panik Mayang segera memberikan respons cepat. "Tenangkan dirimu, Mayang! Aku akan segera datang," kata Arjun dengan suara lembut namun tegas.
Read more

Bab 39. Ketegasan Sita

"Bagaimana kalau yang ini?" Arjun mengeluarkan kartu debit yang lainnya kepada kasir toko branded tersebut karena dia masih ada lagi satu kartu debit yang masih tersisa.Dengan hati-hati, kasir itu menerima kartu dari Arjun dan memasukkannya ke dalam mesin pembayaran. Namun, sekali lagi, hasilnya sama: transaksi ditolak. Mayang merasa semakin malu dengan situasi ini dan menatap Arjun dengan kesal.Akhirnya Arjun mengajak Mayang untuk keluar dari toko tersebut dan tidak jadi membawa pulang semua belanjaannya. Mayang tampak sangat kecewa dengan sikap Arjun yang sama sekali tidak bisa membayar semua barang belanjaannya."Mas kau ini sengaja ya mau buat aku malu?" tanya Mayang dengan raut kekecewaan yang jelas terlihat di wajahnya. Ia merasa seperti menjadi bahan olok-olok di depan orang banyak.Arjun terlihat bingung dan cemas melihat reaksi Mayang. Ia tidak pernah bermaksud membuat Mayang merasa malu atau tidak nyaman dalam situasi apapun. "Mayang, aku bena
Read more

Bab 40. Perdebatan Arjun dan Sita

"Sita, apakah tagihan ini benar adanya?" tanya Arjun saat dia menutup panggilannya dengan Mayang. Sita merasa hatinya teriris saat Arjun mulai meragukan kejujurannya. Dia tidak pernah berpikir bahwa suaminya akan mempertanyakan tagihan kartu kredit mereka. Rasa kecewa dan kesal melanda dirinya, membuat Sita tak bisa menahan emosinya. "Mas, apa gunanya aku memalsukan tagihan kartu kredit kita? Apa yang ada dalam pikiranmu?" tanya Sita dengan nada tinggi, sambil menatap tajam suaminya. Arjun terdiam sejenak, menyadari betapa kata-katanya telah melukai hati Sita. Ia mencoba menjelaskan alasan keraguannya, "Maafkan aku, Sayang. Aku hanya takut kau telah menghalalkan segala cara untuk memuluskan niatmu untuk menguasai harta yang telah kita kumpulkan bersama,"  Penjelasan Arjun semakin membuat Sita sangat kecewa dan murka. Hatinya sangat terluka karena sang suami telah meragukan integritasnya sebagai
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status